Pertandingan kelima Liga Champions 2024-2025 telah rampung. Sorotan tertuju pada dua laga yang mempertemukan para raksasa lintas negara. Pada Rabu (27/11), Bayern Muenchen terlibat adu pressing nan sengit dengan Paris Saint Germain (PSG). Keesokan harinya, giliran Liverpool yang menendang Real Madrid ke tepi jurang.
Tempo dan intensitas cepat diperagakan keempat tim kala saling bertemu. Sejak menit awal laga, Bayern dan PSG menerapkan taktik yang cenderung sama atau mirroring.
Kedua tim sama-sama menerapkan pressing man-marking yang begitu ketat. Satu pemain diharuskan mengawal satu pemain. Duel pressing sengit tersebut terus dipertontonkan saat salah satu kubu menguasai bola.
Baca juga:
Alhasil, baik Bayern maupun PSG sama-sama kesulitan mengalirkan bola ke depan. Bayern pun menjawab pressing ketat PSG dengan manipulasi posisi untuk membuyarkan struktur pressing Le Parisiens.
Pada menit ke-29, tampak Harry Kane turun jauh ke bawah, sedangkan Jamal Musiala, Leroy Sane, Leon Goretzka dan Kingsley Coman naik sejajar. Kane yang turun ke bawah berhasil memancing bek tengah PSG, Marquinhos untuk naik menekan.
Bayern juga mengatasi pressing PSG lewat umpan-umpan langsung dari sang kiper, Manuel Neuer menuju lini depan yang dihuni Coman. Mantan pemain Juventus ini bermanfaat dalam mengeliminasi pressing lawan lantaran memiliki kecepatan.
Sementara itu, PSG menerapkan garis pertahanan yang begitu tinggi. Tim asuhan Luis Enrique terus berupaya memenangi penguasaan bola di area Bayern.
Pada akhirnya, kedua tim memiliki cara masing-masing untuk mengatasi pressing. Namun, pemandangan duel pressing tersebut hanya bertahan selama babak pertama.
Pada akhirnya, tim yang berhak atas tiga poin adalah mereka yang berhasil mengeksekusi peluang dengan klinis. Bayern pun unggul satu gol lewat tandukan Kim Min-jae yang memanfaatkan situasi sepak pojok pada menit ke-38.
Alur permainan berubah ketika Ousmane Dembele diganjar kartu merah pada menit ke-56. PSG kemudian menurunkan intensitas pressing lantaran kalah jumlah pemain. Raksasa Prancis itu pun mengubah pola bertahan menjadi 4-4-1.
Usai laga, pelatih Bayern, Vincent Kompany menyinggung keberhasilan build-up dan manipulasi posisi timnya mampu merepotkan struktur pressing PSG. Namun, mantan bek Manchester City mengingatkan anak asuhnya untuk tidak cepat puas.
“Kami hanya harus bekerja keras. Sejak hari pertama, penting untuk melihat bahwa para penyerang (lawan) tidak akan menikmati bermain melawan para pemain bertahan kami, bahkan dalam latihan. Sebagai seorang pemain bertahan, Anda tidak bisa mengatakan saya yang terbaik setelah satu pertandingan,” tutur Kompany dipetik I Mia San Mia.
“Anda butuh setidaknya 10-15 pertandingan untuk bisa berkata ‘mungkin mereka tidak bermain terlalu buruk’. Hal yang sama berlaku untuk para penjaga gawang. Kami berada di jalur yang benar tetapi kami harus terus bekerja untuk meningkatkan kemampuan,” imbuh Kompany.
Di sisi lain, pelatih PSG, Luis Enrique mengakui timnya sudah kalah dalam adu pressing sejak menit awal laga. Arsitek asal Spanyol ini juga amat menyayangkan kartu merah Dembele yang sangat mengubah alur permainan.
“Kami memberikan kesan yang buruk, kesan yang buruk sejak menit pertama. Bayern Munich lebih unggul dari kami di babak pertama. Kami tidak bisa merebut bola kembali, mereka terus menekan dan merebutnya kembali,” ujar Enrique dilansir laman resmi klub.
“Awal babak kedua sedikit lebih menggembirakan. Kami pikir kami punya peluang dan saya pikir awal babak kedua lebih baik. Namun, setelah Ousmane dikeluarkan, kami menderita. Kami beruntung bisa bertahan sampai akhir, tetapi mereka pantas menang,” pungkas mantan pelatih Barcelona dan timnas Spanyol itu.
Sinar terang Conor Bradley
Duel Liverpool kontra Real Madrid di Anfield, Liverpool, Kamis (28/11) cukup berbeda dari biasanya. Dalam beberapa laga ke belakang, The Reds selalu inferior di hadapan Los Blancos.
Kemenangan terakhir Liverpool atas Real Madrid terjadi 15 tahun silam, tepatnya pada babak 16 besar Liga Champions 2008-2009. Berlangsung di Anfield pada 11 Maret 2009, Steven Gerrard Cs berhasil mencukur Real Madrid empat gol tanpa balas.
Sisanya, Liverpool selalu menderita kekalahan jika berhadapan dengan sang raksasa Spanyol. Beberapa kekalahan di antaranya cukup menyesakkan sebab terjadi di partai final, yakni pada musim 2017-2018 dan 2021-2022.
Namun, Liverpool yang sekarang bukanlah yang dulu. Arne Slot membawa revolusi besar-besaran ke tim Merseyside Merah. Liverpool, yang musim ini superior di klasemen sementara Premier League, menawarkan banyak senjata untuk ditembakkan ke tim asuhan Carlo Ancelotti.
Penampilan Liverpool nyaris tanpa cela. Real Madrid kesulitan menciptakan peluang. Hasilnya, Liverpool mendulang poin penuh dengan kemenangan meyakinkan 2-0 lewat gol Alexis Mac Allister pada menit ke-52 dan tandukan Cody Gakpo di menit ke-76.
Slot memiliki ragam senjata di gudangnya. Liverpool ciamik dalam melancarkan build-up lewat pola 2-3-5, menyerang lewat transisi, mengalirkan umpan-umpan pendek serta mematikan dalam bermain di ruang-ruang sempit.
Permainan posisi para pemain Liverpool juga begitu cair. Hal ini tampak pada peran yang diemban Conor Bradley, sang bintang muda yang masih berusia 21 tahun. Meski beroperasi di sayap kanan, kapten timnas Irlandia Utara ini bergerak begitu liar tanpa diketahui lini belakang Real Madrid.
Pada menit ke-51, Bradley menyelinap diam-diam ke kotak penalti Real Madrid. Namun, tandukannya masih bisa digagalkan kiper Real Madrid, Thibaut Courtous. Semenit setelah itu, Bradley berada di posisi yang tepat untuk mengirim assist satu sentuhan untuk Mac Allister.
Bradley juga berhasil mengantongi Kylian Mbappe. Etos kerjanya yang rajin turun ke posisinya membuat Mbappe tidak bisa leluasa bergerak. Jebolan asli akademi Liverpool ini memiliki kepiawaian dalam melancarkan tekel bersih.
“Saya pikir itu bagus untuk dia (Conor Bradley), bagus untuk keluarganya, bagus untuk kami, tetapi juga sangat bagus untuk akademi, bahwa seorang pemain yang datang melalui jajaran di akademi melakukan ini dengan sangat baik. Pujian terbesar untuk akademi kami.”
Ketika ditanya mengenai performa pemain mudanya itu, Slot melancarkan pujian kepada sistem pembinaan pemain muda Liverpool. Arsitek asal Belanda ini puas dengan bagaimana Akademi Liverpool terus melahirkan bintang-bintang baru setelah Curtis Jones dan sang penjaga gawang, Caoimhin Kelleher.
“Saya pikir itu bagus untuk dia (Conor Bradley), bagus untuk keluarganya, bagus untuk kami, tetapi juga sangat bagus untuk akademi, bahwa seorang pemain yang datang melalui jajaran di akademi melakukannya dengan sangat baik. Pujian terbesar untuk akademi kami,” tutur Slot dikutip dari laman resmi Liverpool.
“Conor melakukan itu dengan sangat baik. Tetapi saya sama sekali tidak terkejut dengan apa yang dia lakukan dengan sangat baik karena dia telah menunjukkan itu musim lalu dan menunjukkan lagi di musim ini dalam sesi latihan dan juga dalam pertandingan. Jadi, sangat bagus untuk dia,” tutupnya.
Lewat hasil ini, Liverpool kokoh di puncak klasemen sementara Liga Champions musim ini seraya memastikan satu tiket ke fase gugur. Sementara, Real Madrid di bawah bayang-bayang ancaman tidak lolos ke fase play-off babak gugur.
Mereka kini berada tepat satu garis di atas zona aman, tepatnya di peringkat 24 dengan perolehan enam poin. Real Madrid unggul dua poin atas PSG yang menguntit di bawahnya.
“Pertandingan hari ini tidak menentukan karena meskipun kami menang, akan sulit untuk mencapai delapan besar. Kami harus mencapai 24 besar dan finis setinggi mungkin. Kami akan mencapai 24 besar dan bersaing seperti tahun lalu,” ujar Ancelotti usai laga pada laman resmi klub. (Ilham Sigit Pratama)