Barcelona dan Robert Lewandowski Kembali Jadi Monster bersama Hansi Flick

Kredit foto: Instagram @fcbarcelona
Pelatih Barcelona, Hansi Flick, mengembalikan Blaugrana sebagai tim monster yang haus gol dan minim kebobolan.

Finis sebagai runner-up LaLiga musim lalu tak membuat Barcelona langsung diperhitungkan sebagai rival nyata Real Madrid untuk menjadi penantang juara LaLiga musim ini. Bagaimana tidak, mereka ditinggal Xavi Hernandez yang dipecat sebagai pelatih kepala di akhir musim.

Performa Blaugrana di musim kedua Xavi memang tak begitu spesial. Menyelesaikan musim di urutan kedua pun dianggap sebagai keberuntungan.

Setelah berpisah dengan Xavi, manajemen pun resmi menunjuk Hansi Flick sebagai pelatih baru untuk Rapinha dan kolega mulai musim 2024-2025. Namun, penunjukan pria asal Jerman itu awalnya sempat diragukan.

Alasannya, Hansi Flick datang setelah menganggur sekitar delapan bulan usai didepak sebagai juru taktik tim nasional Jerman. Di bawah asuhannya, Der Panzer merasakan hasil yang buruk, salah satunya tersingkir di fase grup Piala Dunia 2022.

Puncaknya, Hansi Flick harus kehilangan pekerjaannya setelah tumbang 1-4 dari Jepang di laga uji coba pada September 2023. Padahal, sebelumnya Flick mampu memberikan kejayaan bagi Bayern Munich dengan meraih sextuple alias enam trofi dalam setahun pada 2021.

Berbagai faktor itulah yang membuat Flick awalnya tak langsung mendapat sambutan positif. Apalagi, dua manajer asal Jerman sebelumnya juga tak memiliki rekam jejak prestasi yang mentereng di Barcelona.

Hanya satu Piala Winners yang mampu dipersembahkan Udo Lattek. Sedangkan, Hennes Weisweiler tak meninggalkan satu trofi pun di masa kepemimpinannya.

Namun, perlahan Flick mulai mematahkan keraguan yang disematkan padanya. Dia menunjukkan potensinya untuk mengembalikan Barcelona sebagai klub monster.

Bukti nyatanya sudah terpampang jelas. Tujuh pertandingan yang sudah dilalui Barcelona di LaLiga semuanya berakhir dengan tiga angka. Korban terbarunya adalah Getafe yang ditumbangkan dengan skor 1-0 ketika berduel di Estadi Olimpic Lluis Companys, Kamis (26/9) dini hari WIB.

Kredit foto: Instagram @fcbarcelona
Penyerang Barcelona, Robert Lewandowski, merayakan gol ke gawang Getafe, Kamis (26/9).

Robert Lewandowski jadi penyelamat Barcelona dengan gol tunggalnya pada menit ke-19. Hasil tersebut membuat Lamine Yamal cs menjadi satu-satunya tim yang masih sempurna di klasemen sementara dengan raihan 21 poin yang membuat mereka unggul empat poin dari Real Madrid sebagai rival terdekat.

Tak cuma soal poin, produktivitas gol dan pertahanan juga meningkat. Sejauh ini, mereka sudah menyarangkan 23 gol dan baru kebobolan lima gol.

Barca menjadi tim terproduktif saat ini di Spanyol. Unggul jauh dari Real Madrid yang notabene memiliki penyerang haus gol dalam diri Kylian Mbappe. Adapun El Real baru mencetak 16 gol.

Pencapaian tersebut membuat Flick telah menyamai rekor Ernesto Valverde yang sebelumnya juga merebut tujuh kemenangan pertamanya di kompetisi ini. Dia hanya terpaut satu kemenangan lagi dari Gerardo “Tata” Martino.

Terkait rekor Tata Martino, entrenador berusia 59 tahun itu mengaku enggan ambil pusing. Dia hanya fokus bekerja sebaik mungkin dan memberi kemenangan pada Barcelona.

“Saat saya mulai, saya tidak tahu bahwa rekornya adalah delapan kemenangan. Kami hanya fokus pada apa yang harus kami lakukan pada besok saat latihan. Saya tidak peduli tentang rekor dan hal-hal semacam ini,” tutur Flick dikutip AS.

Satu hal yang diperhatikan oleh Flick adalah celah perbaikan diri. Bagi Flick, masih ada yang perlu ditingkatkan dari Barcelona meski sejauh ini tampil moncer di LaLiga.

Apalagi, setelah mereka sempat ditumbangkan 1-2 oleh AS Monaco pada laga perdananya di Liga Champions musim ini. Hal itu membuktikan Blaugrana masih jauh dari kata sempurna.

“Meraih tujuh kemenangan adalah hal yang sempurna, namun kami harus melakukan beberapa hal dengan lebih baik lagi,” ujar Flick.

“Hari ini kami memiliki mentalitas yang sangat baik. Bagi saya ini adalah titik awal yang baik untuk berkembang,” tambahnya.

Kembalinya kebuasan Robert Lewandowski 

Bergabungnya Hansi Flick ke Barcelona mungkin sempat diragukan pada awalnya. Namun, ada satu sosok pemain yang dipastikan senang dengan kedatangan pelatih asal Jerman itu. Dia adalah Robert Lewandowski.

Lewandowski menjadi pemain yang paling bahagia mengetahui bisa bekerja sama lagi dengan Flick. Kali ini di Camp Nou setelah sebelumnya di Allianz Arena.

Memori indah ketika bersama-sama di Bayern Munich pada 2019 hingga 2021 tentu masih terekam jelas di ingatan Lewandowski. Flick adalah sosok membuat penyerang asal Polandia itu semakin menggila di dalam kotak penalti lawan.

Di bawah asuhan Flick, Lewandowski benar-benar menampilkan kebuasannya. Bersama Flick, bomber yang kini berusia 36 tahun itu mencapai puncak kariernya.

Total, Lewandowski menyarangkan 103 gol dalam 87 pertandingan di semua kompetisi. Dia menjadi aktor utama sukses Bayern Munich meraih sextuple.

Lewandowski menjadi kandidat kuat peraih Ballon d’Or 2020. Sayang, mimpi itu harus pupus lantaran pandemi Covid-19.

Sebenarnya, dua musim awal Lewandowski di Barcelona tak buruk-buruk amat. Dia sukses mempersembahkan gelar LaLiga dan Piala Super Spanyol.

Namun, ketajamannya terbilang menurun. Terlebih, musim lalu dia dihantam cedera yang turut mengganggu performanya. Dengan usia sudah di atas 35 tahun, Lewandowski sempat disebut sudah habis.

Kredit foto: Instagram @fcbarcelona
Penyerang Barcelona, Robert Lewandowski kembali tajam di bawah asuhan pelatih Hansi Flick.

Nyatanya, prediksi itu tak terjadi. Lewandowski justru menunjukkan kebangkitan di musim ini. Itu bisa terjadi berkat kepemimpinan Flick.

Lewandowski sudah menyarangkan tujuh gol dalam tujuh pertandingan ditambah dengan dua umpan gol, menjadikan Lewa pencetak gol terbanyak sementara LaLiga di atas Kylian Mbappe.

Kondisi itu tak lepas dari taktik yang diusung oleh Flick yang mengarahkan agar lebih banyak mengirim umpan ke dalam kotak penalti. Itu memudahkan Lewandowski untuk menjalankan tugasnya sebagai eksekutor untuk membobol gawang lawan.

“Musim ini, kami lebih banyak mengirim umpan atau umpan silang ke dalam kotak penalti dan sebagai seorang striker itu area saya, saya bisa melakukan banyak hal,” kata Lewandowski dikutip Marca.

Dengan musim yang masih panjang, potensi ledakan Lewandowski musim ini sangat besar andai tak terganggu cedera. Dia bakal menjadi aktor utama yang diandalkan Flick untuk mengukir prestasi bersama Barcelona.

Sekali lagi, Flick membuktikan dirinya bukan pelatih gagal meski tak meraih hasil baik bersama Timnas Jerman. Jika dia mampu menjaga konsistensi tim, bukan tidak mungkin dirinya bakal menjadi pelatih Jerman tersukses yang pernah menukangi Barcelona.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.