Darah Muda Bawa Pelita Jaya Jakarta Juara

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Para pemain dan official Pelita Jaya Jakarta berpesta usai menjuarai IBL All-Indonesian 2024.

Pelita Jaya Jakarta kembali menunjukkan dominasinya di dunia basket Indonesia dengan meraih gelar juara di dua turnamen elite beruntun dalam kurun waktu dua bulan.

Setelah menjuarai IBL 2024 dengan pemain asing, Pelita Jaya Jakarta sekali lagi berjaya di turnamen lokal IBL All-Indonesian 2024. Keberhasilan ini menandakan era baru bagi Pelita Jaya yang diperkuat oleh banyak pemain muda.

Pelita Jaya Jakarta sukses menaklukkan Satria Muda Jakarta dengan skor 75-70 pada (6/10) di gim ketiga final All-Indonesian 2024 di Hall Basket Senayan, Jakarta. Kemenangan tersebut diraih setelah mereka tertinggal di gim pertama dan bangkit untuk memenangkan dua laga penentuan dalam format best of three.

Pelatih Kepala Pelita Jaya Jakarta, Johannis Winar, mengungkapkan bahwa timnya sempat tertinggal 60-67 dengan waktu tersisa kurang dari tiga menit.

“Saya memutuskan untuk memberikan kepercayaan kepada para pemain muda. Saya berkata kepada mereka, ‘Ini kesempatan kita, ketinggalan tujuh poin dengan waktu yang singkat, jadi kita harus bertarung tanpa rasa takut dan terus menyerang’,” ujar pelatih yang akrab disapa Ahang itu.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Duel pemain Pelita Jaya Jakarta dengan Satria Muda Jakarta di final ketiga IBL All-Indonesian 2024.

Hanya Brandon Jawato satu-satunya pemain veteran yang tetap dimainkan. Selebihnya, Pelita Jaya menurunkan pemain muda seperti Aldy Izzatur Rachman, Hendrick Xavi Yonga, Muhamad Arighi, dan Yesaya Saudale. Keputusan ini terbukti tepat, dan para pemain muda tersebut membawa Pelita Jaya bangkit dan meraih kemenangan.

Salah satu pemain yang paling bersinar adalah Muhammad Arighi. Setelah hanya mencetak empat poin hingga kuarter keempat, Arighi menyumbang tujuh poin dalam waktu kurang dari dua menit, membalikkan keunggulan Pelita Jaya menjadi 69-67.

Pemain muda PJ unjuk gigi

Pada saat yang sama, para pemain muda juga berhasil menahan Satria Muda hanya mencetak tiga poin hingga akhir pertandingan. Hendrick Yonga, pemain muda berusia 22 tahun, menyatakan bahwa gelar juara ini sangat berarti bagi timnya, meskipun turnamen tersebut hanya pramusim.

“Banyak yang mengatakan kami juara IBL karena pemain asing, dan kami mengambilnya secara pribadi. Di kuarter terakhir, kami tahu kami tidak boleh kalah. Pemain lokal harus membuktikan kemampuan mereka,” kata Dede, sapaan akrabnya.

Brandon Jawato terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP) dalam laga final tersebut setelah mencetak 23 poin dan 13 rebound. Johannis mengakui peran besar Jawato sebagai pemimpin tim.

“Brandon adalah pemimpin yang hebat. Dia membawa para pemain muda melalu momen-momen kritis. Saya sangat menghormati usaha para pemain,” ungkap Johannis.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Pelatih Pelita Jaya Jakarta, Johannis Winar, memberikan keterangan pers usai pertandingan

Dua bulan sebelumnya, Pelita Jaya juga berhasil menjuarai IBL setelah mengalahkan Satria Muda di final dengan format serupa, di mana mereka sempat kalah di gim pembuka. Prestasi tersebut menjadi angin segar bagi Arighi dan rekan-rekan setelah sebelumnya gagal dalam tiga musim berturut-turut di final IBL.

Banyak pihak menilai bahwa saat itu, skuad Pelita Jaya yang didominasi pemain muda belum cukup matang. Namun, dengan kapten Andakara Prastawa memimpin tim, mereka terus berkembang hingga akhirnya berhasil meraih kemenangan tahun ini.

Dengan para pemain muda yang semakin matang, Pelita Jaya diprediksi akan menjadi kekuatan yang  menakutkan di IBL musim depan.

SM hilang momentum

Di sisi lain, Pelatih Kepala Satria Muda, Youbel Sondakh, mengakui bahwa timnya kehilangan momentum ketika guard senior Widyanta Putra Teja harus keluar dari pertandingan.

“Kami kehilangan pengatur serangan yang baik, dan dalam hitungan menit, Pelita Jaya berbalik unggul,” ujar Youbel.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Youbel Sondakh, pelatih Satria Muda Jakarta, memberikan keterangan pers usai pertandingan.

Satria Muda masih menyajikan perlawanan sengit dengan penampilan cemerlang dari Abraham Damar Grahita (19 poin, 5 asis) dan Julian Chalias (17 poin, 9 rebound). Namun, beberapa kesalahan di menit-menit akhir, seperti protes dari Julian yang berujung pelanggaran teknis, membuat peluang Satria Muda menipis.

Hasil ini tentu menjadi pencapaian manis Pelita Jaya Jakarta. Pembuktian dengan pemain muda lokal dan ditambah pemain asing pada IBL musim depan, bisa membuat klub yang berdiri tahun 1987 itu menciptakan dinasti baru di IBL.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.