Citramas Mengangkat Martabat Masyarakat Pesisir dan Mereka yang Kurang Beruntung

Kredit foto: KONI Kepri
Tim layar Kepulauan Riau berhasil meraih dua medali emas dan dua medali perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.

Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Kepulauan Riau (Kepri) semringah. Tim layar Kepri menempati peringkat ketiga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024.

Di PON 2024, empat dari delapan atlet yang dikirm, berhasil menyumbang medali,yaitu dua emas dan dua medali perak. Mereka adalah Ahmad Zainuddin yang meraih emas di kelas ILCA 7 putra, Keyca Okta Fira yang meraih emas di kelas optimist putri, Ariel Maulana yang meraih perak di kelas ILCA 6 putra, dan Rizky Marvel di kelas optimist putra yang juga merengkuh perak. Kesuksesan ini tentu mengharumkan nama Provinsi Kepri di gelaran multiajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Ketua Umum PORLASI Kepri, Michael Wiluan pun mengucapkan terima kasih.

“Saya ucapkan terima kasih kepada para atlet, juga dukungan motivasi dan doa para orang tua atlet, serta Pemerintah Provinsi

Kepri melalui KONI Kepri dan Pemerintah Kota Batam melalui KONI Kota Batam. Kami berkomitmen mendukung pembinaan atlet. Prestasi ini adalah hasil perjuangan mereka,” ujar Michael Wiluan.

Keberhasilan ini buah dari persiapan yang dilakukan kurang lebih satu tahun sebelumnya. Namun uniknya, semua pelatih baru dan mayoritas atlet adalah pendatang baru, sehingga pembinaan dilakukan mulai dari nol.

Kredit foto: gokepri.com
Atlet layar binaan Citramas, Keyca Okta Fira (13) meraih emas di kelas optimist putri di PON 2024.

Pembina PORLASI Kepri, Djoko Pramono menjelaskan, program pelatihan secara intensif dimulai sejak Januari hingga Mei 2024.

“Pelatda Mandiri dilakukan berkat biaya secara mandiri dari CSR (Corporate Social Responsibility) Citramas Group di Kawasan Pariwisata Nongsa Point Marina (NPM) & Nongsa Resort di Batam,” ujar Djoko Pramono.

Selanjutnya program pemusatan latihan provinsi (pelatprov) yang berpusat di NPM sejak Juni sampai pertengahan Agustus 2024 dengan dukungan biaya dari KONI Kepri. Saat pelatprov, para atlet mengikuti kejuaraan di Trengganu sailing Championship di Malaysia dan uji coba di Internasional Jakarta Sailing Championship 2024 di Ancol (Jakarta). Selanjutnya sejak awal Agustus 2024, kontingen layar Kepri berangkat ke Aceh dan berlatih di perairan Aceh dengan biaya dari KONI Kepri.

Bersaing di pentas internasional

Kembali ke awal, keberhasilan ini tidak lepas dari peran penting dan dukungan Citramas Group dan KONI Kepri yang menyumbangkan bantuan peralatan layar dan perlengkapan lainnya. Dihubungi terpisah melalui wawancara virtual, CEO Citramas Group, Kris Wiluan menceritakan, layar merupakan cabang olahraga pertama yang dibina oleh Yayasan Citramas sejak 2000.

Kris Wiluan melihat potensi perairan di Kepulauan Riau yang dapat dimaksimalkan untuk melahirkan atlet layar berprestasi. Kris menilai, cabor layar dapat meningkatkan martabat warga di Kepulauan Riau. Dia yakin putra-putri Indonesia bisa bersaing dengan para atlet dari negara-negara tetangga.

“Lihat negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia kok bisa maju di Asian Games dan Olimpiade? Karena itu, kami merekrut anak-anak nelayan di sekitar Nongsa untuk dibina dan harapannya kelak mereka bisa bersaing di pentas internasional,” ujar Kris Wiluan.

Kredit foto: Batam TV
Atlet layar binaan Citramas berhasil harumkan nama Kepulauan Riau di PON 2024.

Ternyata, keinginan para atlet layar binaan Citramas untuk maju selaras dengan prestasi yang tercipta. Wakil ketua umum Porlasi Kepri, Danche Wongkaren menuturkan, hasil pembinaan tim layar mulai terwujud saat mereka merengkuh medali emas di PON 2004 di Palembang, Sumatra Selatan.

Sementara itu, pelatih tim layar Kepri, Budiyansyah, mengamini bibit atlet layar di Kepri cukup melimpah.

“Di sini lebih mudah mendapatkan pelayar berbakat,” tegas Budiyansyah.

Budiyansyah tidak asal bicara. Para atlet layar Kepri sudah terbiasa dengan kondisi perairan Kepri yang unik, khususnya di Batam. Bila biasanya pasang surut air terjadi per 12 jam, di Batam pasang surut air terjadi enam jam sekali.

“Begitu juga dengan arus laut yang sangat kencang dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Artinya, atlet layar Kepri sudah berpacu dulu dengan adrenalin, yaitu arus laut dan angin sebelum bertanding,” imbuh Budiyansyah.

Kredit foto: Porlasi Kepri
Atlet layar Kepulauan Riau sudah terbiasa berlatih di perairan yang memiliki kondisi ekstrem.

Sang pelatih pun berterima kasih atas dukungan dari Kris Wiluan.

“Kami sangat berterima kasih. Dalam pembinaan, Pak Kris siap dengan biaya. Yang penting orang tua siap antar jemput anak-anak mereka. Pembinaan olahraga layar ini bisa mendongkrak perekonomian keluarga mereka,” ucap Budiansyah.

Keyca Okta Fira membenarkan hal itu. Atlet peraih emas di kelas optimist putri tersebut mendedikasikan bonus dari PON 2024 untuk memberangkatkan kedua orang tuanya beribadah umrah. Sebagai tambahan, KONI Kepri sebelumnya mengajukan bonus atlet peraih medali emas sebesar Rp500 juta dari Gubernur Kepri.

Setelah melakukan pembinaan terhadap cabor layar di Kepri selama lebih dari 20 tahun, Citramas menegaskan komitmen mereka sejak awal untuk memiliki dampak sosial bagi masyarakat sekitar.

“Misinya adalah bagaimana kita bisa berperan dalam pengembangan generasi muda di Batam. Usaha kita di Batam, sedikit banyak mengembalikan itu ke masyarakat,” kata Danche Wongkaren.

Menolong mereka yang kurang beruntung

Yayasan Citramas juga punya misi mulia lain, yaitu menolong orang-orang yang kurang beruntung. Caranya: melalui taekwondo.

Dalam pelatihan taekwondo ini, bukan prestasi yang dicari. Sasarannya bukan pula para atlet. Mereka yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, tindak pidana perdangan orang (TPPO) adalah orang-orang yang diajari cara mempertahankan diri.

“Sesungguhnya tujuan dari berlatih taekwondo ini tak hanya beladiri, tetapi juga kesehatan serta membentuk mental yang tangguh,” ujar pelatih taekwondo Soewito Trikusuman saat ditemui ludus.id di sela-sela kegiatannya.

Kredit foto: Yayasan Citramas
Citramas mengadakan pelatihan taekwondo kepada orang-orang kurang beruntung di Batam dan sekitarnya.

Setiap latihan, Soewito selalu meminta murid-muridnya melakukan latihan dengan sungguh-sungguh. Itu akan menjadi suatu kebiasaan yang membuat tubuh bisa bergerak dengan luwes dan terus waspada.

“Harapan saya, kelak anak-anak didik memiliki kharisma tersendiri dan disegani banyak orang di mana pun mereka berada,” pungkas Soewito.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.