DKI Jakarta membuat rekor di cabang olahraga baseball PON 2024 Aceh-Sumut. Jakarta meraih medali emas setelah mengalahkan Banten dengan skor 7-5 pada laga final yang digelar di Tugu Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9).
Pertemuan Jakarta dengan Banten memang menjadi salah satu final ideal. Jakarta merupakan daerah dengan tradisi baseball yang kuat. Sementara, Banten menjadi kekuatan baru baseball Indonesia selain Jawa Barat dan Lampung.
Pertandingan Jakarta melawan Banten berjalan cukup ketat. Pada inning pertama, kedua tim bermain imbang 1-1 dan pada inning kedua, Jakarta mampu membuat dua poin.
Pada inning ketiga dan keempat, Jakarta dan Banten bermain imbang 0-0. Baru pada inning kelima, Banten mencatatkan 2-0 sekaligus membuat kedudukan imbang 3-3.
Inning keenam menjadi momentum Jakarta. Anak asuh Gilberto Sajogo itu membuat tiga poin dan membuat Banten out tanpa poin. Banten mencoba mengejar pada inning ketujuh, namun mereka hanya mendapatkan satu poin.
Pada inning kedelapan yang krusial. Jakarta berhasil membuat imbang 1-1 dan memaksa Banten harus meraih tiga poin di inning kesembilan atau terakhir jika ingin merebut medali emas.
Namun, pertahanan Jakarta yang kuat membuat Dany Andhara dkk dari Banten gagal mendulang angka dan berakhir dengan 0-0. Secara total, Jakarta menang 7-5 atas Banten dan menjaga emas baseball PON tetap berada di Jakarta.
Jakarta enam kali beruntun mendulang medali emas PON. Tradisi emas tim yang identik dengan kostum merah putih ini dimulai pada 2004 berlanjut pada 2008, 2012, 2016, 2020, dan kini 2024.
Pencapaian ini tak lepas pula dari banyaknya kegiatan baseball di Jakarta. Bahkan setiap minggunya, hampir ada turnamen baseball dan juga softball di Jakarta, baik itu turnamen antarklub dan komunitas.
Punya mental lebih kuat
Pelatih tim, Gilberto Sajogo, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian Jakarta hingga saat ini.
“Kami sudah meraih juara sejak PON 2004, dan kali ini kami berhasil mempertahankannya lagi. Enam kali emas bukanlah perjalanan yang mudah, setiap tim pasti berusaha keras untuk mengalahkan juara bertahan,” kata Gilberto, dikutip dari Berita Jakarta.
Pelatih yang akrab disapa Coach Berto itu menekankan, meski menyandang status sebagai juara bertahan, timnya tidak pernah mengendurkan intensitas latihan. Bahkan, fokus utama selama bertahun-tahun adalah penguatan mental para pemain.
“Kami melatih mental dengan lebih keras. Setiap tim yang berhadapan dengan kami pasti memiliki target untuk mengalahkan DKI Jakarta. Itulah sebabnya, kami terus memperkuat ketahanan mental dalam program latihan kami,” lanjutnya.
Gilberto juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh KONI dan Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, yang turut menghadirkan ahli psikologi untuk menjaga kondisi mental para pemain agar tetap prima dan konsisten di lapangan.
“Kami percaya dan optimis bisa menang, tapi pada akhirnya kami serahkan semua hasil kepada Tuhan. Alhamdulillah, kemenangan ini kembali kami raih,” tambahnya.
Selain mempertahankan tradisi emas, kemenangan ini juga memberikan kontribusi penting bagi kontingen DKI Jakarta dalam perebutan gelar juara umum PON 2024, yang semakin kompetitif.
Gilberto turut memberikan motivasi kepada atlet dari cabang olahraga lain yang masih berjuang. “Ketahanan mental adalah kunci. Untuk teman-teman yang masih bertanding, tetap semangat dan yakin bahwa kalian sudah siap untuk menang,” pesannya.
Sementara itu, Tony Montana, anggota bidang prestasi PB Perbasasi DKI Jakarta, menyatakan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari persiapan matang yang dilakukan tim.
“Kalau dilihat dari pertandingan, persiapan adalah kunci kemenangan. Siapa yang paling siap, baik dari segi teknis maupun nonteknis, dialah yang akan menang,” jelas Tony.
Ia menambahkan bahwa persiapan tim DKI Jakarta sudah dimulai sejak dua tahun sebelum PON, dimulai dari persiapan untuk Pra-PON.
“Dari awal masa persiapan, kami sudah yakin bisa mempertahankan medali emas. Persiapan yang dilakukan terus menerus ini memerlukan disiplin yang tinggi dari setiap atlet,” tutup Tony.