
Manchester is Red! Kalimat itu kembali menggema usai Manchester United keluar sebagai pemenang dalam derbi Manchester kontra Manchester City di Premier League 2024/25.
The Red Devils meraih kemenangan penting dalam lawatannya ke Etihad Stadium, markas Man City, Senin (16/12/24) dini hari WIB. MU menang dengan skor 2-1 atas tim tuan rumah.
Meski tampil di kandang, The Citizens tak sepenuhnya mengambil alih permainan, seperti yang biasanya mereka lakukan. Kondisi ini sedikit dipengaruhi kondisi sejumlah pemain yang baru pulih dari cedera, seperti Kevin De Bruyne dan Jeremy Doku.
Terlihat dari statistik umum, tak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua tm. Man City unggul secara penguasaan bola dengan total 52 persen, melakukan 663 sentuhan, dan 498 operan.
Baca juga:
Kartu As Arsenal Sukses Bungkam Manchester United
Sementara, MU meraih 48 persen penguasaan bola, 643 sentuhan, dan 468 operan. Dalam jumlah tembakan, kedua tim sama-sama melakukan 10 tembakan yang tiga di antaranya on target.
Kendati demikian, anak-anak asuh Pep Guardiola tetap mampu unggul lebih dulu di laga ini berkat gol Josko Gvardiol pada menit ke-36. Keunggulan itu bertahan sampai dua menit jelang waktu normal berakhir.
Di rentang waktu itulah, mimpi buruk The Citizens dimulai. Diawali kesalahan Matheus Nunes yang mengirim backpass ke Ederson yang mampu dipotong Amad Diallo.
Nunes yang seakan ingin membayar kesalahan malah melaju kencang ke arah Diallo dan menabraknya. Wasit pun tak ragu untuk menunjuk tiitk putih.
Bruno Fernandes yang maju menjadi algojo tanpa kesalahan melakukan tugasnya pada menit ke-88. Dua menit berselang, giliran Diallo yang berhasil memaksimalkan umpan Lisandro Martinez untuk sekali lagi menaklukkan Ederson dengan proses yang sangat menawan sekaligus membawa MU membalikkan keadaan jadi 2-1, yang bertahan hingga pertandingan rampung.
Kemenangan ini berarti penting bagi skuad asuhan Ruben Amorim. Mereka butuh tambahan poin karena saat ini masih tertahan di posisi 13 dengan 22 angka. Peluang menembus zona Eropa pun terbuka, sekaligus menaikkan moral pemain jelang menghadapi Tottenham Hotspur di perempat final Piala Liga Inggris, tengah pekan ini.
Atas kemenangan ini, skuad The Red Devils pun mencatatkan beberapa rekor, salah satunya hadir dari Bruno Fernandes. Keberhasilan penalti dalam duel ini membuat gelandang asal Portugal itu telah mencatatkan 21 gol dari 25 penalti yang dia eksekusi untuk MU.
Dia kini menjadi pemain MU dengan catatan penalti sukses terbanyak untuk klub mengalahkan Wayne Rooney yang membukukan 20 gol dari 28 penalti.

Belum lagi Amad Diallo yang tampil sensasional di laga ini. Dia menjadi mimpi buruk bagi Matheus Nunes sepanjang pertandingan.
Manajer MU, Ruben Amorim, menyatakan bahwa timnya memang lebih pantas menang karena bisa mengendalikan permainan lantaran sukses mematikan pergerakan para pemain Manchester Biru.
“Saya pikir kami telah melakukan pekerjaan hebat. Kami mengendalikan lawan (Man City) dengan sangat baik. Kami tidak membiarkan banyak peluang,” kata Amorim.
“Para pemain telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka bermain 90 menit dan itu sangat penting. Saya pikir kami pantas menang. Itu merupakan hari yang baik untuk kami,” tambahnya.
Kegemilangan Amad Diallo
Tak lengkap rasanya bila tak menyebut nama Amad Diallo dalam kemenangan epik Manchester United atas rival sekotanya ini. Sebab, dia keluar sebagai Player of the Match di pertandingan ini.
Peran pemain berusia 22 tahun ini sangat krusial dalam duel bertajuk derby Manchester ini. Dalam dua gol MU, terdapat peran dari eks penggawa Atalanta itu.
Memainkan skema 3-4-3, manajer Ruben Amorim mengusung strategi menyerang menghadapi Manchester City yang memainkan 4-1-4-1. Pep Guardiola cukup percaya diri menempatkan Erling Haaland sebagai striker tunggal.
Sialnya, game plan dari eks bos Barcelona itu tak berjalan sesuai rencana. Haaland yang diharapkan bisa jadi juru gedor utama justru mati kutu dalam penjagaan trio bek MU, yakni Matthijs de Ligt, Harry Maguire, dan Lisandro Martinez.

Ketiganya juga mampu bermain dengan baik dalam meredam pergerakan para gelandang kreatif The Citizens, seperti Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, dan Jeremy Doku.
Di sisi lain, MU mengandalkan serangan dari sisi sayap yang dihuni Diallo dan Mason Mount. Setelah Mount ditarik keluar, pergerakan Bruno Fernandes dan Diogo Dalot lebih cair dari sisi kiri penyerangan.
Namun, yang menjadi aktor utama di laga ini adalah Diallo. Menempatkan Diallo di sisi sayap kanan yang menjadi habitat asli dari sang pemain, memudahkan Diallo untuk mengacak-acak pertahanan The Citizens.
Terbukti, pemain berpaspor Pantai Gading itu mendapatkan rating tertinggi dari situs WhoScored dengan nilai 8,7.
Dia melepaskan empat tembakan sepanjang pertandingan dengan dua di antaranya tepat sasaran dan satu berbuah gol. Diallo juga menorehkan 91 persen operan sukses disertai lima dribble sukses.
Dengan usia 22 tahun 157 hari, Diallo mengukir rekor sebagai pemain termuda kedua yang mencetak gol kemenangan di menit akhir menghadapi juara bertahan Premier League setelah Neil Mellor (22 tahun 24 hari) saat melawan Arsenal pada 2004.
Permainannya yang menawan mampu membuat publik lupa kalau Ruben Amorim baru saja mengambil sebuah keputusan yang berani dengan tidak menyertakan Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho pada laga penting ini.

Hasil ini membuat MU untuk pertama kalinya setelah tiga tahun bisa meraih poin penuh di kandang Man City.
“Diallo telah bermain dengan baik dan terus melakukan hal-hal hebat. Kami benar-benar percaya kepadanya dan masih banyak hal yang bisa dia lakukan,” ucap Bruno Fernandes tentang Diallo dikutip BBC.
“Saat ini, dia tidak terhentikan,” tutur Bruno. (Pratama Yudha)