Berasa formal banget….
Biasanya selalu pakai kaos sports,
But happy and grateful
Kata Ni Nengah Widiasih, atlet para powerlifting Indonesia, sambil tertawa bahagia, sesaat setelah diambil sumpahnya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seperti juga lifter Eko Yulia Irawan, pesilat Hanifan Yudani Kusuma dan perenang Jendi Pangaben. Mereka mengutarakan rasa bahagia dan bersyukur diangkat menjadi pegawai negeri dan memakai baju Korpri biru.
“Alhamdulillah suatu keberkahan dan kebanggaan. Bukan hasil akhir namun awal untuk barkarier dan berkarya pengabdian untuk nusa dan bangsa,”
Kalimat indah milik Hanifan. Seperti juga Jendi Pangabean, yang merasa senang dan bangga. “Paling gak, masa depan sudah terjamin,” tegas Jendi.
Perjuangan Ni Nengah Widiasih, Hanifan, Jendi dan Eko bertahun-tahun, yang tak sia-sia. Ni Nengah atau Widi adalah peraih medali perak Paralympic Games Tokyo 2020, Hanifan dan istrinya, Pipiet Kamelia menyandingkan medali emas Asian Games Jakarta 2018, Eko Yuli peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 dan Jendi meraih prestasi emas di Asian Para Games 2018 dan ASEAN Games Solo 2022. Prestasi hebat mereka, yang akhirnya ditebus dengan apresiasi yang diberikan oleh pemerintah untuk menjamin masa depannnya.
“Semoga bisa berkontribusi membangun olahraga Indonesia. Kalau masih aktif sebagai atlet, ya tugasnya tetep berprestasi dan mengumandangkan Indonesia Raya di kompetisi internasional”
— EKO YULI IRAWAN, Peraih Medali Untuk Empat Olimpiade —
“Kalian tahu ada Eko dari angkat besi, kemudian Ni Nengah powerlifting, Ini menunjukkan bahwa pemerintah khususnya Pak Presiden Joko Wododo sungguh-sungguh memberi tempat kepada para atlet yang berprestasi. Bagi atlet yang berprestasi di tingkat dunia, di tingkat Asia, dan di tingkat Asia Tenggara itu pasti ada perhatian”
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, ketika melakukan pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS) formasi olahragawan berprestasi di lingkungan Kemenpora Rabu (10/8) siang, di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, kepada 136 atlet non difabel dan 57 atlet difabel.
Menpora dalam kesempatan itu, juga menjelaskan tidak ada paksaan bagi atlet untuk bekerja di belakang meja seperti PNS pada umumnya.
“Bagi mereka yang ingin menjadi PNS, seperti yang sekarang ini, kita beri kesempatan. Tetapi kita tidak paksa. Tentu ada yang ingin misalnya berkarier di bidang lain setelah dia purna prestasi, kami silakan juga. Nah, mereka ini jangan dibayangkan seperti PNS pada umumnya, yang bekerjanya di belakang meja. Ini tidak. Sepanjang mereka masih bisa berprestasi, tetap kami beri kesempatan untuk mengejar mimpinya. Baik itu pelatih maupun atlet”
Zainudin Amali juga menegaskan para atlet dipersilakan memilih di mana mereka ingin berkarya. “Tidak harus berada di Kemenpora. Boleh di daerah mana pun. Kan ada beberapa banyak para atlet kita itu diminta oleh daerah. Kita kasih kalau dia lebih senang tinggal di daerah, maka kita beri kesempatan. Sangat fleksibel untuk karier mereka, karena mereka menjadi PNS ini adalah penghargaan negara. Negara menghargai prestasi mereka maka kita beri kesempatan untuk menjadi PNS, kecuali kalau tidak ingin”