5 Sifat Kepribadian yang Bantu Panjang Umur, Semua Bisa Dilatih dan Dilakukan

Seseorang yang memiliki banyak kepribadian yang baik dapat mencegah penyakit dan membantu berumur panjang. (Foto/Freepik)

LUDUS – Kepribadian seseorang terbentuk dari perpaduan pola unik antara pikiran, perasaan, dan perilaku, sehingga setiap individu memiliki sifat atau ciri yang berbeda.

Setiap orang memiliki ciri-ciri kepribadian yang dianggap “baik” misalnya optimisme dan sifat “buruk” seperti permusuhan.

Secara umum sifat kepribadian terkait erat dengan jiwa dan kesehatan mental, namun jarang yang tahu sifat kepribadian seseorang juga terkait dengan kesehatan fisik.

Penelitian menunjukkan seseorang yang memiliki lebih banyak ciri-ciri kepribadian yang baik dapat mencegah penyakit dan membantu berumur panjang.

Sebaliknya, individu dengan lebih banyak ciri-ciri kepribadian buruk cenderung memiliki gaya hidup yang kurang sehat dan lebih banyak stres, yang berkontribusi pada perkembangan penyakit.

Kabar baiknya, penelitian menunjukkan bahwa kepribadian itu fleksibel dan dapat berubah sepanjang hidup. Jadi untuk membantu panjang umur, Anda dapat mengenali dan melatih sifat baik untuk membantu kesehatan dan panjang umur.

Berikut 5 sifat baik yang dapat membantu kesehatan dan panjang umur dirangkum dari laman Health Digest, Jumat (25/4/2025)

1. Optimisme

Optimisme. (Foto/Freepik)

Optimisme adalah pandangan hidup yang positif yang menurut penelitian memiliki pengaruh kuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Sebuah studi tahun 2019 yang melibatkan lebih dari 70.000 peserta menemukan bahwa orang dengan optimisme tinggi cenderung menjalani hidup yang lebih sehat dan memiliki kemungkinan besar mencapai usia 85 tahun atau lebih.

Alasan di balik hasil ini tidak jelas, tetapi para peneliti berpendapat bahwa hal ini merupakan kombinasi dari aspek biologis dan perilaku. Orang yang optimis memiliki tingkat peradangan yang lebih rendah, dan profil kolesterol yang lebih sehat.

Mereka juga cenderung memiliki kebiasaan yang lebih sehat seperti aktivitas fisik yang teratur, nutrisi yang seimbang, serta menjauhi rokok dan alkohol. Optimisme membentuk sikap tangguh dan cenderung memiliki tingkat stres rendah sehingga membantu mengatasi penyakit dan pemulihan lebih baik.

Perubahan lingkungan dan struktur sosial dapat memengaruhi tingkat optimisme, tetapi orang dapat belajar untuk menumbuhkan optimisme secara mandiri. Misalnya dengan mencari peluang dalam situasi yang menantang, memilih aktivitas yang sehat, dan banyak bersyukur.

Baca juga: 5 Hal Kecil yang Dapat Membantu Panjang Umur, Jangan Anggap Sepele Bersosialisasi

2. Kehati-hatian

Kehati-hatian. (Foto/Freepik)

Kehati-hatian adalah sifat kepribadian yang dicirikan oleh seseorang yang bersikap terorganisasi, bertanggung jawab, dan tekun. Orang dengan tingkat kehati-hatian tinggi biasanya lebih teliti dan dapat diandalkan serta memiliki tanggung jawab yang kuat.

Penelitian menunjukkan orang dengan kehati-hatian juga memiliki kesehatan yang lebih baik dan hidup lebih lama. Mereka menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan.

Orang yang berhati-hati cenderung membuat pilihan gaya hidup yang lebih sehat, seperti olahraga teratur, nutrisi yang seimbang. Mereka juga cenderung lebih proaktif dalam hal perawatan kesehatan.

Ketelitian juga menghasilkan otak yang lebih sehat, meningkatkan fungsi kognitif, dan menurunkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Untuk menjadi lebih teliti, fokuslah pada penetapan tujuan yang jelas, membangun rutinitas, dan memprioritaskan pengorganisasian dalam tugas harian.

Baca juga: 8 Manfaat Puasa bagi Kesehatan, Salah Satunya Bikin Panjang Umur

3. Ekstrovert

Ekstrovert. (Foto/Pixabay)

Sifat ekstrovert cenderung berkembang dalam lingkungan sosial dan memperoleh energi dari interaksi. Di sisi lain, introvert menemukan penyembuhan di lingkungan yang lebih tenang.

Tidak ada yang lebih baik antara ekstrovert dan introvert, tetapi beberapa bukti menunjukkan menjadi ekstrovert dapat membuat lebih sehat. Satu studi menemukan orang yang suka bersosialisasi dan beraktivitas memiliki kadar molekul inflamasi yang lebih rendah.

Ekstrovert cenderung lebih aktif, dan gaya hidup aktif telah terbukti mengurangi peradangan, stres, dan risiko penyakit. Kesehatan mental yang lebih baik juga dapat berperan, karena para ilmuwan telah menghubungkan ekstrovert dengan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi (Scientific American).

Kesehatan mental memiliki pengaruh besar pada kesehatan fisik, misalnya depresi meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes. Meskipun Anda tidak ingin keluar dan bersosialisasi sepanjang waktu, jalinlah hubungan dengan teman dekat dan keluarga. Selain itu, cobalah untuk tetap aktif dengan berjalan kaki.

Baca juga: 8 Buah dengan Kandungan Magnesium Tinggi, Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan

4. Terbuka Terhadap Pengalaman Baru

Terbuka dengan hal baru. (Foto/Businessthink)

Keterbukaan terhadap pengalaman baru adalah sifat kepribadian yang dicirikan oleh rasa keingintahuan dan kemauan untuk mengeksplorasi ide-ide atau sesuatu yang baru. Orang-orang dengan sifat ini mau menerima perubahan, memiliki minat yang luas, serta memiliki pandangan kreatif dan imajinatif terhadap dunia.

Mereka juga memiliki kesehatan yang lebih baik, karena sifat keterbukaan terkait dengan kesejahteraan dan kebahagiaan. Orang yang lebih bahagia cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan lebih mampu mengatasi stres karena memiliki pandangan positif terhadap kehidupan.

Keduanya memiliki efek signifikan pada kesehatan fisik dan perlindungan terhadap penyakit. Satu studi menemukan bahwa orang yang lebih terbuka memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit dan kematian dari semua penyebab.

Anda dapat mengembangkan sikap terbuka dengan melibatkan diri pada pengalaman baru, pelajari keterampilan atau hobi baru. Setiap kali mencoba sesuatu yang baru, cakrawala Anda meluas dan pikiran terbuka.

Baca juga: 5 Manfaat Ikut Latihan MMA untuk Remaja, Membentuk Pribadi Berkarakter Tangguh

5. Keramahan

Keramahan. (Foto/Topcarier)

Keramahan tidak hanya berarti mengatakan setuju untuk semua hal. Sebaliknya, sifat ramah kecenderungan untuk menumbuhkan keharmonisan dengan bersikap kooperatif, penuh kasih sayang, dan perhatian dengan orang lain.

Orang dengan tingkat keramahan yang tinggi cenderung lebih menghargai hubungan interpersonal, dan lebih berempati dengan orang di sekitar. Mereka lebih mampu menciptakan dan memelihara hubungan sosial, berkontribusi pada lingkungan yang berdampak positif untuk kesejahteraan.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang ramah cenderung tidak terlibat dalam perilaku yang tidak sehat dan berbahaya, seperti aktivitas seksual yang berisiko. Mereka cenderung terlibat dalam perilaku sehat seperti olahraga teratur dan makan sehat.

Orang yang memiliki keramahan juga cenderung mengatasi stres dengan cara positif, bukan menyalahgunakan zat atau obat. Jika Anda merasa belum memiliki keramahan, Anda dapat melatihnya.

Baca juga: Ini 9 Olahraga Simpel yang Efektif Membantu Menurunkan Bobot Badan

Tetapkan tujuan-tujuan kecil dan capailah satu per satu. Misalnya, berusahalah untuk menunjukkan lebih banyak rasa kasih atau mendengarkan dengan lebih saksama. Hindari keinginan berdebat tanpa alasan yang jelas. (*)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.