Dramatis di Spa: Sean Gelael Dihantam hingga Gagal Finis. Inilah yang Terjadi!

Sean Gelael ditabrak di lokasi yang hanya berjarak dua tikungan dari insiden 2024. Tikungan Les Combes kembali menjadi saksi jatuhnya asa (Foto: Jagonya Ayam Motorsport)

Sirkuit Spa-Francorchamps kembali menjadi panggung drama untuk Sean Gelael. Dua tahun berturut-turut, dua insiden nyaris identik menimpa pebalap Indonesia ini di lintasan yang sama—dan di kedua kejadian itu, Sean sedang tampil luar biasa cepat. Namun nasib berkata lain. Kali ini, seperti deja vu yang tak diinginkan, Sean harus menghentikan lomba lebih awal. DNF. Lagi. Putaran tiga FIA WEC 2025, 6 Hours of Spa-Francorchamps, Sabtu (10/5/25) mimpi buruk bagi Sean Gelael.

Pada dua momen tersebut, Sean sedang menggeber mobil sangat cepat namun kemudian ditabrak oleh pebalap lain. Tahun lalu, Sean sedang berada di barisan terdepan, mengincar podium—bahkan mungkin kemenangan—di kelas LMGT3. Tapi ketika harapan mengangkasa, mobilnya dihantam dari samping oleh Earl Bamber, pebalap dari kelas yang lebih cepat, Hypercar. Mimpi itu musnah hanya dua tikungan setelah Les Combes.
Sementara tahun ini, lokasi kejadiannya nyaris sama. Sean ditabrak di lokasi yang hanya berjarak dua tikungan dari insiden 2024. Tikungan Les Combes kembali menjadi saksi jatuhnya asa. Tapi berbeda dari 2024, pelakunya kali ini datang dari kelas yang sama. Pebalap LMGT3. Mobil bernomor 60 milik Iron Lynx, dikemudikan Matteo Cairoli, jadi awal bencana bagi Sean dan tim United Autosports 95.
Sebelum insiden, Sean tengah menggeber McLaren 720S GT3 EVO miliknya dengan tempo agresif tapi presisi. Ia baru saja mengambil alih kemudi dari Darren Leung, keluar dari pit di posisi ke-15 (P15), dan mulai memangsa satu per satu rivalnya. Lintasan basah, lalu mengering, membuat grip berubah-ubah. Tapi Sean tenang. Terus melesat. Kecepatan per lap-nya lebih cepat 1–2 detik dari Valentino Rossi di posisi ke-8. Ia bahkan berhasil memangkas gap dari 15 detik menjadi hanya sekitar 6–8 detik.

Momentum terus berpihak padanya—hingga datang Cairoli dari belakang. Di Tikungan Les Combes, pebalap Iron Lynx itu mencoba menyalip. Gagal. Mobilnya keluar lintasan. Tapi alih-alih mencari jalur aman untuk kembali ke trek seperti diwajibkan regulasi, Cairoli malah tergesa. Tanpa kalkulasi matang, ia justru menghantam mobil Sean dari sisi samping.

Dentuman itu keras. McLaren Sean terlempar dan menghantam tumpukan ban di tepi lintasan. Rusak parah. Lomba berakhir seketika untuk Sean. Tim United Autosports 95 pun mencatat hasil pedih: DNF (Did Not Finish).

Sean Gelael keluar dari mobil dengan langkah tegap setelah insiden mobilnya ditabrak (Foto: Jagonya Ayam Motorsport)

Sean untungnya baik-baik saja. Ia keluar dari mobil dengan langkah tegap, tanpa cedera. Tapi Marino Sato yang seharusnya mendapat giliran mengemudi, tak pernah sempat menyentuh setir. Peluang memperbaiki posisi dan mengamankan poin pun lenyap begitu saja. Sean, yang juga merupakan Brand Ambassador Pertamax Turbo, jelas kecewa, dan menegaskan begini usai balapan tersdbut.

“Insiden yang tak mengenakkan dan bisa dihindari. Tapi alhamdulillah saya baik-baik saja dan semoga bisa bangkit pada balapan penting, 24 Hours of Le Mans bulan depan,”

Optimisme itu bukan tanpa dasar. Tahun lalu, insiden di Spa justru menjadi titik balik. Dari Spa yang penuh luka, Sean bangkit dan finis di posisi kedua di Le Mans. Maka tahun ini, harapan itu masih menyala.

Baca Juga: Start P14, Rival P17: Siap-siap Klasemen Goyang. Balapan Bakal Panas!

Tanpa podium, 6 Hours of Spa-Francorchamps mimpi buruk bagi Sean Gelael dan tim (Foto: Jagonya Ayam Motorsport)

Sementara itu, Iron Lynx 60 dan Matteo Cairoli tak lepas dari konsekuensi. Mereka dijatuhi penalti berat: 30 detik Stop and Go. Namun bagi Sean dan timnya, sanksi itu tak mengembalikan apa pun. Lomba 6 Hours of Spa-Francorchamps pada Sabtu (10/5) pun jadi terasa hampa. Mobil mereka yang satu lagi, nomor 59, juga sempat mengalami insiden meski masih bisa finis di posisi ke-15.

Podium kelas LMGT3 diisi oleh mobil-mobil Ferrari dan Ford. Vista AF Corse 21 keluar sebagai pemenang, diikuti Proton Competition 88 (Ford) dan Vista AF Corse 54. Ferrari juga tampil dominan di kelas Hypercar, menyapu posisi satu dan dua lewat mobil nomor 51 dan 50. Tim Alpine 36 melengkapi podium di kelas utama tersebut.

Putaran berikut FIA WEC akan digelar dalam balapan ikonik: 24 Hours of Le Mans, pada 14–15 Juni.

Optimisme Sean Gelael untuk bisa tampil bagus di 24 Hours of Le Mans (Foto: Jagonya Ayam Motorsport)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.