Anjali Kirana Junarto Mengejar Prestasi Lewat Tenis

Kredit foto: tennisindonesia.com
Petenis muda Indonesia, Anjali Kirana Junarto, saat tampil di ajang J60 Jakarta Pusaka International Junior Tennis Championship 2024.

Turnamen tenis junior yang masuk kalender ITF berlabel J60 Jakarta Pusaka International Junior Tennis Championship 2024 baru saja tuntas digelar pada akhir pekan lalu. Kejuaraan ini merupakan level tertinggi dari turnamen tenis di tingkat junior.

Sayangnya, sebagai tuan rumah, Indonesia gagal merebut satu pun juara dari empat nomor yang dipertandingkan, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri. Meski begitu, turnamen yang dilangsungkan di The Sultan Hotel & Residence, 1-6 Juli 2024, itu mampu menunjukkan bahwa petenis muda Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing.

Sebab, terdapat dua wakil, masing-masing di sektor tunggal putra dan tunggal putri, yang mampu menembus partai final. Mereka adalah Rafalentino Ali Da Costa dan Anjali Kirana Junarto.

Sialnya, kedua petenis muda itu belum mampu mengunci gelar di rumah sendiri. Rafa ditumbangkan wakil Jepang, Naoto Tomizawa, dengan skor 4-6 dan 2-6. Sedangkan, Anjali menyerah dari petenis Korea Selatan, Yesung Choo, 0-6 dan 1-6.

Tak hanya di tunggal putri, Anjali juga kehilangan kesempatan merebut medali di nomor ganda putri. Sebab, langkahnya bersama Shinar Zahra Shukayna Heriyadi Sunggoro terhenti di babak perempat final.

Menyikapi hasil itu, Anjali mengaku tak terlalu mempermasalahkan. Secara keseluruhan, dia cukup puas karena bisa meraup banyak poin yang bisa memperbaiki peringkatnya.

“Secara keseluruhan puas dengan hasilnya karena bisa mengumpulkan banyak poin yang berkontribusi pada ranking saya. Puas bisa sampai final, performa saya meningkat. Ya sedikit kecewa kalah di final tapi overall puas,” kata Anjali ketika diwawancarai Ludus.id.

“Untuk di ganda, saya memutuskan berhenti karena ada sakit di pergelangan tangan. Jadi, setelah diskusi dengan pelatih dan orang tua, diputuskan tidak lanjut karena masih banyak turnamen ke depan,” jelasnya.

Selain itu, pelaksanaan turnamen juga sedikit terganggu disebabkan faktor cuaca yang tak bersahabat hampir di sebagian besar keberlangsungan turnamen yang bisa dibilang memecah fokus Anjali. Sebagai contoh, pertandingan finalnya harus terhenti di tengah jalan dan ditunda hingga sore hari karena hujan deras yang mengguyur lantaran pertandingan digelar di lapangan outdoor.

“Saya sih berusaha tidak memikirkan itu. Tapi, pasti ada faktor makin capek karena lebih banyak menunggu,” ungkap Anjali.

Ke depan, Anjali berharap dirinya bisa lebih sering mengikuti turnamen untuk meningkatkan peringkat dunianya. Baik di nomor tunggal ataupun ganda.

“Saya dulu lebih nyaman di ganda. Tapi, mulai awal tahun ini lebih senang main tunggal, walaupun juga tetap main di ganda,” tutur dia.

Incar Beasiswa Luar Negeri 

Anjali Kirana Junarto lahir pada 9 Juni 2008 dari pasangan Ronaldi Junarto dengan Purwaningrum Rihani. Dia sudah menggeluti tenis ini sudah cukup lama.

Kecintaannya terhadap tenis bermula sejak usianya masih balita. Bagaimana tidak, kedua orang tuanya merupakan pencinta tenis yang kerap menyaksikan pertandingan tenis di televisi.

Tak hanya sekadar menonton, ayahnya juga sering bermain tenis. Anjali pun kerap dibawa sang ayah ke lapangan.

Dari situ, jadilah Anjali kecil sebagai pribadi yang mencintai tenis. Akhirnya, muncul rasa penasaran untuk menjajal langsung olahraga ini di lapangan. Sebagai anak, Anjali memang terbilang aktif dan senang mencoba hal baru.

Namun, di saat itu orang tuanya tak langsung menyetujui keinginan sang anak. Dia diminta untuk mempelajari renang terlebih dulu sebelum terjun ke tenis.

“Dulu kan sering ikut nonton tenis di televisi dan suka diajak pas ayah bermain, lalu saya berpikir seru juga bisa ikut memukul bola. Di umur lima tahun, saya minta main tenis, tapi belum diizinkan karena harus bisa berenang dulu. Setelah setahun belajar renang, baru saya dimasukkan les tenis,” kata Anjali.

Seiring berjalannya waktu, Anjali mulai menunjukkan keseriusan dan kemahirannya dalam bermain tenis. Dia mengawali di Bandung sebelum akhirnya pindah ke Jakarta setelah mendapat tawaran dari klub Sportama.

Tawaran tersebut diterima oleh Anjali lantaran mengetahui Sportama bisa menjadi wadah yang tepat dalam mewujudkan target mendapatkan beasiswa di luar negeri berdasarkan prestasi olahraga. Maka, gadis 16 tahun itu selalu mematok target yang tinggi di setiap turnamen.

“Saya berniat mendapatkan beasiswa di luar negeri. Karena sebelumnya saya suka mendengar cerita dari para senior dan saya juga mau ikut merasakan,” tutur Anjali.

Kredit foto: tennisindonesia.com
Petenis muda Indonesia, Anjali Kirana Junarto, saat tampil di ajang J60 Jakarta Pusaka International Junior Tennis Championship 2024.

Guna mewujudkan mimpinya, pengidola Elena Rybakina itu menargetkan untuk memperbaiki peringkatnya di ITF. Per 8 Juli  2024, dia menempati peringkat 543 dunia untuk tunggal dan ganda dengan rekor 20 kemenangan dan 8 kekalahan dikutip situs resmi ITF.

“Target tahun ini salah satunya masuk top 300 dunia. Target itu sekaligus untuk membuka jalan mewujudkan target jangka panjang saya yang ingin mendapatkan beasiswa,” ucap dia.

Dukungan orang tua 

Sebagai anak, Anjali cukup beruntung kariernya di olahraga mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Tak mengherankan, sebab merekalah yang juga memengaruhi Anjali sampai menyukai tenis.

Makanya, ketika Anjali meminta untuk belajar tenis, kedua orang tuanya sigap mencarikan tempat yang tepat untuk mengembangkan kemampuan sang anak.

“Semua ini kan berawal dari ayahnya yang suka membawa Anjali ke lapangan. Kebetulan, teman ayahnya ada yang jadi pelatih tenis lalu diajak latihan,” ujar sang ibu, Rihani.

“Pelatihnya melihat Anjali sudah siap ikut pertandingan di usia 9 tahun dan terus sampai sekarang. Kalau kami sebagai orang tua pasti mendukung, kami juga suka ikut mengantar dan menemaninya ketika bertanding,” tutur dia.

Rihani mengakui, dirinya dan suami memang ingin melihat anak-anaknya aktif berolahraga. Namun, dia tak menyangka jika Anjali justru melebihi ekspektasi awal dengan serius menekuni jalur prestasi.

“Kami sebagai orang tua memang berharap anak-anak kami rutin berolahraga, karena dengan berolahraga, kami lebih mudah mengajarkan disiplin kepada anak-anak,” ujar Rihani.

“Selain olahraga, kami juga pernah mengarahkan Anjali belajar musik juga. Jadi, tenis itu justru awalnya gak sengaja. Tapi, sekarang akhirnya lebih fokus di tenis,” kata dia.

Rihani pun mengaku tak mempermasalahkan keputusan Anjali yang ingin serius di tenis. Kebetulan, dia juga mengetahui bahwa klubnya saat ini bisa membantunya untuk mendapatkan beasiswa dari olahraga.

“Sejak tiga tahun terakhir, sudah mulai ada tujuan lain karena dari Sportama sendiri mengarahkan atlet-atletnya buat mendapatkan beasiswa di luar negeri. Dan sebagai orang tua, kami mendukung penuh agar anak kami tekun menjalaninya,” ucap Rihani.

“Bisa belajar banyak juga dari kesempatan yang ada sekarang karena ini berharga buat anak-anak. Kami berharap lewat olahraga bisa membuka jalan untuk mewujudkan cita-cita mereka di masa depan,” harapnya.

Kredit foto: Ludus.id/Pratama Yudha
Petenis muda Indonesia, Anjali Kirana Junarto, bersama dengan pasangannya Shinar Zahra Shukayna Heriyadi Sunggoro, usai bertanding di ajang J60 Jakarta Pusaka International Junior Tennis Championship 2024

Daftar Prestasi Anjali: 

1. Juara ITF J60 Nothanburi 2023 Kategori Ganda Putri

2. Juara ITF J30 Singapore 2023 Kategori Ganda Putri

3. Juara ITF J30 Thailand 2023 Kategori Ganda Putri

4. Juara ITF J30 Jember Detec International Junior Championship 2024 Kategori Tunggal Putri

5. Juara ITF J30 Jember Detec International Junior Championship 2024 Kategori Ganda Putri

6. Runner Up ITF J60 Jakarta Pusaka International Junior Tennis Championship 2024 Kategori Tunggal Putri


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.