Brenx Street Fighter Hadirkan Pertarungan Lebih Brutal Bersama Atlet, Selebriti dan Belasan Gangster

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Dua peserta saling baku hantam pada acara Underground Brenx Street Fight di Taman Merdeka, Depok, Jawa Barat, Sabtu (5/10) siang WIB.

Komunitas bela diri, Brenx Street Fighter menghadirkan pertarungan yang lebih brutal. Tak tanggung-tanggung, belasan gangster selebriti, hingga atlet turut berpartisipasi pada gelaran yang berlangsung di Taman Merdeka, Depok, Jawa Barat, Sabtu (5/10) siang WIB.

Acara bertajuk Underground Brenx Street Fight ini juga dihadiri perwakilan pemerintah setempat, politisi dan aparat kepolisian hingga TNI.

“Buk,” bogem Reyhan Ananta mendarat di head guard yang dikenakan Daniel Bolot. Pria yang akrab disapa Nanta itu pun dinyatakan menang atas pentolan gangster asal Jakarta hanya dalam waktu 40 detik.

Nanta meraih kemenangan dengan mudah meski sang lawan berstatus residivis yang baru menghirup udara bebas enam bulan silam. Hal ini tak mengherankan sebab pria asal Bandung itu memang memiliki latar belakang atlet muay thai.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Atlet muay thai sekaligus Mojang Jajaka Kota Bandung, Reyhan Ananta usai berhasil merubuhkan Daniel Bolot. Sang lawan merupakan eks pentolan gangster yang baru keluar dari jeruji besi enam bulan silam.

Sebelumnya, Nanta pernah mengikuti berbagai kejuaraan muay thai. Pria berusia 24 tahun ini sempat menggondol titel di Kejuaraan Tarung Bebas Indonesia edisi 2019 silam. Nanta juga berpartisipasi pada kejuaraan muay thai yang digelar di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Utara pada Agustus 2024.

Meski sudah lima tahun menggeluti bela diri asal Thailand tersebut, bertarung di acara Brenx Street Fighter menghadirkan pengalaman tersendiri bagi Nanta. Dia mendapat pelajaran berharga perihal bagaimana berada di di situasi pertarungan dengan jarak yang sangat dekat.

“Yang pertama saya atlet juga sih. Jadi, kalau untuk pertarungan jalanan, ini yang pertama. Biasa saya tanding muay thai dan tinju,” kata Nanta kepada Ludus.id usai pertarungan.

“Jadi ini pengalaman pertama saya di ring 3×3 kan sangat sempit menggunakan peraturan boxing, itu juga jadi pengalaman bagi saya bagaimana kita bertarung dengan jarak yang dekat,” lanjut pria yang juga Mojang Jajaka Kota Bandung ini.

Nanta juga menemui perbedaan signifikan antara bertarung melawan atlet dan menghadapi jagoan jalanan. Menurut dia, terdapat situasi berbeda dalam hal gaya bertarung.

Perbedaan tersebut lantas dijadikan keuntungan bagi Nanta dalam mendulang kemenangan. Nanta menilai, tidak seperti atlet terlatih, para gangster umumnya datang ke ring hanya bermodalkan nyali namun tidak ditujang kondisi fisik mumpuni.

“Yang pertama jelas jauh beda. Kalau kita ngelawan atlet, berarti dia orang yang sudah terlatih, dan memiliki teknik, terlatih secara fisik dan mindset-nya sebagai atlet. Tapi, jika kita melawan gangster. Rata-rata gangster itu hanya punya nyali, kemudian punya mental, berani berantem,” jelas Nanta.

“Saya sedikit review pertandingan tadi yang hanya 40 detik kemudian lawannya udah KO. Karena apa? Karena fisik. Mereka hanya memiliki mental, tapi mentalnya tidak bisa ditunjang. Beda dengan atlet, kalau kita bicara atlet, dia kan pasti fisiknya ditunjang, tekniknya kan pasti mereka berlatih. Jadi, perbedaannya ada di fisik teknik dan mental,” pungkas Nanta.

Munculnya sang jagoan panco

Acara ini juga turut menghadirkan Panji Herdatama yang dikenal sebagai atlet panco nasional sekaligus selebriti di media sosial Tiktok. Lewat akun Tiktok yang sudah diikuti lebih dari 500 ribu pengikut, pria yang dikenal dengan nama panggung, Panji Law ini kerap menyajikan konten adu panco dan kegiatan di gym.

Panji juga sempat akan mengikuti Baku Hantam Championship di tahun ini. Bahkan, Panji sudah berguru langsung dengan atlet muay thai ternama tanah air, Rudi Agustian atau dikenal sebagai Rudy Golden Boy.

Kredit foto: Instagram @fit_daddy90
Atlet panco nasional sekaligus seleb Tiktok, Panji Law (kiri) turut bertarung di acara Underground Brenx Street Fight.

Tak ayal, pertarungan Panji ditempatkan sebagai suguhan utama pada acara Brenx Street Fighter kali ini. Panji pun berhasil dinyatakan Ridwan, lawannya tersungkur.

“Yang pertama sebenarnya gua senang berantem. Iya (atlet panco) cuman kebetulan tangan gua lagi cedera, jadi gua lagi berhenti dulu (dari panco), pas banget ada boxing, di Depok lagi kan,” ujar Panji kepada Martin Reynaldi, Ketua Brenx Street Fighter.

“Kalau untuk persiapan gua latihan sama pelatih boxing, pola makan gua atur, gua diet juga, dan yang pasti mental. Karena, boxing beda sama panco. Kalau boxing, kita langsung kontak (dengan lawan), pukul langsung kena pukul, jadi ya mental,” tutupnya.

Undang atensi aparat dan pemerintah

Ketua Brenx Street Fighter, Martin Reynaldi nampak sibuk mempersiapkan berbagai peralatan, air mineral dan peralatan medis. Usai acara, Martin begitu semringah acara yang disiapkan dalam hanya dalam waktu sebulan tersebut berjalan sukses.

“Untuk perbedaannya yang kemarin kan sparing, nah yang ini benar-benar fight. Kalau yang benar-benar fight, kita dari segi pengamanan lebih baik lagi. Dari segi wasit kita juga ada, tim medis ada, semua lengkap,” tutur Martin usai acara.

Betapa tidak, berbagai instansi turut menaruh perhatian pada acara besutannya. Di antaranya Kecamatan Sukmajaya, Polsek Sukmajaya, Polres Kota Depok, Densus 88 hingga Brimob. Selain itu, Mayjen (Purn) Tatang Zaenudin juga turut mensponsori acara tersebut.

Kredit foto: Instagram @chandrarahmansyah
Calon Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah turut menghadiri Brenx Underground Street Fight.

Tak sampai di situ, calon Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah juga turut hadir. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berjanji akan membangun ring tinju untuk mewadahi para eks gangster jika terpilih pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Depok 2024.

“Memang pastinya saya dukung namanya kegiatan seni dan olahraga. Banyak anak muda di sini, bertarung dengan sportif, habis pukul-pukulan selesai, mereka berpelukan, gak ada dendam, gak ada benci,” ujar Chandra.

“Ini yang saya rasa harus kita dukung penuh supaya apa? Agar anak-anak muda kita gak ada lagi tawuran, gak ada lagi pakai narkoba. Semua sportif, kompetitif dan juga produktif.” ucapnya.

Martin juga memperkirakan jumlah hadirin pada acara kali ini mencapai ribuan orang, meningkat signifikan dari acara sparing yang sebelumnya digelar pada 5 September 2024 silam. Pria asal Manado ini menjelaskan bahwa acara kali ini dihadiri 15 gangster yang berasal dari Depok, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

“Kalau total gangster hari ini itu ada 15 gangster. Itu dari Jakarta Selatan, Ciledug, Tangerang dan Depok. Kalau ini, pesertanya mayoritas dari Depok, 70 persen pesertanya itu dari gangster,” ucap Martin.

“Makanya, saya sangat bahagia, sangat tercapai tujuannya dengan tema stop tawuran. Mungkin pesertanya 70 sampai 90 persen itu gangster,” sambung pria berusia 27 tahun itu.

Selanjutnya, Brenx Street Fighter berencana mengabulkan permintaan tiga organisasi eks geng motor dan Pj. (Pejabat) Wali Kota Bogor, Hery Antasari untuk mengadakan acara serupa di Kota Hujan. Acara tersebut rencananya akan digelar pada akhir Oktober 2024 mendatang.

Bakal ada pertarungan perempuan?

Sementara itu, Khanza (24), warga Depok turut gembira dengan keberlangsungan acara Brenx Street Fighter. Dengan adanya komunitas ini, Khanza dapat merangkul teman-temannya yang banyak berasal dari kalangan gangster untuk segera hijrah menuju kegiatan positif.

“Bagus ya, soalnya gue pribadi kan punya (kenalan) komunitas gangster gitu. Ya bagus jadi contoh untuk minimalisasi tawuran juga,” ujar Khanza

“Kalau gue ngerangul teman-teman gue buat tanding. Iya, banyak (temannya berasal dari kalangan gangster). Barusan sudah ada dua orang yang bertanding,” ucap wanita berambut pendek ini.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Khanza (24), warga Depok menyarankan agar Brenx Street Fighter menyediakan pertarungan untuk perempuan.

Khanza juga turut menyampaikan saran agar Brenx Street Fighter membuka pertarungan untuk perempuan. Dia lantas mengungkapkan keinginannya untuk ikut baku hantam di ring.

“Mau banget (ada nomor perempuan), pengen banget, buat Brenx, kalau bisa adain buat perempuan, gua yang bakal ngajuin diri paling pertama sih,” ucap Khanza.

Menanggapi permintaan soal adanya pertarungan untuk perempuan, Martin mengaku Brenx Street Fighter tengah berupaya merangkul eks anggota gangster dari kalangan kaum hawa. Sebab tak dipungkiri, beberapa gangster memang memiliki anggota perempuan.

“Sebenarnya banyak yang request, tapi kan kita tujuannya lebih ke stop tawuran dan narkoba, mungkin nanti kita cari di mana gangster-gangster ini yang anggotanya itu perempuan,” ucap Martin.

“Karena ladies itu kalau kata dia itu lady gangster, masih nyambung ke misi kita stop tawuran,” tutup Martin.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.