Kejuaraan Nasional PBSI Perorangan Taruna dan Dewasa 2023 baru saja tuntas pekan lalu, Sabtu (23/12/23). Provinsi DKI Jakarta berhasil keluar sebagai juara umum dalam event yang dihelat di GOR Universitas Negeri Jakarta setelah membawa pulang medali emas di enam nomor, Tunggal Dewasa Putra, Tunggal Dewasa Putri, Tunggal Taruna Putri, Ganda Dewasa Putri, Ganda Taruna Campuran, Ganda Taruna Putra.
Ajang ini menjadi kesempatan besar bagi para pebulutangkis muda untuk unjuk gigi dan menembus pelatnas. Di luar itu, ada satu peserta yang cukup menarik perhatian meski perjalanannya terbilang singkat. Sosok tersebut adalah Bima Al Ayman Modjo.
Bukan tanpa alasan pebulutangkis muda yang mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini menarik perhatian meski penampilannya cuma sampai babak 32 besar setelah ditumbangkan wakil Jawa Timur, Gilang Ramadhani, lewat rubber game 21-15, 13-21, dan 14-21.
Sekilas, memang tak ada yang berbeda dari penampilan Ayman yang berhak tampil di Kejurnas PBSI Perorangan 2023 ini usai menjuarai Kejuaraan Daerah (Kejurda) di Yogyakarta, November lalu. Namun, jika ditelusuri lebih lanjut, Ayman merupakan anak dari orang tua yang memiliki nama besar di Indonesia.
Ya, pemuda 18 tahun itu merupakan anak dari seorang vokalis band papan atas Tanah Air, Akhdiyat Duta Modjo, atau yang lebih dikenal sebagai Duta, vokalis band Sheila on 7. Sementara, ibunya, Adelia Lontoh, dikenal sebagai model dan juga bintang sinetron.
Jelas, dengan latar belakang yang dimiliki kedua orang tuanya, keikutsertaan Ayman langsung mengundang perhatian. Apalagi, Duta dan Adelia hadir langsung mendukung perjuangan sang anak di tempat pertandingan.
Sayangnya, meski disaksikan langsung oleh orang tuanya, Ayman gagal memberikan prestasi terbaik dan harus angkat koper lebih cepat dari Kejurnas PBSI Perorangan 2023. Tentu, pencapaian ini tak membuat Ayman puas.
“Sebenarnya di gim pertama sudah megang. Cuma di gim kedua sempat hilang fokus. Pas awal gim ketiga juga sempat bagus sampai poin 10, tetapi hilang fokus lagi,” kata Ayman kepada wartawan termasuk Ludus.id.
“Pas sebelum bertanding sebenarnya juga sudah menyiapkan strategi. Namun, kan tetap harus siap bagaimana pun lawannya,” tambah dia.
Kendati demikian, Ayman tak menyesali hasil negatif dari kejuaraan ini. Menurutnya, turnamen ini sangat bagus untuk mengukur kemampuan dirinya yang sudah berada dalam tahun terakhir di level junior.
“Ajang ini bisa menambah kepercayaan diri dan untuk mengukur kemampuan saya juga karena tahun depan saya sudah masuk senior,” tutur Ayman.
“Di senior pasti harus lebih siap lagi karena lawannya gak terbatas usia. Yang penting fokus saja, jangan takut dan selalu siap lawan siapa saja,” lanjutnya.
Ke depannya, Ayman berusaha untuk terus konsisten menapaki karier sebagai pebulutangkis meski tak melalui jalur pelatnas. Diakuinya, masuk pelatnas memang tak menjadi targetnya karena lebih nyaman bertanding lewat jalur profesional.
“Memang belum ada ke arah situ (pelatnas). Yang penting sekarang tetap fokus latihan untuk menghadapi setiap pertandingan,” ucap Ayman.
Memilih Jalur Berbeda dengan Orang Tua
Peribahasa “buah jatuh tak jauh dari pohonnya” agaknya sudah tak mungkin disematkan pada Ayman. Pasalnya, dia memilih untuk menjalani hidup sebagai atlet yang jelas berbeda 180 derajat dengan kedua orang tuanya yang besar melalui dunia entertainment.
Bima Al Ayman Modjo lahir di Yogyakarta pada 9 Oktober 2005. Dia merupakan anak kedua dari pasangan Duta dan Adelia Lontoh.
Sejatinya, kakak dari Ayman, Aishameglio Duta Chiara, juga sempat menggeluti bulutangkis. Hanya saja, kini tinggal Ayman yang fokus menapaki karier sebagai pebulutangkis.
Sejatinya, Ayman kecil lebih dulu memilih futsal sebagai olahraga yang digelutinya. Dia baru beralih ke bulutangkis pada usia 7 tahun atau saat kelas 2 SD. Ketertarikannya pada olahraga tepok bulu ini lantaran banyak teman-teman seusianya yang juga bermain bulutangkis.
“Dulu pas kecil tertarik (bulutangkis) karena melihat teman-teman main bulutangkis. Terus, saya minta sama ayah les bulutangkis,” ungkap Ayman.
Selain karena lingkungan, Ayman juga tertarik menekuni bulutangkis karena suka menyaksikan aksi tunggal putra asal China, Lin Dan, lewat layar kaca. Sehingga, dia terpengaruh untuk mengikuti jejak sang idola.
“Saya dulu menyukai Lin Dan. Sekarang, karena dia sudah pensiun, saya mengidolakan Viktor Axelsen,” tutur dia.
“Keduanya merupakan paket lengkap yang sulit dikalahkan lawan-lawannya,” ucap Ayman.
Bak mengikuti jejak sang idola, Ayman pun mantap memilih untuk menjadi seorang pebulutangkis. Dia juga bersaing di sektor tunggal putra.
Melihat keseriusan sang anak, orang tuanya pun tak main-main dalam memberikan dukungan. Selain kerap mendukung langsung di tempat pertandingan, Ayman mengaku jika sang ayah sampai mendirikan klub bulutangkis pada 2015 yang dinamakan Modjo Art of Badminton di Yogyakarta.
“Cuma saya ikut klub dari 2017 pas usia 12 tahun,” kata Ayman.
Bersama klub pribadinya itu, Ayman semakin mengembangkan kemampuannya sebagai pebulutangkis andal di bawah arahan pelatih lokal. Dia pun mulai rutin mengikuti kejuaraan bulutangkis baik lokal maupun nasional.
Tak hanya itu, Ayman juga ambil bagian dalam kejuaraan internasional. Dikutip situs resmi BWF, Ayman tercatat sudah memulainya sejak 2017.
Di tahun tersebut, Ayman mengikuti Singapore Youth International Series 2017. Namun, langkahnya hanya sampai 16 besar.
Pandemi covid-19 menjadi penghalang niat Ayman lebih sering tampil di luar negeri. Barulah pada 2022, pemain 18 tahun itu kembali mengikuti kejuaraan internasional. Beberapa di antaranya adalah Croatia Valamar Junior Open 2022, Korea Junior International Series 2022, dan Pathumthani Junior International Series 2022.
Namun, pencapaian terbaiknya di nomor tunggal hanya menembus babak 16 besar. Justru, dia pernah menginjak semifinal saat bermain ganda putra di ajang Slovenia Junior International 2022 berpasangan dengan wakil tuan rumah, Jaka Peric Marovt.
“Sebenarnya bisa main ganda. Cuma saya lebih nyaman main tunggal,” ujar Ayman.
Sepanjang tahun ini, Ayman mengikuti setidaknya 9 turnamen internasional junior, seperti Italian Junior 2023, Dutch Junior International 2023, dan Vietnam International Series 2023. Namun, lagi-lagi, prestasi terbaiknya mencapai babak 16 besar di Italian Junior 2023.
Mimpi jadi Juara Dunia
Selayaknya seorang atlet, menjadi juara tetap menjadi tujuan dari Ayman meski memilih berkarier lewat jalur profesional. Sejauh ini, belum terpikir oleh Ayman untuk bersaing menembus pelatnas.
Alasannya jelas, dia bisa mengatur sendiri turnamen mana yang ingin diikutinya. Hal itu kerap didiskusikannya dengan kedua orang tua.
Baik Duta dan Adelia memang memiliki peran besar dalam karier Ayman. Jika sang ibu kerap memberi saran soal pemilihan turnamen, sang ayah bahkan tak jarang menemaninya sebagai ofisial.
“Mimpi saya ingin menjadi juara dunia walaupun lewat jalur profesional,” ungkap Ayman.
“Saya memilih jalur profesional karena merasa lebih nyaman dan ayah juga suka ikut. Misal saya main di luar negeri kan suka tidak ada pelatih yang ikut, nah itu ayah yang jadi ofisialnya. Dan karena dia sudah bertahun-tahun menemani saya, jadi sedikit banyak paham soal strategi,” tuturnya.
Kejurnas PBSI Perorangan 2023 menjadi turnamen penutup tahun bagi Ayman. Kendati demikian, dia sudah memetakan sejumlah turnamen yang akan diikutinya pada tahun depan.
“Terdekat ada Sri Lanka International Challenge 2024. Itu di Februari,” ucap dia.