Alex Pastoor dan Denny Landzaat Temani Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, Bagaimana Nasib Nova Arianto?

Denny Landzaat saat menjadi asisten pelatih di Willem II (Foto/Voetbalzone)

LUDUS – Alex Pastoor dan Denny Landzaat resmi merapat ke tim kepelatihan timnas Indonesia di bawah komando Patrick Kluivert. Bersamaan dengan itu, muncul teka-teki siapa pelatih lokal yang akan ikut bergabung ke staf kepelatihan skuad Garuda.

Diketahui sebelumnya, PSSI telah resmi mengumumkan Kluivert sebagai arsitek anyar timnas Indonesia. Dalam rilisnya, PSSI juga mengumumkan dua sosok asisten pelatih yang dibawa Kluivert.

“Saat melatih skuad Garuda, Kluivert akan dibantu sejumlah asisten pelatih dari Belanda seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat,” tulis laman resmi PSSI, Rabu (8/1/2025).

Terpisah, Kluivert menjelaskan alasan dirinya mengajak Pastoor dan Landzaat untuk ikut bertugas menangani Tim Merah Putih. Mantan bomber Barcelona dan AC Milan itu mengaku sudah akrab dengan Pastoor sejak menimba ilmu di kursus kepelatihan.

Baca juga: Shin Tae-yong Dipecat, Erick Thohir: Terima Kasih Coach

Selain itu, Kluivert juga mengaku kagum dengan tangan dingin Pastoor ketika menangani Almere City FC musim lalu. Sementara Landzaat merupakan teman dekat Kluivert saat masih berseragam Ajax Amsterdam semasa remaja.

“Di Almere City (Pastoor) menunjukkan keahlian di tangannya, dan Denny (Landzaat) adalah teman saya yang bermain sepak bola dengan saya di Ajax saat masih muda. Yang terpenting saya memiliki asisten yang baik dan setia,” kata Kluivert kepada De Telegraaf.

PSSI mengumumkan akan ada dua pelatih lokal yang akan turut mendampingi Kluivert. Hanya saja, belum dijelaskan siapa dua sosok pelatih lokal tersebut.

Nova Arianto masih menunggu arahan PSSI perihal nasibnya di kursi asisten pelatih timnas Indonesia. (Foto/Instagram/ @novaarianto30)

Ludus.id mencoba menghubungi Nova Arianto, asisten yang selama ini berada di sisi Shin Tae-yong. Namun yang bersangkutan mengatakan bahwa dirinya masih menunggu arahan PSSI.

“Saya masih menunggu arahan dari PSSI,” ujar mantan bek tengah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya ini.

Rekam Jejak Pastoor dan Landzaat

Alexander Anton Aiko Pastoor lahir di Amsterdam, Belanda pada 26 Oktober 1966. Meski belum pernah menangani tim raksasa, pencinta sepak bola di Negeri Kincir Angin sudah tak asing dengan namanya.

Pastoor sudah sering berseliweran di televisi Belanda sebagai analis. Tak hanya kompetisi domestik, Pastoor juga siaran di sejumlah pertandingan bergengsi seperti Liga Champions dan Liga Europa.

Kejeniusan Pastoor dalam membedah pertandingan sudah tidak perlu diragukan lagi. Pria berusia 58 tahun ini dipuji karena cara berkomunikasinya yang mampu menjabarkan ruwetnya taktik permainan ke dalam bahasa yang mudah dipahami khalayak.

Hal ini menghadirkan harapan segar bagi skuad timnas Indonesia. Pasalnya, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga menyatakan bahwa urusan perihal taktik permainan lebih dominan diserahkan kepada para asisten, sedangkan Kluivert hanyalah pengambil keputusan tertinggi.

Baca juga: Ini Prestasi Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia, PSSI Sudah Temukan Calon Penggantinya

“Kenapa di Eropa pelatih disebut manajer? ternyata ada pelatih taktiknya, jadi harus ada kepemimpinan, jadi pemain diaspora ini butuh pelatih yang mereka dengarkan,” kata Arya kepada awak media di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1).

“Didampingi asisten pelatih yang kuat secara teknik. Ada juga yang memiliki kemampuan teknik (selain kepemimpinan). Ini gaya Eropa. Akan beda jika dilihat di Indonesia yang statusnya hanya pelatih,” jelasnya menambahkan.

Sementara pada aspek kepelatihan, Pastoor memiliki rekam jejak yang terbilang lebih mentereng ketimbang Kluivert. Pastoor berpengalaman mengasah para pemain muda, tepatnya kala mengasuh tim AZ Alkmaar U-19 pada tahun 2001 dan Fenerbahce U-21 pada tahun 2005.

Pastoor juga sempat diberi kepercayaan menangani tim akademi raksasa Turki tersebut. Adapun di level senior, Pastoor sudah menangani berbagai macam tim, mulai dari AFC ’34 (2001-2005), Excelsior (2009-2011), NEC Nijmegen (2011-2013), Slavia Praha (2014), AZ Alkmaar (2014), Sparta Rotterdam (2015-2017), SCR Altach (2019-2021) hingga Almere City (2021-2024).

Alex Pastoor kerap diundang ke televisi Belanda untuk menjadi analis pertandingan. (Foto/Tangkapan Layar Youtube WNL)

Pastoor pernah membawa Sparta Rotterdam promosi ke kasta teratas dengan membawa tim tersebut menjuarai kasta kedua Liga Belanda pada musim 2015-2016. Terkini, Pastoor menyulap Almere City, yang merupakan tim gurem, menjadi tim yang diperhitungkan di Eredivisie musim lalu.

Serupa dengan Pastoor, Denny Landzaat juga mengawali karier kepelatihannya dengan menjadi arsitek tim kelompok usia AZ Alkmaar pada kurun tahun 2014 hingga 2016. Rekam jejak Landzaat tidak seharum Pastoor.

Pria kelahiran Amsterdam, 6 Mei 1976 ini lebih sering menjabat sebagai asisten pelatih. Hanya saja, Landzaat lebih kenyang pengalaman mengasuh tim-tim di luar Belanda, bahkan Eropa.

Landzaat pernah menjadi asisten pelatih di dua klub Arab Saudi, meliputi Al-Ittihad (2019-2020) dan Al-Taawoun (2022). Sementara di Benua Biru, Landzaat menjadi asisten di Feyenoord Rotterdam (2018-2019), Willem II (2021-2022), Lech Poznan (2022-2023), dan Ferencvaros (2024).

Ferencvaros merupakan tim terakhir yang ditangani Landzaat sebagai asisten pelatih. Mantan gelandang timnas Belanda ini mendampingi pelatih kepala, Endre Botka sejak musim panas hingga Desember 2024.

Bersama Landzaat, Ferencvaros menduduki peringkat kedua klasemen sementara Liga Hungaria musim ini. Ferencvaros juga kompetitif di Liga Europa 2024-2025 dengan menduduki peringkat 16 klasemen sementara.

Pastoor dan Landzaat akan tiba di Jakarta bersama Kluivert pada Sabtu (11/1). Kemudian ketiganya akan diperkenalkan ke publik keesokan harinya.

Laga timnas Indonesia kontra Australia di Sydney Football Stadium pada 20 Maret 2025 akan menjadi ujian pertama bagi mereka. Kemudian dilanjutkan dengan laga kandang menghadapi Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta lima hari setelahnya. (Ilham Sigit Pratama) 


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.