“Ketika saya dan Novak (Djokovic) berbicara, kami tidak membahas tenis, peringkat, atau saat kami berhadapan. Mungkin ketika kami pensiun, itu akan berubah,” tutur mantan petenis Inggris, Andy Murray, pada suatu masa.
Omongan itu akhirnya menjadi kenyataan. Andy Murray, yang pernah menjadi rival selama hampir tiga dekade, bakal banyak berbincang dengan Novak Djokovic perihal tenis. Sebab, Djokovic memutuskan untuk mengajak Murray bergabung ke dalam tim pelatih dirinya.
“Saya pikir kisah kami mungkin sudah berakhir. Ternyata cerita kami masih punya satu babak terakhir. Sudah waktunya bagi salah satu rival terberat saya untuk bergabung ke sisi saya. Selamat dating pelatih, Andy Murray,” ucap Djokovic, dikutip dari laman skysports, Minggu (24/11).
Baca juga:
Aldila Sutjiadi Ukir Rekor di US Open 2024
Ini tentu mengejutkan lantaran Murray baru pensiun pada Olimpiade Paris, Agustus 2024 atau baru sekitar empat bulan lalu.
Perekrutan Murray sebagai pelatih ternyata merupakan cara Djokovic untuk tetap tampil kompetitif. Di usia yang sudah mencapai 37 tahun, Djokovic masih punya semangat untuk mengalahkan para bintang muda, yaitu Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz pada 2025. Kehadiran Murray akan jadi pemacu dan meningkatkan kemampuan pemilik 24 title Grand Slam itu dalam membaca permainan. Analisis Murray terhadap petenis lain saat berkompetisi menjadikan dia sebagai pelatih hebat.
“Andy sangat tajam dengan data dan strategi. Anda harus ingat, Andy telah berhadapan dengan Novak berkali-kali, jadi dia tahu dan mengatakan kepada Novak apa yang membuat dia begitu sulit dilawan, mengingatkan dirinya tentang hal-hal yang dirasakan lawan saat melawan dia,” kata Jamie Delgado, mantan pelatih Andy Murray selama enam tahun.
Murray pernah melawan Sinner dan Alcaraz, yang kini jadi rival bagi Djokovic. Karena itu, untuk mendapatkan pandangan akhir perihal strategi demi membuat perbedaan dalam pertandingan, Murray adalah sosok yang tepat.
Kolaborasi Djokovic-Murray akan berlangsung di luar musim dan selama Grand Slam Australian Open di Melbourne, Australia pada Januari 2025.
“Saya akan bergabung dengan tim Novak selama masa persiapan. Membantu dia mencapai kondisi terbaik untuk Australian Open,” ucap Murray.
Tambah daftar rival top jadi pelatih
Prestasi Djokovic tidak lepas dari kerja sama dirinya dengan sejumlah pelatih yang merupakan mantan petenis hebat.
Dia pernah dilatih Boris Becker (2014-2016), Andre Agassi (2017-2018), dan Goran Ivanisevic (2019-2024).
Kini, Djokovic menjadikan Murray sebagai pelatih. Kabar ini tentu mengguncang jagat tenis, namun kerja sama rival jadi pelatih ini bukan yang pertama.
Mengutip dari laman ATP Tour, sebelumnya ada Andy Roddick dan Jimmy Connors (2006-2008). Roddick memenangi Cincinnati ATP Masters 1000 dan mencapai final Grand Slam Amerika Serikat Terbuka pada 2006 setelah menggunakan jasa Connors sebagai pelatih.
Lalu ada Roger Federer dan Stefan Edberg (2014-2015). Kerja sama Federer dan idola masa kecilnya itu melahirkan dua gelar juara Cincinnati ATP Masters 1000, Shanghai Masters 2014, dan tiga final Grand Slam, yaitu dua kali Wimbledon dan Amerika Serikat Terbuka 2015.
Kemudian ada Rafael Nadal dan Carlos Moya (2017-2024). Moya meningkatkan agresivitas dalam permainan Nadal dan hasilnya Nadal meraih delapan gelar Grand Slam, termasuk lima di Roland Garros. Sebelum Bersama Moya, Nadal tak pernah melewati perempat final di turnamen akbar pada 2015 dan 2016.
Formula serupa juga digunakan Carlos Alcaraz. Petenis berusia 21 tahun ini dilatih Juan Carlos Ferrero sejak 2018. Hasilnya adalah empat gelar Grand Slam.
Menarik dinanti apakah kerja sama Djokovic-Murray dapat membuat petenis Serbia ini mengalahkan para petenis top belia dan mengembalikan dirinya ke puncak peringkat dunia.