
Arif Dwi Pangestu dalam suatu pertandingan cabang olahraga panahan di Olimpiade Tokyo 2020.
Arif Dwi Pangestu merupakan atlet pertama Indonesia yang lolos ke Olimpiade 2024 Paris. Kepastian itu didapat Arif setelah lolos semifinal Kejuaraan Dunia Panahan 20223 yang diselenggarakan di Berlin, Jerman pada 31 Juli-6 Agustus 2023.
Atlit panahan asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu menceritakan kepada Ludus.id bagaimana dirinya bisa mendapatkan tiket ke Olimpiade 2024 Paris.
Perjalanan Arif ke babak semifinal dimulai ketika ia melawan pemanah Israel, Niv Frenkel di putaran eliminasi 48 besar dengan skor 6-0, kemudian mengalahkan Su Yu Yang (Taiwan) 7-3 di babak 24 besar.
Di babak 16 besar, Arif mengalahkan pemanah Turki Tumer Berkim 6-2. Langkah pemanah 19 tahun itu terus berlanjut hingga babak penyisihan 8 besar dengan menyingkirkan wakil Korea Selatan Kim Woojin 6-5.
Selanjutnya, Arif melaju ke babak perempatfinal setelah mengalahkan pemanah Jepang Saito Fumiya 6-5. Konsistensi Arif terhenti setelah berjumpa Peters Eric (Kanada) di babak semifinal. Arif kalah dari Peters 4-6.
Sementara di babak perebutan medali perunggu, Arif mau tidak mau juga harus mengakui keunggulan pemanah dari Brasil yaitu Marcus D’Almeida dengan skor 4-6. Hasil tersebut kemudian menempatkan Arif pada peringkat keempat klasemen akhir.
Hasil akhir dari Kejuaraan Dunia itu menempatkan pemanah Mete Gazoz (Turki), lalu Eric Peters (Kanada) di peringkat kedua, dan Marcus D’Almeida (Brasil) di peringkat ketiga.
Sebenarnya kuota tiket Olimpiade sendiri sebenarnya hanya tersedia bagi tiga peringkat teratas. Namun karena Mete Gazoz sebelumnya telah mendapatkan tiket melalui nomor beregu, praktis kuota tiket perorangan tersebut kemudian diterimakan kepada atlet yang menduduki peringkat keempat.

Arif Dwi Pangestu dalam suatu pertandingan cabang olahraga panahan di SEA Games 2023 Kamboja.
“Saya dapat tiket Olimpiade karena ada dua atlit dari Turki dan Korea Selatan yang sudah mendapatkan tiket dari nomor beregu. Jadi otomatis ada tiket hasil turunan mereka asal asal salah atlit itu lolos ke empat besar, nah pemanah asal Turki itu yang lolos,” cerita Arif kepada Ludus.id.
Meski kalah dan tak mendapat perunggu, Arif mengaku puas karena bisa merebut satu tiket Olimpiade. Ini adalah kali kedua Arif bertanding di Olimpiade setelah Tokyo 2020.
“Saya sangat bahagia ketika tahu dapat satu kuota tiket Olimpiade Paris 2024. Saya persembahkan khusus buat Indonesia,” ucap Arif, atlit panahan kelahiran Bantul itu.
Lolos ke Olimpiade 2024 Paris tentu membuat Arif harus mempersiapkan diri dengan baik. Pada Tokyo 2020, Arif gagal mendulang medali dan Paris 2024 adalah kesempatan Arif untuk bisa menyumbangkan medali bagi Indonesia.
Arif pun memiliki strategi untuk Olimpiade dan mengasah kembali akurasinya agar bisa mendulang kemenangan. “Saya sudah belajar dari Olimpiade sebelumnya dan saya melatih lebih ke akurasi dan memperbaiki program agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal di Paris,” ucap Arif.
Selain melatih akurasi, Arif juga berencana trial ke beberapa kejuaraan di luar negeri. Hal ini untuk menambah pengalaman serta melatih mental karena berhadapan dengan pemanah-pemanah internasional.
“Memang selain akurasi, pemanah kita juga sudah mulai ikut event-event dunia. Tahun ini sudah mulai banyak ikut, sehingga kita sudah terbiasa melawan pemanah internasional dan melatih mental agar bisa mengurangi grogi saat pertandingan,” jelas Arif.

Arif Dwi Pangestu dalam suatu pertandingan cabang olahraga panahan di event internasional.
Berawal dari Silat
Karier Arif di panahan ternyata cukup unik. Arif awalnya tidak bersentuhan dengan panahan karena ia sudah terlebih dahulu mengikuti olahraga bela diri, yakni silat sejak Taman Kanak-kanak (TK). Ia baru mengenal panahan saat diajak kakak sepupunya menonton latihan panahan di dekat rumahnya.
“Saat SD (Sekolah Dasar) kelas dua baru saya mengenal panahan dari kakak sepupu saya. Jadi kalau tidak ada jam latihan silat, saya berlatih panahan. Awalnya sih coba saja, tetapi lama-lama saya tertarik dan menjalani dua olahraga yakni silat dan panahan,” cerita Arif soal awal jatuh cintanya dengan panahan.
Namun, Arif harus memilih jalannya antara silat dan panahan. Ia dituntut oleh keadaan harus fokus dengan satu cabang olahraga saja, dan akhirnya alumni SMAN 1 Sewon Bantul ini memilih panahan.
“Pas kelas empat SD ada satu hari di hari Minggu, jadwal tanding silat dan panahan saya berbarengan. Orang tua menyuruh saya untuk memilih salah satu antara silat dan panahan. Akhirnya saya pilih panahan,” ucapnya.
Arif memilih panahan karena unik. Bagi Arif, bermain panahan sangat berbeda dengan sepak bola, bola basket, bola voli, ataupun bulu tangkis yang terbilang cukup mudah di mainkan di segala tempat.
Bermain panahan harus memiliki alat yang proper dan berbeda di setiap nomornya. Selain itu, tempat panahan juga harus yang benar-benar aman untuk bertanding panahan. Karena hal ini, Arif memilih fokus di dunia panahan.
Pilihannya di panahan ternyata tidak sia-sia. Ia mendulang banyak prestasi gemilang untuk Indonesia. Beberapa medali emas SEA Games juga sudah disabetnya, termasuk dua kali tampil di Olimpiade.
“Prestasi pas masuk tim nasional itu dapat medali emas beregu di SEA Games 2019. Lalu dapat emas individu di SEA Games 2021 plus beregu juga. Tahun sebelumnya juga ikut seleksi Olimpiade di Paris untuk Tokyo 2020, tetapi sayang, meski lolos saya belum dapat prestasi di sana (Tokyo),” jelasnya.
Selain SEA Games, ada pula prestasi di Asian Games 2023 Hangzhou yang berbuah medali perunggu. Sebelum-sebelumnya juga Arif mendapatkan perunggu di Asian University Games 2022 lalu dua perunggu di Islamic Solidarty Games 2022, Konya, Turki. “Dan terakhir saya mendapat satu perunggu dari beregu di Asia World Championship 2023, di Bangkok, Thailand,” tutup Arif menutup perbincangan.