Usia tak menjadi halangan bagi seorang Dave Matthew Ardyan untuk mengharumkan nama Indonesia. Bagaimana tidak, di usianya yang baru menginjak 10 tahun, dia kerap mengibarkan Bendera Merah Putih lewat olahraga renang.
Ya, renang menjadi wadah bagi Dave untuk mencetak prestasi bagi dirinya dan negara. Salah satu pencapaiannya yang gemilang ditorehkan ketika tampil di kejuaraan renang internasional bertajuk SSA Futures Swim Meet III 2023 di Singapura.
Kejuaraan renang junior tersebut diikuti sejumlah perenang dari negara-negara di Asia yang dihelat di OCBC Aquatic Centre pada 5-7 September 2023.
Dave tampil sangat baik pada perlombaan tersebut dan berhasil mengharumkan nama bangsa dengan membawa pulang dua medali emas dari nomor 50 meter gaya dada dan 400 meter gaya bebas; 3 medali perak dari nomor 100 meter gaya punggung, 100 meter gaya dada, dan 200 meter gaya bebas; serta 1 medali perunggu dari nomor 200 meter gaya dada.
Masih di bulan yang sama, Dave juga mampu membawa pulang dua medali dari ajang 6th Mas/Milo Mid & Long Distance yang dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia. Masing-masing medali perak dari nomor 200 meter gaya dada dan perunggu dari nomor 200 meter gaya bebas.
Cita-cita Menjadi Olimpian
Anak kelahiran 22 November 2012 ini memulai langkahnya di dunia renang dari usia yang sangat muda. Dia sudah mulai berlatih renang sejak usia 6 tahun.
Dave dengan cepat menguasai olahraga ini karena pada dasarnya dia memang suka bermain air. Makanya, perkembangannya terbilang cepat dan bisa menguasai sejumlah gaya.
Namun, dia sempat berhenti berlatih ketika pandemi Covid-19 melanda pada 2020 silam. Kemudian, baru lanjut berlatih kembali setahun berselang.
“Aku latihan renang lagi pas usia 9 tahun karena merasa badan aku mulai gemuk. Di situ, aku langsung bergabung dengan klub Millennium Aquatic,” kata Dave saat dihubungi Ludus.id.
Ya, bersama Millennium, kemampuan Dave semakin terasah sehingga bisa tampil lebih eksplosif lagi di dalam kolam. Terbukti, dia bisa mencatatkan banyak prestasi dengan menjuarai beberapa kejuaraan yang diikutinya, seperti di Kejurprov DKI 2023 dan Jakarta Open 2023.
Bergabung dengan klub yang memiliki level kompetitif yang cukup tinggi membuat anak yang kini bersekolah di Jakarta Nanyang School itu semakin serius menekuni renang. Bahkan, dia pernah beberapa kali mengikuti pelatihan renang di Singapura, China, Amerika Serikat, dan Jepang demi mempertajam skill-nya yang memiliki spesialisasi di gaya dada dan gaya bebas.
Dave merasa dia bisa lebih berprestasi lewat olahraga air ini meski sebelumnya juga sempat mencoba bulutangkis dan bola basket. Namun, dia menyadari potensinya lebih besar di renang.
“Aku lebih bagus di renang. Apalagi di sini sudah pernah juara. Kalau di basket masih jauh,” ujar Dave.
Kendati sudah berprestasi di bidang olahraga, Dave ternyata tak melupakan pendidikannya. Dia tetap rajin bersekolah meski terkadang harus absen untuk mengikuti kejuaraan.
Beruntung, sekolahnya juga turut memberikan dukungan sehingga Dave lebih mudah menyeimbangkan waktu antara latihan dan sekolah.
Kendati demikian, Dave juga terkadang mengalami rasa jenuh dalam menjalani aktivitasnya sebagai atlet. Selayaknya anak-anak seumurannya, bermain masih menjadi kebutuhannya.
Maka itu, anak tunggal dari pasangan Jounky Ardyan dan Priscilla Nurtanio itu terkadang melepas bosan dengan cara bermain game. Selain itu, dia juga kerap bermain bola basket sebagai cara melepas penat di luar latihan renang.
Dua cara tersebut terbukti ampuh untuk menyuntikkan kembali semangat Dave untuk semakin giat berlatih demi meraih cita-cita tertinggi tampil di Olimpiade. Meski masih kecil, Dave memiliki tekad yang kuat untuk bisa menjadi olimpian.
Dia tahu, Olimpiade merupakan pencapaian tertinggi bagi setiap atlet untuk bisa ikut serta. Tak hanya yang meraih medali, untuk bisa tampil pun merupakan hal yang prestisius.
“Cita-citaku mau menjadi olimpian. Makanya, sampai sekarang aku merasa belum puas. Belum meraih apa-apa. Masih perlu banyak latihan karena banyak yang perlu ditingkatkan,” tutur Dave.
Dukungan Orang Tua
Pencapaian Dave saat ini tak lepas dari vitalnya peran orang tua yang mengarahkannya ke arah yang positif sedini mungkin. Mereka ingin sang anak lebih mengembangkan kemampuan motoriknya.
Pasalnya, mereka melihat energi Dave yang cukup besar sehingga dialihkan ke olahraga. Dengan status sebagai anak tunggal, Dave bisa bertemu banyak teman dan lebih aktif bersosialisasi lewat olahraga.
“Karena anak cuma satu, makanya kami explore saja apa yang dia suka. Akhirnya, ketemu di renang. Kami sebagai orang tua mendukung saja, mengalir saja semua,” ucap Jounky.
“Selain itu, kami merasa anak-anak sekarang butuh hobi yang bagus. Daripada energinya terbuang sia-sia, makanya kami arahkan ke olahraga,” jelas dia.
Well done Dave.
All the best
Hebat…teruskan Dave
Keren Dave,membanggakan
Tembus Olimpia ya
Sukses untuk cucunda Dave Matthew Ardyan tetap semangat kejar cita cita ..
Mantap….
Semanga terus demi Indonesia maju