Hangtuah Jakarta sedang membangun kekuatan di Indonesia Basketball League (IBL). Mereka memperbaiki permainan, pindah ke venue baru, dan membangun prestasi serta market pendukung mereka.
Hangtuah bagi publik bola basket Jakarta bukanlah nama baru. Mereka terbilang besar di Jakarta dan sudah wara-wiri di kompetisi bola basket nasional seperti Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) hingga kini bernama IBL.
Hangtuah memang belum pernah juara seperti klub-klub bola basket Jakarta lainnya, seperti Aspac (13 kali juara), Satria Muda (12), Pelita Jaya (4), ataupun Indonesia Muda (1). Namun, mereka selau eksis berada di panggung bola basket nasional dan selalu memiliki mimpi besar untuk merangkak ke atas.
Baca juga:
Althof Dwira Satrio, Termotivasi DBL Hingga Kini Berlabuh ke Hangtuah Jakarta
Musim lalu, Hangtuah belum bisa berkembang pesat. Mereka gagal ke playoff dan finis di posisi ke-10 dalam klasemen reguler IBL 2024.
Kini, manajemen Hangtuah mematok target tinggi. Mereka tidak mau lagi menjadi tim ketiga dari Jakarta di bawah Satria Muda ataupun Pelita Jaya.
“Kami memiliki target tinggi pada musim ini. Semua melakukan pembenahan menyeluruh, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga non-teknis. Hal ini membuat kami optimistis bisa meraih target yang diharapkan,” ujar Managing Director Hangtuah Jakarta, Musab Mochammad.
Pelatih anyar Hangtuah, Wahyu Widayat Jati juga punya target tinggi. Dia berusaha membawa Hangtuah ke papan atas dan tembus playoff. Namun, dia ingin ini dilakukan secara bertahap.
“Target awal saya, sesuai janji saya ke manajemen Hangtuah, first step-nya saya coba masuk playoff dulu dan setelah itu kita kalkulasi ulang. Kalau kita maunya the best ya, posisi paling atas,” kata Wahyu Widayat Jati, kepada Ludus.id.
Berbenah untuk IBL 2025
Menjelang IBL 2025, Hangtuah berbenah. Mereka mendatangkan Wahyu Widayat Jati sebagai pelatih utama dan ditemani Tri Prasetyo Utomo, Iwan Murryawan, Zulfahrizal, dan Rifial Ka’bah sebagai stafnya.
Selain itu, Hangtuah juga merekrut beberapa pemain berkualitas seperti Januar Kuntara, Sultan Prawira, Melki Sedek Basik, dan Althof Satrio. Nama terakhir dianggap sebagai salah satu perekrutan terbaik di IBL.
“Kalau saya bilang, Althof good steal ya buat Hangtuah season ini. Dia datang last minute dan saya memang membutuhkan pemain berpengalaman. Lalu dia juga punya hati yang besar secara skill dan fisiknya. Saya juga sudah kenal dia karena musim lalu, dia pemain saya di RANS Simba,” tutur Wahyu Widayat Jati.
Tidah hanya Althof, manajemen Hangtuah juga merekrut tiga pemain asing berpengalaman, seperti Rakeem Christmas, Adonys Henriquez, dan Mike Adewunmi. Bahkan, Rakeem Christmas pernah bermain di NBA bersama Indiana Pacers pada 2015 hingga 2017.
Skuad yang lengkap membuat coach Cacing (sapaan akrab Wahyu Widayat Jati) bekerja keras untuk membentuk tim terbaik yang siap bersaing di IBL 2025. Dia memperbaiki fisik pemain terlebih untuk siap bartarung di musim ini.
“Pemain asing datang, kita fokus ke fisik karena saat saya tes awal, menurut saya Hangtuah belum siap bermain di level IBL, secara fisik dan strength ya,” jelas Cacing.
“Sekarang kita masuk ke sistem bermain. Seminggu ini kita kedatangan tiga pemain asing dan kita juga sudah mulai masukkan sistem permaian ke mereka,” tambahnya.
Namun, Cacing tidak memiliki fokus yang lain selain sistem permainan. Dia menilai, secara sistem, pemain asing Hangtuah sudah memiliki pengalaman sehingga hal dasar tak terlalu ditekankan.
Pelatih yang juga legenda Satria Muda itu lebih fokus membangun chemistry kepada para pemain asing agar bisa menciptakan permainan yang diinginkan.
“So far setelah uji coba melawan Rajawali, saya cukup puas,” ucap Cacing.
Menjadi penguasa Jakarta Timur
Bicara peta kekuatan bola basket Jakarta, tidak bisa dipungkiri bahwa pasar besar penggemar bola basket Jakarta ada di Satria Muda dan Pelita Jaya. Sebelumnya ada Aspac, akan tetapi klub legendaris itu mundur dari IBL pada 2019.
Cacing tak memungkiri bagaimana besarnya fans Satria Muda dan Pelita Jaya saat ini di Jakarta. Terlebih, Cacing pernah lama membela Satria Muda sehingga paham betul bagaimana kondisi suporter bola basket Jakarta.
Meskipun begitu, ada pasar yang bisa dikeruk Hangtuah. Musim lalu, mereka memilih melipir ke Jakarta Timur dan bermain di GOR UNJ, Rawamangun.
Hangtuah pun mulai mendapat sorotan. Bukan hanya anak-anak akademi Hangtuah saja yang datang, tetapi beberapa pencinta basket Jakarta juga kerap hadir menyaksikan klub yang berdiri 1982 itu bertanding.
Bahkan, bukan hanya fans saja yang hadir. Beberapa pesohor pun kerap terlihat di GOR UNJ saat Hangtuah bermain, salah satunya legenda Persija Jakarta, Bambang Pamungkas.
Kini, Hangtuah memilih berkandang di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Keputusan ini disambut baik oleh Cacing karena secara kapasitas lebih besar dari GOR UNJ.
“Saya senang karena Ciracas homebase yang perfect buat Hangtuah. Kalau bicara market, darah Jakarta Timur ke pinggir itu belum ada tim IBL-nya,” kata Cacing.
“Kita bisa menguasai market Jakarta Timur. Kalau SM dan PJ mereka bisa ke mana saja, tetapi mereka saya pikir tidak mengarah ke Jakarta Timur,” ucap Cacing.
Meski begitu, Cacing menilai fans akan datang secara besar jika ada prestasi. Prestasi juga menjadi stimulus bagaimana fans bisa datang venue pertandingan dan mendukung Hangtuah.
“Kalau kita belum berprestasi jangan bicara market besar. Kalau mau ambil massa SM ataupun PJ ya gak mungkin kalau kita tidak berprestasi. Kalau prestasinya ada ya pelan-pelan kita bisa ambil market dari SM dan PJ, atau mungkin tim Jakarta lain,” jelas Cacing.
Senada dengan Cacing, Althof juga bicara prestasi untuk bisa mendapat dukungan besar ke Hangtuah.
“Sebenarnya kalau mau seperti itu ya kita prestasi sih. Karena mau gimmick apapun tapi kitanya gak menang, pasti susah. Jadi, kita harus menang dan berprestasi, maka fans akan datang dengan sendirinya,” jelas Althof kepada Ludus.id.
General Manager Hangtuah, Jalu Wisno Wirajati mengatakan bahwa GOR Ciracas dipilih untuk memberikan pengalaman kepada fans. Apalagi kapasitas besar cukup untuk menampung fans baik tuan rumah ataupun tim tamu.
Selain itu, ada alasan lain mengapa Hangtuah memilih Jakarta Timur.
“Jakarta Timur menjadi salah satu daerah yang banyak memberikan bibit-bibit pebasket potensial. Tentunya itu juga akan menjadi program kami untuk mencoba menyaring pebasket muda potensial di sana,” tambah pria yang juga mantan wartawan itu. (Gerry Putra)