LUDUS – AC Milan menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih baru menggantikan Paulo Fonseca yang dinilai gagal mengangkat prestasi tim berjuluk I Rossonerro. Pelatih asal Portugal ini optimistis mampu membawa AC Milan ke papan atas musim ini.
Sergio Conceicao dalam wawancara resminya mengatakan bahwa dirinya akan membenahi organisasi permainan tim. “Fokus saya adalah membantu para pemain memahami peran mereka, baik secara individu maupun sebagai tim,” katanya, Rabu (1/1/2024).
AC Milan terlempar dari lima besar klasemen sementara Serie A dan masih berada di posisi ke-8 dari 18 laga. I Rossonerro itu berjarak 14 poin dari Atalanta yang berada di puncak klasemen.
Baca juga:
AC Milan dan Inter Milan Kompak Gagal Menang di Pekan Perdana
Conceicao menekankan pentingnya mentalitas tangguh untuk menghadapi berbagai tantangan. “Organisasi yang baik, mentalitas yang kuat, dan kemampuan pemain adalah kunci kesuksesan kami,” ujarnya.
Conceicao diharapkan mampu memperbaiki penampilan AC Milan agar bisa bersaing dengan klub-klub papan atas, seperti Atalanta, Napoli, Inter Milan, dan Lazio. Atalanta cukup konsisten bersama Gian Piero Gasperini. La Dea bahkan menjadi kandidat scudetto musim ini bersama Napoli.
Begitu juga Napoli dengan Antonio Conte-nya. I Partenopei juga konsisten menjadi klub papan atas, meski Conte juga baru sebagai pelatih. Pesaing sekota AC Milan, yakni Inter Milan juga konsisten bersama Simone Inzaghi.
Si Biru-Hitam menjadi tim yang solid dan baru hanya sekali kalah sepanjang musim ini bergulir. Pencapaian AC Milan jika dibandingkan dengan tiga besar terbilang cukup jauh dari kata puas.
Baca juga:
Kisah Oscar 8 Tahun Berkarier di Liga Super China, Rela Tersingir dari Timnas Brasil Demi Keluarga
Conceicao dipilih manajemen AC Milan menggantikan Paulo Fonseca melihat rangkaian prestasi apik bersama FC Porto. Conceicao berhasil membawa klub tersebut menjuarai Primeira Liga sebanyak tiga kali pada 2017/18, 2019/20, dan 2021/22. Untuk prestasi individu, Conceicao merupakan pelatih terbaik Primeira pada tiga musim tersebut.
Data Transfermarkt, sebagian besar kesuksesan Conceicao diraih bersama FC Porto karena berada di sana selama tujuh tahun. Setiap manajer yang bertahan selama itu, tentu saja telah melakukan sesuatu yang benar.
Bersama Porto, dia juga berhasil mencapai fase gugur Liga Champions dalam lima dari tujuh musim, bahkan dua kali mencapai perempat final. Ditambah dengan tiga gelar liga, empat gelar piala, dan satu gelar Piala Super, bisa dipahami mengapa Milan memilihnya untuk menggantikan Fonseca.
FC Porto (2017-2024): 265 menang, 48 seri, 55 kalah – 2.29 poin per laga
FC Nantes (2016-2017): 13 menang, 5 seri, 8 kalah- 1.69 poin per laga
Vit. Guimarães (2015-2016): 8 menang, 10 seri, 13 kalah – 1.10 poin per laga
SC Braga (2014-2015): 24 menang, 9 seri, 12 kalah – 1.80 poin per laga
Coimbra (2013-2014): 13 menang, 11 seri, 15 kalah – 1.28 poin per laga
Olhanense (2012-2013): 10 menang, 13 seri, 11 kalah – 1.26 points per game
Conceicao juga kenyang pengalaman di Serie A sebagai pemain saat membela Lazio dan Inter. Pria Portugal berusia 50 tahun itu punya sederet gelar di Serie A, khususnya saat di Lazio.
Sergio Conceicao membantu Gli Aquilotti meraih scudetto Serie A pada 1999/00. Lalu juara Coppa Italia pada 1999/00 dan 2003/04, serta Supercoppa Italia pada 1998.
Sergio Conceicao juga membawa Lazio menjuarai Cup Winner’s Cup 1998/99 dan UEFA Super Cup 1999. Sederet prestasi mentereng itu membuat Sergio Conceicao diharapkan bisa memberikan prestasi bagi AC Milan. “Saya harus membuktikan diri dengan hasil, dan karena itulah kita semua harus bekerja keras,” ucapnya. (Gerry Putra)