Pencapaian minor bulu tangkis Indonesia di ajang Olimpiade Paris 2024 seakan menampar PP PBSI dan pemerintah dalam hal ini Kemenpora. Bagaimana tidak, medali emas yang sudah menjadi tradisi untuk dibawa pulang, kemarin hanya tinggal angan.
Hanya satu medali perunggu yang berhasil dibawa pulang oleh Gregoria Mariska Tunjung dari sektor tunggal putri. Sisanya, selain pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang tumbang di perempat final, terhenti langkahnya di fase grup.
Tentu, kegagalan ini membuat PBSI wajib melakukan evaluasi masif terhadap para atletnya dan juga proses pembinaan yang mereka lakukan selama ini. Untuk itu, induk federasi bulu tangkis tersebut berniat untuk membangun sport center baru dengan fasilitas yang lebih lengkap untuk menunjang prestasi para atlet.
Tak sendiri, rencana ini turut melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian PUPR. Pertemuan untuk membahas hal ini telah dilakukan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (22/8).
Usulan ini pun mendapat tanggapan positif dari Menpora Dito Ariotedjo. Menteri berusia 33 tahun itu mengatakan rencana pembangunan sport center dan dukungan sport science untuk cabor bulu tangkis ini akan berstandar BWF.
“Terkait dukungan pemerintah untuk roadmap PBSI sampai 2028, yaitu pembinaan jangka pendek, menengah, dan panjang. Alhamdulillah tindak lanjut bersama PUPR terkait dengan persiapan pembangunan training center badminton, khususnya bagaimana kita dukung dengan sport science dan juga segala sarana dan prasarana,” kata Menpora Dito kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (22/8).
“Kami juga mengejar khususnya untuk pembangunan sport center badminton ini bisa segera dimulai pembangunannya. Kami ingin membangun dengan standar BWF, kalau bisa di atasya,” tambahnya.
Sejatinya, PBSI telah memiliki lokasi pelatihan nasional sendiri di Cipayung, Jakarta Timur, sejak 1992. Maka, Dito menyebut rencana pembangunan sport center ini memiliki dua opsi, yakni merenovasi Pelatnas PBSI di Cipayung dan kedua membangun gedung baru di lokasi lain.
“Yang pasti, dua opsi tersebut dijajaki. Lokasi Cipayung tidak akan ditinggalkan, minimal dimodernisasi. Kami akan melihat pembangunan sport center itu apakah baiknya di Cipayung atau potensi dibangun di lokasi baru yang rencananya di Subang (Jawa Barat),” kata Dito.
Sport center ini akan dibangun secara bertahap, dimulai sejak September 2024.
Di sisi lain, Ketua Umum PP PBSI, Komjen Pol Fadil Imran, turut berterima kasih dengan bantuan dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah. Fadil Imran memang mengusung target jangka pendek, menengah, dan panjang.
Pembangunan sport science menjadi target jangka pendek yang akan menjadi medium untuk mengukur perkembangan atlet dari berbagai aspek, seperti kesehatan, teknik, dan kebugaran.
“Ini sebuah langkah maju karena kalau kita lihat di negara yang bulu tangkisnya mengalami peningkatan prestasi luar biasa, itu memang tak terlepas dari sport center dan implementasi sport science,” kata Fadil Imran.
“Ini langkah penting untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan prestasi atlet ke depannya,” tegas Fadil Imran.
Diungkapkan Fadil, pembangunan sport center ini sangat penting demi mencapai tujuan bersama meloloskan para pebulu tangkis sebanyak-banyaknya ke Olimpiade Los Angeles 2028. Tak hanya sekadar lolos, PBSI juga ingin mengembalikan medali emas ke tangan Indonesia.
“Kami ingin di Olimpiade Los Angeles 2028 mendapatkan full kuota di semua sektor. Lalu, tentu kami ingin mendapatkan medali emas. Ini kami canangkan dari sekarang sebagai target jangka panjang kepengurusan PP PBSI sekarang. Road to Olympics itu sudah dari sekarang,” tutur dia.
Indonesia jadi tuan rumah 8th Asian School Badminton Championship 2024
Tak hanya bersiap memiliki sport center bulu tangkis sendiri, Indonesia juga kembali dipercaya menjadi tuan rumah sebuah kejuaraan bulu tangkis internasional. Turnamen kali ini bertajuk 8th Asian School Badminton Championship (ASBC) 2024.
Kejuaraan untuk anak-anak usia sekolah, mulai dari 16-18 tahun, ini akan dilaksanakan pada 25 Agustus – 2 September 2024. Jawa Tengah terpilih sebagai provinsi penyelenggara dengan lokasi bertempat di GOR USM Semarang.
“Semarang dipilih karena menjadi salah satu daerah yang ingin kami kembangkan menjadi sentra olahraga pelajar karena banyaknya potensi pebulu tangkis usia muda,” kata Ketua Panitia Pelaksana, Luhur Dewantono.
Terdapat 180 peserta dari delapan negara, termasuk Indonesia, yang ikut ambil bagian di ASBC 2024. Tujuh negara lainnya adalah Brunei Darussalam, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan China.
“ASBC ini diharapkan bisa mengasah dan juga menambah jam terbang atlet pelajar kita,” ucap Menpora Dito.
“Ini juga menjadi wadah untuk mencari bibit atlet, yang mana kalau memang punya potensi akan dibina PBSI,” tutup Dito.