Jaylen Brown: Jagoan Celtics Pengajar Kelas Robot dan Ditawari Magang di NASA

Kredit foto: Instagram @fchwpo
Jaylen Brown merupakan salah satu pilar Boston Celtics musim ini bersama Jayson Tatum, Jrue Holiday, dan Derrick White.

Boston Celtics sedang berlaga di final NBA tahun ini. Jaylen Brown jadi salah satu tulang punggung tim. Seorang pemain spesial yang jenius di lapangan dan di dalam kelas.

Seorang atlet dalam olahraga permainan kerap dicap pintar ketika ia memiliki kemampuan yang apik, baik dalam menampilkan operan berkualitas, punya visi, sanggup mencetak poin dengan skill tinggi atau semacamnya. Brown berbeda. Dia benar-benar cerdas dalam pengertian tajam pikiran.

Bukan berarti Brown adalah pemain medioker. Kemahiran Brown dalam lapangan basket sudah dipertontonkan sejak masa sekolah tingkat atas, kuliah, dan masuk NBA dengan jersey Celtics sejak 2016.

Pemain yang bisa bermain sebagai shooting guard atau small forward ini turut membawa Celtics berkibar di East Conference NBA dalam beberapa tahun terakhir, meski selalu gagal dalam percobaan membawa pulang cincin juara.

Tanpa gelar NBA atau emas Olimpiade, Brown tetap sosok istimewa. Saat baru masuk NBA delapan tahun silam, Brown disebut ‘terlalu pintar’ untuk menjadi atlet bola basket profesional.

Seberapa pintar Brown? Untuk mengetahuinya kita harus keluar dari gemerlap lampu sorot NBA.

Pemain yang ikut kontes nombok alias dunk contest pada NBA All Star 2024 ini adalah anak pintar dengan kemampuan olahraga yang baik. Di Wheeler High School, Brown adalah juara kelas sekaligus bintang lapangan. Poin yang dicetak di lapangan sama baiknya dengan poin di dalam rapor.

Kredit foto: Instagram @fchwpo
Jaylen Brown sudah tiga kali terpilih masuk ke dalam skuad NBA All Star tepatnya pada 2021, 2023, dan 2024.

Kecemerlangan di arena basket membuat banyak universitas dengan tim basket kenamaan membidiknya. North Carolina, Kansas, dan Kentucky menaruh harapan bisa mendatangkan sosok penggemar Lionel Messi tersebut.

Keputusan diambil, Brown memilih masuk  University of California, Berkeley, dan membela tim basket dari kampus tersebut yang bernama Golden Bears.

“Pendidikan adalah hal yang penting bagi saya dan keluarga saya. Cal Berkeley ada di daftar teratas saya. Saat saya mengunjunginya, saya merasa pas dengan universitas itu,” tuturnya mengenai alasan bergabung ke Berkeley yang tim basketnya sudah tidak berlaga di NCAA sejak 2013.

Orang-orang di sekitarnya ketika itu terpesona dengan persona Brown. Dosen, rekan, dan pelatih di Berkeley, memandang Brown sebagai anak muda dengan pikiran terbuka, wawasan luas, dewasa, bahkan cenderung berbeda jika dibanding dengan anak-anak kuliahan yang juga aktif di olahraga.

Brown yang mengambil jurusan Cultural Studies of Sport in Education juga ikut klub catur, belajar bahasa Spanyol dan kemudian menguasainya, serta mempelajari filsafat, meditasi, juga sejarah. Brown juga mengambil kelas pascasarjana ketika masih berstatus mahasiswa baru.

Brown begitu peduli tentang pendidikan. Tak heran bila Brown berceramah tentang pentingnya pendidikan di universitas top macam Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) sejak hari-hari awal menjalani karier di NBA.

Kredit foto: Boston Herald
Di luar lapangan, Jaylen Brown dikenal sebagai pengajar di beberapa kampus ternama seperti Harvard dan MIT.

Pemilik medali emas Kejuaraan FIBA U-18 itu menjadi dosen tamu termuda di Harvard. Sementara di MIT, Brown menjadi fellow atau rekanan.

Pria yang memilih pola makan vegetarian itu juga pernah menjadi wakil Asosiasi Pemain NBA termuda dalam sejarah ketika menjabat posisi tersebut pada 2016 atau ketika masih berusia 22 tahun.

Saat memasuki musim liburan NBA, Brown tak berleha-leha menikmati gaji dengan berlibur di atas yacht mewah atau keluar masuk kelab.

Alih-alih menghamburkan uang kontrak lima tahun dari Celtics sebesar 304 juta dolar Amerika, saat tak bermain basket Brown malah sibuk memberi edukasi kepada orang-orang kulit hitam di Boston mengenai keuangan. Kepedulian Brown soal keadilan sosial juga menjadi buah bibir di kota berjuluk Beantown itu.

Bahkan saat Celtics sedang merampungkan finalisasi kontrak yang menembus angka Rp4,9 triliun dan memecahkan rekor NBA itu, Brown disebut sedang mengajari siswa robotik di MIT.

Kredit foto: USA Today
Jaylen Brown sangat peduli terhadap isu pendidikan dan sosial, serta kerap jadi penceramah di beberapa kampus di Amerika Serikat.

Brown juga pernah mendapat tawaran program magang di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Dengan sederet aktualisasi diri di bidang akademis, Brown jelas bukan pemain basket biasa.

Akan menjadi sangat luar biasa ketika Brown bisa meraih gelar juara NBA seperti yang sedang ia usahakan pada tahun ini.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.