Becks Army merupakan tim fun football yang dari sayap bisnis Becks Apparel. Mereka lahir dengan konsep unik dan bertahan hingga sekarang.
Tidak seperti kebanyakan klub fun football yang lahir dari tongkrongan ataupun tim satu rekan divisi di kantor, embrio Becks Army lahir dari keinginan owner Becks Apparel, Taufiq Ardyansyah, memberikan ruang olahraga kepada para mitra bisnisnya.
Lambat laun konsep tersebut berubah dan secara resmi menjadi tim fun football pada 12 Juli 2020. Peresmian mereka terjadi di Pancoran Soccer Field, Jakarta Selatan.
“Konsep reseller berubah dan Becks Army menjadi tim fun football karena pada tahun itu pertandingan fun football sedang hype dan memang lagi ramai-ramainya. Makanya strateginya diubah menjadi tim fun football,” jelas Taufiq saat ditemui Ludus.id di kawasan Jakarta Barat.
Pria yang akrab disapa Bekam itu bercerita bahwa awalnya untuk masuk Becks Army ini calon anggota harus melakukan registrasi melalui formulir.
Calon anggota harus mengisi biodata di formulir tersebut, termasuk posisi bermain. Hal ini selain penting untuk mengenal antar anggota satu sama lain, Bekam ingin mengetahui posisi terbaik anggotanya.
Hal ini cukup berpengaruh saat pertandingan eksternal melawan tim lain. Becks Army ingin anggotanya bermain di posisi terbaiknya agar bisa bersenang-senang ketika pertandingan.
“Ini sebenarnya untuk saling mengenal dan pemain bisa memilih lebih dari satu posisi terbaiknya. Namun, format registrasi seperti ini diterapi terakhir pada 2022,” jelas Bekam.
Ia menjelaskan sistem tersebut terhenti karena semakin banyaknya anggota yang ada saat ini. Total sudah ada 150-an anggota yang aktif dalam Becks Army.
Bekam membagi waktu bermain dari 150-an anggota itu dengan mengadakan tiga sampai empat pertandingan. Setiap minggu ada 22 pemain yang mendapat jatah bermain dengan sistem siapa cepat dia dapat.
Namun, jika Becks Army bertanding dengan tim yang lebih kuat atau mengikuti turnamen komunitas fun football, mereka punya sistem bernama ‘Timnas Calling’.
Sistem ‘Timnas Calling’ sama dengan sistem pemanggilan pemain-pemain terbaik ke tim nasional Indonesia. Becks Army menggunakan sistem tersebut untuk pertandingan tertentu.
“Jadi kalau ada sparing dengan tim yang kira-kira di atas kertas selevel atau di bawah, itu kita open dan siapa saja boleh main. Namun, jika gengsi pertandingannya tinggi kita ada yang namanya Timnas Calling, jadi pemain terbaik di posisinya kita panggil buat isi slot,” ucap Bekam.
Dua sistem tersebut, yakni Open Slot dan Timnas Calling, membuat sistem registrasi anggota baru berubah. Mereka tak lagi membuka secara umum tetapi melalui rekomendasi para anggota yang aktif bermain.
“Semisal kita kalah, biasanya anggota ada yang kasih masukan pemain yang bisa menambal kelemahan di tim. Jadi sudah tidak pakai registrasi lagi dan diganti menjadi sistem rekomendasi.
Tidak Hanya Sepak Bola
Becks Army tidak memiliki iuran yang tetap. Mereka mengeluarkan iuaran kepada anggotanya tergantung dengan lapangan yang digunakan.
Bekam tidak mau mematok harga yang mahal karena Becks Army memilih bermain di lapangan biasa. Maksud biasa adalah, lapangan yang tidak memiliki harga sewa mahal.
Hal ini karena Bekam tak ingin membebani anggotanya dengan HTM (Harga Tiket Main, untuk membeli slot main) yang tinggi. Uang kas Becks Army pun diambil dari kegiatan internal match, latihan, ataupun sparing dan turnamen.
Biasanya, Becks Army bermain di lapangan di sekitaran Jakarta Barat ataupun Tangerang, seperti di Ciledug, Pamulang, ataupun Ciputat.
“Lapangan yang biasa kita jadikan tempat bermain itu menang harganya terjangkau dan yang pasti HTM kita termasuk murah karena kita bermain di lapangan yang biasa. Kami ingin esensi bermain bola itu untuk bersenang-senang bisa dirasakan oleh anggota. Makanya HTM Becks Army biasanya berkisar dari Rp25 ribu-Rp60 ribu,” jelas Bekam.
Tidak hanya kegiatan fun football saja yang digaungkan Becks Army. Bekam, selaku pendiri, mengatakan bahwa ada banyak macam kegiatan di luar sepak bola yang dijalankan timnya.
Beberapa charity match sempat digelar untuk membantu korban bencana alam yang pernah melanda Indonesia. Selain itu, ada juga pertandingan dengan tim di luar kota. Hal ini semata-mata untuk membuat anggota tak hanya bermain sepak bola, tetapi juga untuk berwisata.
“Kita juga sering mengadakan pertandingan ke luar kota atau istilahnya tur luar kota. Kita pernah tur ke Anyer, Bandung, Padenglang, ataupun Bogor. Jadi konsepnya, kita jalan-jalan sambil bermain sepak bola. Diselipin wisatanya juga,” tutur Bekam.
Berkat keseriusan Bekam mengelola Becks Army, banyak yang mengira bahwa timnya ini merupakan klub Liga 3. Becks Army memiliki perhitungan dan catatan sendiri, seperti menang-seri-kalah, top scorer, top assist, dan juga tampilan media sosial yang keren.
Hal itulah yang membuat publik banyak yang mengira Becks Army merupakan anggota klub Liga 3.
“Karena keseriusan itulah banyak orang yang mengira Becks Army bermain juga di Liga 3. Meski begitu, kami tetap berada di ranah fun football saja apalagi mengurus klub juga tidak mudah. Ya, sudah ada ladanganya masing-masing,” ucap pria alumni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta itu.
Menghadapi 2024, Bekam berharap Becks Army tetap solid dan eksis sebagai tim fun football. “Semoga tetap menjadi tim yang kompak dan disegani serta melihat sepak bola sebagai kesenangan,” tukas Bekam.