Amuk Rintih Pelampiasan Atas Nestapa Garuda Pertiwi

Kredit foto: pssi.org
Para pemain timnas putri Indonesia merayakan gol ke gawang Singapura di Stadion Madya, Selasa (28/5).

Timnas putri Indonesia kembali berlaga di tengah ketidakjelasan kompetisi. Garuda Pertiwi lantas mengamuk sembari merintih, seolah melampiaskan kekecewaan dan kekesalan kepada Singapura pada laga FIFA Matchday di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).

Tim tamu diberondong lima gol dan hanya mampu membalas satu. Marsela Yuliana Awi membuka keunggulan lewat tembakan mendatar pada menit ke-11. Singapura sempat membalas lewat gol Dorcas Chu delapan menit berselang.

Keganasan timnas putri Indonesia dimulai pada babak kedua. Gol-demi gol terus dilesakkan pasukan merah putih. Claudia Scheunemann dan Marsela Awi secara bergantian mencetak gol spektakuler pada menit ke- 63 dan tiga menit berselang

Tak mau kalah dengan Marsela, Claudia pun melengkapi brace-nya lewat titik putih di menit ke-85. Aksi individu Reva Oktaviani pada menit injury time (90+5′) menjadi hidangan penutup pesta gol tim besutan Satoru Mochizuki atas sang tamu.

Garuda Pertiwi yang digawangi Shafira Ika benar-benar bersenang-senang pada laga tersebut. Namun, jauh di dalamnya, hati mereka sebetulnya menjerit.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir masih belum juga menunaikan janjinya soal kompetisi Liga 1 Putri. Usai laga, para pemain tak kuasa menahan nyeri hati, tangis pun pecah saat mereka berdiri melingkar ke hadapan tribune stadion.

Kredit foto: Instagram @lagrandeindonesia12
Komunitas suporter, La Grande Indonesia datang memberi dukungan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta.

Parade sakit hati para Srikandi Indonesia tak berhenti sampai di situ. Para pemain juga membentangkan spanduk bertuliskan ‘Liga Putri?’. Mereka masih terus menanti penuh harap atas dimulainya Liga 1 Putri yang sudah dijanjikan sejak Erick baru menjabat sebagai orang nomor satu di sepak bola tanah air.

“Mana? Mana? Liga Putri-nya? Liga Putrinya sekarang juga,” begitu nyanyian suporter yang hadir memenuhi tribune Stadion Madya. Tiket pertandingan yang digratiskan menjadi momentum bagi komunitas suporter La Grande Indonesia (LGI) untuk menghibur para pemain yang tengah dirundung lara.

Disiksa harapan palsu?

Sore 26 Juli 2023 di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, PSSI menggelar konferensi pers soal perkembangan skuad Indonesia U-17 jelang Piala Dunia U-17 2023. Usai konferensi pers, seperti biasa, awak media melakukan wawancara doorstop kepada petinggi PSSI.

Salah satu yang bersedia untuk diwawancara adalah sang Wakil Ketua Umum, Ratu Tisha Destria. Selain soal persiapan turnamen akbar tersebut, para pewarta menagih janji kelanjutan rencana digelarnya Liga 1 Putri kepada Ratu Tisha.

“Saya rasa komitmen Pak Ketua Umum (Erick Thohir) sangat luar biasa kepada sepak bola putri ya,” ujar Ratu Tisha membuka kalimat demi kalimat.

Kredit foto: Ludus.id/ Ilham Sigit Pratama
Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha memberikan kejelasan Liga 1 Putri kepada awak media di Menara Danareksa, Jakarta.

Ratu Tisha menyatakan Liga 1 Putri bisa digelar jika sosok asal Jepang sudah duduk di kursi kepelatihan Garuda Pertiwi. Sosok yang kemudian diketahui sebagai Satoru Mochizuki itu rencananya akan dilibatkan untuk perencanaan awal kompetisi kaum hawa.

 “Karena beliau (Erick) ingin membenahi dari top dulu dari timnas-nya, karena kan timnas-nya benar-benar harus kita tangani dengan serius, that’s why kita tunggu benar kapan untuk dari Jepangnya mulai datang, untuk pelatihnya,” tutur Ratu Tisha.

“Karena yang kita request itu, dia tidak hanya berfungsi sebagai pelatih, tapi nanti akan turun ke bawah untuk membenahi kompetisi kita, dari standard quality-nya pemain, dan lain-lain, Kita akan tunggu kick-off-nya saat pelatih senior dari Jepang hadir,” lanjut wanita lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

“Kemudian kita harus membuat technical pengembangan untuk sepak bola putrinya seperti apa, apakah kita akan starting bottom-up,” lanjutnya lagi.

Ratu Tisha kemudian juga berbicara panjang lebar mengenai keterkaitan dengan kompetisi putri di akar rumput. Berbagai kalimat teknis pun diungkapkan wanita berusia 38 tahun tersebut.

“Kan kita udah ada kompetisi pertiwi-nya tuh, pertiwinya kan di asprov (asosiasi provinsi) sudah kita tambah dari U-15 dan U-17. Apabila ada asprov yang mau menjalankan dua silahkan, kalau satu gapapa, yang penting Pertiwi seniornya tetap jalan,” kata Ratu Tisha.

“Jadi setidaknya yang di grassroot sudah berputar, apakah kita mau start untuk perbaikin bottom-up, apa kita mau ambil dari top-down, menjalankan Liga 1 tapi beberapa saja yang terpilih atau bagaimana,” tandasnya.

Harapan sempat tumbuh usai wawancara tersebut. Namun, hingga Satoru Mochizuki duduk di kursi kepelatihan, para pemain masih menanti dengan penuh harap.

Tumpah ruah emosi di JW Mariott

Jumat, 29 September 2023 di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, PSSI meluncurkan lagu resmi timnas Indonesia yang dilantunkan oleh Wika Salim. Malam itu menjadi peristiwa yang sangat emosional.

Para pemain timnas putri Indonesia ditampilkan di atas panggung untuk pemanis acara. Mereka mengenakan gaun anggun memukau mata. Di sela-sela acara, eks pemain timnas putri Indonesia, Sabreena Dressler mengungkapkan bahwa dirinya dan rekan-rekannya selalu dihujat warganet karena terus-terusan gagal menghadirkan prestasi.

Warganet terus berekspektasi pada prestasi, padahal kompetisinya saja tidak ada. Curahan hati jebolan Persija Women itu benar-benar mengiris hati.

Kredit foto: Ludus.id/Ilham Sigit Pratama
Sabreena Dressler di acara peluncuran lagu resmi Timnas Indonesia yang digelar di Hotel JW Mariott, 27 September 2023.

“Tentunya masih banyak yang harus diperbaiki, terutama konsistensi dan jalani liga dulu, soalnya kan dari kemarin kita dikumpulin buat timnas saja, dan netizen marah-marah, bahwa kita gak kasih prestasi, atau gak menang,” ujar Sabreena kepada awak media kala itu.

“Padahal kalau pemain bolanya jago itu butuh lima tahunan, 10 tahunan (berkompetisi) dan konsisten kan, tapi ini gak ada liga, ya gimana kita mau berprestasi kalau gak ada liga,” lanjutnya lagi.

Talent-nya kebuang gara-gara gak ada liga, so mereka ini mau ngapain lagi? kerja, cari kerja, makanan udah gak sehat, jadi gak mikir main bola soalnya kan gak ada liga, mau gimana lagi? sedih sih kalau diceritain,” keluh pemain yang membela klub Australia, Subiaco AFC itu.

Sabreena mengingatkan kepada warganet untuk berpikir ulang sebelum menghujat. Menurutnya, mustahil para pemain bisa berkembang, apalagi memberikan prestasi, jikalau kompetisinya saja tidak ada.

“Buat sekarang-sekarang sih belum ada perkembangan soalnya emang gak ada liga, kita emang kumpul satu kali sebulan terus dikirim ke luar negeri, mana mungkin bisa menang kan?” keluh Sabreena.

“Harapan saya konsisten difokusin bener-bener, bukan cuma satu bulan atau berapa bulan, kayak bertahun-tahun kasih konsistensi baru bisa kalian (warganet) ngejudge kita kaya gimana,” pungkasnya.

Masih pada malam yang sama, tiga pemain timnas putri Indonesia yakni, Shalika Aurelia, Sabreena Dressler dan kapten kesebelasan Shafira Ika mendatangi langsung sang Ketua Umum PSSI untuk menagih kompetisi. Sontak pemandangan tersebut menjadi sasaran empuk awak media yang hadir.

Kredit foto: Ilham Sigit Pratama
Shalika Aurelia dan Shafira Ika menagih janji Liga 1 Putri langsung ke hadapan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

“Ingin bertanya ke Erick langsung, progresnya untuk sepak bola wanita, karena kan kita sangat berharap banget untuk mulainya liga yang tahun depan direncanakan,” kata Shalika kepada Erick.

Erick menjelaskan bahwa menjalankan kompetisi putri tak semudah membalikkan telapak tangan. Lagi-lagi, pria yang juga Menteri BUMN itu berjanji Liga 1 Putri akan berjalan jika pelatih asal Jepang sudah hadir.

“Semua perlu waktu, kalau kita ngarepin liga langsung terjadi, tentu perlu waktu, makanya kemarin, kan kita kerja sama dengan pihak swasta, untuk menggulirkan turnamen muda, saya tidak perlu merknya apa nanti launching sendiri,” ucap Erick kepada tiga pemain tersebut.

“Pelatihnya datang nanti dibikin strateginya, saya tidak membedakan putra dan putri, kalian punya prestasi, tetapi memang sudah lama, tadi, musim kompetisi yang baru, percaya sama saya?” tutupnya sembari bertanya balik kepada tiga pemain itu.

Kompetisi putri, nasibmu kini

Setengah tahun berlalu, para pemain dipaksa tiada letih memupuk harapan. Sabtu (11/5), Sekjen Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI), Souraiya Farina mengatakan bahwa PSSI baru bisa menjalankan kompetisi pada 2026.

“Nah kita bicara kompetisinya, kalau kita langsung bicara kompetisi tanpa memikirkan pondasinya, itu sama aja kosong. PSSI dan Pak Ketum sudah menyampaikan ke teman-teman bahwa Liga 1 Putri akan ada di tahun 2026,” ujar Farina di acara ‘94 Tahun PSSI Mau ke Mana?’.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.