Partai lanjutan Piala Dunia U-17 2023 yang mempertemukan Timnas Argentina kontra Timnas Senegal memunculkan kejutan. Bagaimana tidak, di luar dugaan, timnas yang level seniornya baru saja juara Piala Dunia itu harus takluk di tangan Senegal.
Ya, Senegal berhasil menenggelamkan Argentina dengan skor 2-1. Bahkan, mereka bisa mendapatkan gol lebih banyak andai kiper Froilan Diaz tak tampil sigap di bawah mistar gawang.
Sosok yang menjadi kunci kemenangan Senegal tak lain adalah sang kapten, Amara Diouf. Dia memborong dua gol yang tercipta di laga ini.
Gol pertama dilesakkannya pada menit keenam setelah mendapatkan umpan dari Lamine Sadio. Amara Diouf melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dihalau Diaz.
Gol kedua tercipta lewat aksi individu dari Diouf di menit 38. Dia memanfaatkan bola hasil salah umpan pemain Argentina dan langsung berlari ke kotak penalti.
Pemain 15 tahun itu melewati satu pemain sebelum melepaskan sepakan pertamanya yang sempat dihalau bek Tim Tango. Bola kembali ke kakinya dan dengan ketenangannya, dia bisa menempatkan bola ke dalam gawang pada kesempatan kedua.
Argentina sejatinya bukan tanpa perlawanan. Bahkan, bisa dibilang merekalah yang mampu menguasai jalannya pertandingan.
Namun, apa daya, serangan yang mereka bangun selalu kandas di kaki pemain bertahan Senegal. Jika tidak, eksekusinya masih berantakan.
Sebenarnya, La Albiceleste beberapa kali mendapatkan peluang di laga ini. Namun, kiper Serigne Diouf tampil apik dalam mengawal gawangnya.
Satu-satunya gol yang bisa diciptakan Argentina lahir dari kaki Agustin Ruberto di menit 90+2. Dia sukses melesakkan gol lewat skema tendangan bebas.
Statistik resmi FIFA menyebutkan jika Argentina unggul jauh dalam penguasaan bola. 60 persen berbanding 40 persen.
Bahkan, percobaan tembakan mereka jauh di atas Senegal dengan 19 tendangan berbanding 12 tendangan. Namun, hanya 5 tembakan yang mengarah ke gawang. Sementara, Senegal mencatatkan 4 tembakan.
Itu menunjukkan bahwa Senegal mampu bermain lebih efektif ketimbang Argentina. Mereka memang lebih mengandalkan serangan balik sepanjang pertandingan ini.
Sinar Amara Diouf
Amara Diouf tak bisa dipungkiri merupakan pembeda di laga ini. Lewat gol-golnya, Lions of Teranga bisa memetik kemenangan di laga perdana sekaligus memuncaki klasemen Grup D. Unggul produktivitas gol atas Jepang yang di laga lainnya mengalahkan Polandia 1-0.
Bahkan, situs Sofascore sampai memberinya rating 8,8. Jauh di atas rekan-rekan setimnya, bahkan tim lawan sekalipun.
Berbicara Amara Diouf, pemain kelahiran Pikine, Dakar, 7 Juni 2008, ini merupakan sebuah fenomena bagi Timnas Senegal. Bagaimana tidak, di usianya yang baru menginjak 15 tahun, dia sudah mencatatkan debut untuk timnas senior. Tepatnya di usia 15 tahun 94 hari.
Dia tampil saat Senegal berjumpa Rwanda pada fase grup Kualifikasi Africa Cup of Nations (AFCON), 9 September 2023. Berkat penampilannya itu, Diouf menjadi debutan termuda Senegal sepanjang sejarah.
Sepakbola telah menjadi napas Diouf sejak lahir. Pasalnya, sang ayah, Ady Diouf, merupakan mantan pesepakbola.
Diouf pun mengawali kariernya dengan bergabung ke akademi Generation Foot pada usia 9 tahun setelah tampil mengesankan di Danone Nations Cup, sebuah turnamen yang mempertemukan bakat-bakat muda dari seluruh dunia, pada 2017 silam. Dari situ, dia mendapatkan kesempatan emas untuk mengasah kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar dan menjadi pesepakbola andal.
Benar saja, tak butuh waktu lama bagi Diouf untuk bersinar. Dia menemukan “habitatnya” sebagai winger. Posisi aslinya adalah winger kiri, namun bisa juga ditempatkan sebagai winger kanan dan gelandang serang.
Melihat posisinya yang sama dengan superstar Senegal, Sadio Mane, Diouf pun digadang sebagai The Next Sadio Mane. Dia sudah membuktikannya dengan membawa timnya juara Mohammed VI, sebuah turnamen U-19 di Maroko pada tahun ini.
Selain itu, Diouf juga telah berperan besar dalam kesuksesan Senegal menjuarai Africa Cup of Nation U-17 2023 yang dihelat pada 29 April – 19 Mei di Aljazair.
Diouf tak hanya sukses membawa timnya juara usai mengalahkan Maroko 2-1 di final, dia juga menyabet Sepatu Emas (Golden Boot) usai keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan 5 gol.
Pencapaiannya itu sekaligus melewati rekor gol terbanyak yang sebelumnya dicetak Victor Osimhen dalam satu edisi AFCON U-17. Penyerang Napoli itu mengemas 4 gol pada edisi 2015.
Sejak saat itu, nama Diouf semakin menjadi sorotan dunia berkat nalurinya dalam mencetak gol. Dia pun datang ke Indonesia dengan status “Raja Afrika”.
Kini, Diouf pun berpeluang besar mengantarkan Senegal lolos ke babak selanjutnya setelah mengalahkan Argentina di laga perdana Grup D. Potensi besarnya sebagai winger sangat diharapkan bisa menghadirkan prestasi bagi Senegal yang belum pernah sekali pun merasakan juara Piala Dunia U-17.
Padahal, negara tersukses di turnamen ini berasal dari Afrika, yakni Nigeria, yang sudah mengoleksi 5 gelar. Disusul oleh Ghana dengan dua kali juara.
Selanjutnya, Senegal akan bersua Polandia sebelum menutup perjalanan di fase grup dengan menghadapi Jepang.