Berlatih dari Jalan Berlubang ke Lintasan Berstandar Internasional

Kredit foto: Dok Floribertus Rio Ferdinand
Tim atletik yang berlatih di Stadion Gelora Citramas. Stadion ini memiliki lintasan lari delapan jalur yang berstandar internasional.

Dulu, hampir setiap pekan, David Priya Herdiawan bersama anak asuhnya berpacu dengan waktu melintasi jalan setapak di salah satu komplek pertokoan atau ruko di sudut Kota Batam, Kepulauan Riau. Jalan lurus namun berlubang-lubang itu terpaksa dijadikan sarana berlatih lari demi menjaga semangat calon atlet yang dia latih.

Namun, nestapa itu telah jadi masa lalu. Para atlet lari besutan David Priya sudah pindah ke tempat yang jauh lebih baik. Lintasan lari dengan delapan jalur berbahan sintetis berstandar International Association of Athletics Federations (IAAF) milik Stadion Gelora Citramas, Kabil, Batam, jadi rumah baru bagi para atlet lari.

“Terima kasih Pak (Kris Wiluan). Kalau enggak ada lintasan ini, mungkin sekarang kami masih latihan di pinggir jalan. Kami dikasih Latihan di sini cuma-cuma alias gratis,” kata David ditemui ludus.id di Stadion Gelora Citramas beberapa waktu lalu.

Selama tujuh tahun terakhir, David melatih para pelari di stadion swasta terbaik di Batam ini. Berkat fasilitas yang mumpuni, tidak sedikit atlet lari profesional yang lahir dari trek tersebut.

Bahkan, yang membuat David bangga, satu atlet asuhannya berhasil mewakili Kepulauan Riau di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Sosok tersebut adalah Floribertus Rio Ferdinand.

Rio adalah juara di nomor lari 200 meter di Porwil XI Sumatera pada November 2023. Prestasi itulah salah satu yang jadi alasan Rio terpilih untuk mewakili Kepulauan Riau di PON 2024.

Rio mengenang saat usianya masih belasan tahun. Menurut Rio, Stadion Gelora Citramas adalah sebuah fasilitas olahraga yang mewah yang tidak terbuka untuk umum. Karena terbiasa berlatih di jalan aspal dan trek yang tidak bagus, Rio bertekad untuk dapat mengasah kemampuannya di Stadion Gelora Citramas.

Kredit foto: Dok PASI Batam
Floribertus Rio Ferdinand, atlet berperstasi yang dilatih di Stadion Gelora Citramas, dan jadi wakil Kepulauan Riau di PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Takdir menjawab impian sang atlet. Rio ikut berbagai lomba di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan kejuaraan daerah se-Kepri. Berkat prestasinya, Rio diajak bergabung jadi atlet yang dibina di Stadion Gelora Citramas.

“Saya ditawarkan bergabung pada akhir 2017. Fasilitas (atletiknya) paling bagus Citramas. Saya bergabung karena niat untuk berprestasi,” tutur Rio melalui sambungan telepon kepada Ludus.id.

Rio takjub dengan fasilitas yang memadai untuk pembinaan atlet di Batam. Dia juga bebas untuk memakai lapangan dan berlatih memperbaiki teknik berlari.

Kredit foto: Dok Floribertus Rio Ferdinand
Atlet lari 200 meter, Floribertus Rio Ferdinand, berlatih di Stadion Gelora Citramas, Batam.

Rio dan para atlet biasanya berlatih enam kali dalam seminggu pada sore hari. Namun, semasa persiapan PON, jumlah Latihan Rio digandakan menjadi 12 kali dalam sepekan.

Atlet berusia 22 tahun ini memang tidak berhasil membawa pulang medali dari PON 2024 karena mengalami gangguan pernapasan saat penyisihan nomor lari 200 meter di Stadion Madya Atletik, Deli Serdang, Sumatra Utara, Sabtu (14/9). Namun, dia tidak patah arang.

“Saya akan berlatih lebih keras untuk perbaiki limit, kemudian tampil di kejuaraan nasional,” tutur atlet yang bercita-cita untuk bergabung ke pemusatan Latihan nasional atletik ini.

Catatan terbaik Rio di nomor lari 100 m adalah 10,81 detik. Adapun di nomor lari 200 m, torehan tercepat Rio adalah 22,3 detik.

Cerita para atlet 

Lintasan pacu delapan jalur berbahan sintetis standar federasi atletik internasional IAAF di Stadion Gelora Citramas Batam menjawab kebutuhan akan fasilitas yang tidak diberikan oleh pemerintah. Bukan trek yang asal jadi. Lintasan lari ini satu-satunya milik swasta yang ada di kota Batam, Kepri.

Fasilitas terbaik menghasilkan atlet-atlet terbaik. Cristyan Malianus Dolle, atlet sprint dan pancalomba salah satunya.

Cristyan sudah berlatih di stadion ini selama enam tahun sejak masih di bangku SMP. Atlet PASI Batam yang pernah menjuarai event Polri itu beralasan berlatih lintasan lari Stadion Gelora Citramas karena ingin mencari prestasi.

“Fasilitas yang diberikan sangat bagus, seperti trek dan lainnya,” kata Cristyan di sela-sela latihannya.

Kredit foto: radarsatu
Stadion Gelora Citramas kerap dijadikan tempat perlombaan atletik karena fasilitasnya yang memadai. Sejumlah atlet dibina di sini dan banyak yang kemudian jadi atlet atletik profesional.

Kemudian ada Keniton Jikwa. Atlet berusia 16 tahun ini merupakan peraih tiga medali emas di ajang Popda Batam pada Juli 2024. Keniton membawa pulang medali tertinggi dari nomor lomba lari estafet 4 x 100 meter, lempar lembing, dan lempar cakram.

Pemuda kelahiran Papua ini ikut pamannya pindah ke Batam sejak 2019. Dia tinggal di Panti Komunitas Anak Terang di Pungur.

Meski tinggal di panti dan berasal dari keluarga tidak mampu, Keni punya tekad untuk berprestasi sebagai atlet. Tidak ada rintangan yang dapat menghalangi mimpinya.

“Setiap mau latihan, saya sering kehabisan bensin di jalan, beberapa kali saya harus mendorong  motor saya untuk tiba di Stadion Citramas,” ujar Keni.

Keni berharap fasilitas latihan atletik yang dia dapat di Stadion Gelora Citramas bisa mengantarkan dia menjadi atlet nasional kelak.

Selain atlet, manajemen Gelora Citramas juga memberikan perhatian kepada para pelatih. Salah satunya dengan mengikuti sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan kepelatihan.

“Jadi, kami (pelatih) didukung penuh untuk belajar keluar mencari lisensi agar bisa dibawa khususnya ke Batam untuk melatih anak-anak Batam hingga bisa bertanding di event nasional,” ujar Lucky Junanto, salah satu pelatih tim atletik di Stadion Gelora Citramas.

Sementara itu, melalui wawancara virtual, Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kota Batam, Reggy Djakarya menceritakan, pembangunan fasilitas atletik bertaraf internasional di Stadion Gelora Citramas merupakan cita-cita pengusaha Kris Wiluan untuk membuat Citramas Group sebagai usaha yang berdampak sosial.

“Dulu Porwil (Pekan Olahraga Wilayah) di Kepri, tapi harus meminjam tempat lari di Johor. Itulah harus ada trek yang berkualitas internasional. Selain itu, di atletik, kami ambil (atlet) dari anak-anak yang kurang beruntung,” beber Reggy.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Citramas Group, Kris Wiluan mengatakan upaya membina atlet atletik di secara maksimal di Batam terus diupayakan, namun tetap perlu perhatian lebih.

“Atletik masih kurang sponsor,” ucap Kris Wiluan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.