Indonesia Inter Student Taekwondo Championship (IISTC) 2023 sukses memunculkan sejumlah potensi dari para taekwondoin yang ikut serta di kejuaraan tingkat nasional ini.
Satu nama yang mengejutkan dan dinobatkan sebagai atlet putra terbaik SMA adalah Danny Ali Stewart. Ya, Danny sukses menyabet gelar prestisius tersebut setelah juga keluar sebagai peraih medali emas di nomor kyorugi kelas -51 kg putra SMA.
Danny yang membawa nama Wolf Team Mataram di IISTC 2023 memang cukup menarik perhatian. Selain kemampuannya yang apik, parasnya juga menawan.
Bagaimana tidak, dia merupakan atlet blasteran. Ayahnya yang bernama Roger Douglas Stewart merupakan orang Selandia Baru. Sementara ibunya, Atika Sholatiah, berdarah Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dengan kondisi fisik layaknya seorang “bule”, Danny cukup mencolok ketimbang peserta lain di IISTC 2023. Penampilannya pun berbanding lurus dengan performanya yang sukses keluar menjadi juara.
“Saya tidak menyangka, tetapi sangat bangga karena saya datang jauh-jauh dari NTB ke Tangerang bisa juara dan jadi atlet terbaik,” ungkap Danny ketika ditemui Ludus.id.
“Memang motivasi awal saya ingin membuktikan kalau peserta yang jauh dari Mataram juga bisa juara,” tambahnya.
Danny mengakui bahwa meski ini merupakan turnamen tingkat nasional Grade C, tetapi tak serta merta bisa dilalui dengan mudah. Dia menyebut persaingannya cukup ketat karena mempertemukan peserta dari seluruh Indonesia.
Bahkan, dirinya tak menampik jika awalnya diliputi kegugupan sebelum tanding. Beruntung, perasaannya bisa lebih tenang setelah bisa memenangkan pertarungan pembuka.
“Sebenarnya yang lebih tegang justru pas main kedua karena lawannya lebih agresif. Badannya juga lebih besar dan lebih tinggi. Namun, berkat arahan dari pelatih dan saya yakin dengan kemampuan sendiri, saya bisa memenangkan pertarungan itu dan menjadi juara,” tutur anak kedua dari dua bersaudara itu.
Bertekad Menembus Pelatnas
Danny memulai langkahnya sebagai atlet sejak usia 4 tahun. Terbilang belia memang. Namun, hal itu tak menghalangi tekadnya untuk serius menekuni olahraga beladiri asal Korea Selatan ini.
“Saya belajar taekwondo setelah melihat ada yang latihan ketika diajak jalan-jalan oleh orang tua. Akhirnya, saya dimasukkan ke klub,” kata Danny.
Sedari awal, pemuda kelahiran Lombok, 3 September 2008 itu sudah bergabung dengan Wolf Team Mataram. Setelah belajar selama beberapa tahun, Danny akhirnya mulai rutin mengikuti turnamen yang digelar di daerah Lombok.
“Waktu itu sering menang juga, makanya semakin serius belajar taekwondo,” ujar Danny.
Menjalani rutinitas berlatih sejak kecil sempat membuat Danny diliputi kejenuhan. Dia pun sempat memutuskan berhenti dari taekwondo ketika menginjak kelas 7 SMP.
Hanya saja, rasa cintanya yang besar kepada taekwondo membuatnya tak bisa berlama-lama berhenti. Terhitung, hanya dua bulan, Danny kembali menekuni beladiri yang sudah dipelajarinya sejak kecil.
Pasalnya, sudah banyak yang didapat oleh Danny selama menjadi taekwondoin. Selain badan yang sehat, dia juga berprestasi.
“Saya senang dengan taekwondo ini bisa membawa nama sekolah dan jadi kebanggaan juga. Saya juga bisa menjaga bentuk tubuh saya,” ujar Danny.
Di usianya yang sudah menginjak 15 tahun, Danny mengaku sudah semakin yakin untuk terus berkarier di taekwondo. Dia pun berusaha untuk rutin mengikuti setiap turnamen yang ada sembari berharap dirinya bisa dilirik oleh Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) untuk bisa menembus pelatnas.
“Saya bercita-cita menembus pelatnas agar bisa main di SEA Games, Asian Games, juga Olimpiade,” tutur penggemar Manchester United itu.
Makanya, dia berupaya selalu turun di berbagai kejuaraan, terutama di luar daerah, supaya membuka peluang lebih besar dalam menggapai tujuannya itu.
“Sebenarnya kalau di Mataram sudah sering ikut kejuaraan. Namun, kalau untuk tampil di luar Mataram, ini baru yang kedua kali. Sebelumnya, saya sempat turun juga di Bali pada 2022, dan itu juga juara. Cuma mainnya di kelas -48 kg,” tutur Danny yang kini berstatus sebagai murid di SMAN 7 Mataram.
“Ke depannya saya mau memperbanyak tampil di luar Mataram. Semoga bisa juga tampil juga di kejuaraan yang diadakan di luar negeri, seperti Korea Selatan,” tambahnya.
Pesan Pelatih
Danny memang meraup sukses di IISTC 2023 dengan merebut juara dan terpilih menjadi atlet terbaik putra SMA. Namun, keberhasilannya itu tak lepas dari peran pelatih yang mendampingi dan membimbingnya selama ini.
Dikatakan pelatih Wolf Team Mataram, Sopan Sopyan, timnya memang kerap memberikan program latihan khusus kepada Danny setiap mau mengikuti turnamen demi meraih hasil maksimal. Dan, harapan itu terwujud di IISTC 2023 ini.
“Kami memang sudah menyiapkan program latihan untuk Danny setiap mau mengikuti turnamen. Setidaknya, dia ada latihan rutin selama tiga bulan menuju IISTC ini. Makanya, fisiknya kuat pas bertanding. Anaknya juga rajin latihan, non stop setiap hari,” kata Sopyan.
Sopyan mengakui, sedari awal memang sudah meniatkan agar anak muridnya itu bisa tampil menonjol pada kejuaraan nasional yang digelar di Tangerang tersebut. Sebab, mereka menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa hadir di IISTC dan akan sangat disayangkan jika pulang dengan tangan hampa.
“Saya sebenarnya dalam hati meniatkan agar Danny bisa jadi yang terbaik karena kami datang jauh-jauh dari NTB. Jadi dia harus menunjukkan kemampuannya. Dan Alhamdulillah itu bisa tercapai,” ujar Sopyan.
“Kami mau tampil di sini agar tak melulu mengikuti kejuaraan di Mataram saja dan saya bersyukur Alhamdulillah dengan hasil yang didapat Danny,” ungkap dia.
Ke depannya, Sopyan berharap Danny bisa terus menjaga konsistensinya ketika bertanding agar peluang menembus pelatnas semakin terbuka lebar. Yang terpenting, Danny harus jadi pribadi yang tak cepat puas dengan hasil yang didapatnya selama ini.
“Saya selalu berpesan kepada Danny agar jangan gugup dan tenang ketika tampil. Bertarung saja seperti kamu sedang latihan dan anggap setiap partai merupakan partai final,” tutur Sopyan.
“Selain itu, jangan cepat puas dengan apa yang sudah diraih karena di atas langit masih ada langit. Tetap berlatih dan jangan pernah meremehkan siapa pun lawannya,” jelas dia.