Seketika raket itu lepas dari genggaman Carlos Alcaraz setelah mengetahui bola hasil pukulan Novak Djokovic menyangkut di net. Petenis asal Spanyol itu kemudian berteriak sebagai bentuk luapan kegembiraan usai mengunci kemenangan di partai final Wimbledon 2024.
Alcaraz keluar sebagai juara Wimbledon 2024 setelah mengalahkan Djokovic tiga set langsung, 6-2, 6-2, dan 7-6 (7-4) dalam duel di All England Tennis Club, London, Inggris, Minggu (14/7/24).
Alcaraz melaju ke partai puncak usai mengalahkan salah satu calon juara, Daniil Medvedev, di babak semifinal. Kemenangan itu semakin meningkatkan kepercayaan dirinya untuk mempertahankan gelar Wimbledon meski harus menghadapi Djokovic.
Benar saja, Djokovic dibuat kesulitan oleh Alcaraz sepanjang pertandingan dengan kombinasi pukulannya. Petenis asal Serbia itu terlihat cukup banyak melakukan error sepanjang pertandingan yang menguntungkan Alcaraz.
Akhirnya, Alcaraz sukses mempertahankan gelar Wimbledon yang juga diraih pada tahun lalu setelah melewati duel selama 2 jam 27 menit. Pada edisi 2023, Alcaraz juga mengalahkan Djokovic di final untuk mengklaim gelar Wimbledon pertamanya.
“Jelas sekali ini adalah pertandingan yang luar biasa untuk saya. Novak tak menampilkan permainan terbaiknya di dua set awal, begitu banyak melakukan kesalahan,” tutur Alcaraz dikutip Tennis.com.
Dikutip BBC, Alcaraz menjadi petenis termuda ketiga yang mampu juara Wimbledon beruntun pada usia 21 tahun setelah Boris Becker (18 tahun 227 hari) dan Bjorn Borg (21 tahun 26 hari).
Kesuksesan ini juga menjadikan pemuda asal Spanyol menjadi petenis kesembilan yang mampu mempertahankan gelar Wimbledon di era Open. Kini, dia telah memenangkan empat gelar Grand Slam, yakni US Open 2022, French Open 2024, Wimbledon 2023 dan 2024.
Hasil ini juga menyejajarkan Alcaraz dengan Roger Federer sebagai petenis pria yang bisa memenangkan empat final Grand Slam pertamanya. Dia menjadi petenis termuda yang memenangkan gelar Grand Slam di tiga tipe lapangan berbeda, yaitu hard court, tanah liat, dan rumput.
Selain itu, Alcaraz juga menjadi petenis keenam di era Open yang sukses memenangkan gelar ganda Rolland Garros-Wimbledon di tahun yang sama atau yang dikenal sebagai ‘Channel Slam’. Kini, dia setara dengan Rod Laver, Bjorn Borg, Rafael Nadal, Roger Federer, dan Djokovic.
Kendati demikian, raihan gelar Grand Slam Alcaraz belumlah lengkap. Sebab, dia belum pernah memenangkan Australian Open. Pada Australian Open 2024, langkahnya terhenti di babak perempat final usai ditumbangkan wakil Jerman, Alexander Zverev.
Maka, Alcaraz enggan berpuas diri dengan kemenangan ini. Dia sadar pencapaiannya terbilang luar biasa. Namun, masih banyak petenis yang jauh lebih hebat darinya, seperti Djokovic, Federer, dan Nadal. Dia ingin memiliki karier seperti ketiga petenis tersebut.
“Di akhir karier saya, saya ingin duduk di meja yang sama dengan orang-orang hebat. Itulah tujuan utama saya, impian saya saat ini,” kata Alcaraz dikutip Evening Standart.
“Tidak masalah jika saya sudah memenangkan empat gelar Grand Slam di usia 21 tahun. Saya ingin terus maju. Saya akan mencoba untuk terus menang dan mengakhiri karier dengan banyak kemenangan,” jelasnya.
“Saya tak tahu sampai mana batas saya, saya tak ingin memikirkannya. Saya hanya ingin terus menikmati momen ini, ingin terus bermimpi.”
Lahir dari keluarga petenis
Carlos Alcaraz Garfia merupakan atlet kelahiran El Palmar, Murcia, Spanyol, 5 Mei 2003, dari pasangan Carlos Alcaraz Gonzalez dan Virginia Garfia Escandon. Dia anak kedua dari empat bersaudara yang seluruhnya adalah laki-laki.
Tenis sudah sangat lekat dengan Alcaraz lantaran sang ayah dulu merupakan petenis profesional. Dia juga sudah mulai berlatih tenis pada usia empat tahun di Real Sociedad Club de Campo de Murcia.
Di klub tersebut, dia dilatih oleh ayahnya yang juga bekerja sebagai pelatih di sana. Sementara, ibunya bekerja sebagai sales di IKEA seperti dikutip Wikipedia.
“Saya sangat mencintai tenis sejak awal. Maksud saya, ayah saya membawakan saya raket pertama saya dan pertama kali saya bermain tenis saya langsung jatuh cinta,” kata Alcaraz.
Pada usia 15 tahun, seiring kemampuannya yang semakin meningkat, Alcaraz pindah ke Villena untuk memulai pelatihan di Juan Carlos Ferrero JC Ferrero Equelite Sport Academy guna mematangkan keterampilannya.
Di usia tersebut atau pada 2018, Alcaraz memenangkan tiga gelar di ITF Men’s World Tennis Tour dan empat gelar ATP Challenger Tour. Perkembangannya sangat cepat sampai-sampai dia sudah masuk daftar peringkat top 35 dunia pada akhir 2021.
Di 2022, Alcaraz memenangkan gelar ATP World Tour Masters 1000 pertamanya di Miami Open kemudian di Madrid Open yang dalam perjalanannya mengalahkan sederet nama beken seperti Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Alexander Zverev. Dia menutup 2022 dengan menempati peringkat satu dunia.
Ingin tambah tato
Sukses di Wimbledon 2024 semakin melambungkan nama Alcaraz di peta persaingan tenis dunia. Dia yang kini menempati peringkat 3 dunia ATP berpotensi untuk kembali menempati posisi puncak seperti yang pernah dia rasakan pada 12 September 2022 saat usianya masih 19 tahun.
Makanya, Alcaraz memiliki cara yang unik untuk mengabadikan setiap pencapaiannya. Ya, dia menggambar tato pada tubuhnya sesuai dengan prestasi yang dia ukir.
Sebagai olahragawan, Alcaraz memang memiliki ketertarikan pada seni melukis tubuh atau yang biasa disebut tato. Alcaraz membuat tato pertamanya yang disebut dengan ‘Three Cs’.
Tato tersebut melambangkan filosofi hidup yang dia sandang yang dia dapat dari sang kakek, Carlos Alcaraz Lerma. Tiga huruf ‘C’ ini melambangkan kata-kata dalam bahasa Spanyol, yaitu Cabeza (kepala), Corazon (hati), dan Cojones (keberanian).
Tato keduanya adalah tanggal ‘11.09.22’ yang terletak di siku kirinya yang menandakan hari di mana dia memenangkan gelar Grand Slam pertamanya.
Alcaraz menambahkan lagi sebuah tato usai meraih gelar Wimbledon 2023 yang berada di pergelangan kaki kanannya. Satu tato lagi bakal dia tambahkan usai meraih juara di French Open 2024. Alcaraz menyebut bakal menggambar Menara Eiffel lengkap dengan tanggal di hari dia memenangkan French Open 2024 di pergelangan kaki kirinya.
Dengan kesuksesannya menjuarai Wimbledon secara back to back, Alcaraz mengaku bakal menambah tatonya lagi. Namun, dia masih mencari waktu kapan akan melakukannya.