‘Dream Team’ AS Mencari Emas di Paris 2024

Kredit foto: US Basketball
Stephen Curry tersenyum dengan balutan jersey timnas AS untuk Olimpiade Paris 2024.

Tim bola basket Amerika Serikat (AS) sudah menjalani pemusatan Latihan di Las Vegas sejak 5 Juli 2024. Mereka akan menjalani misi mendapatkan kembali medali emas Olimpiade untuk ke-17 kali.

Misi tersebut bisa saja terbilang tidaklah sulit, meski diyakini akan banyak kejutan yang terjadi karena pergerakan peta bola basket di dunia, terutama Eropa. Agar misi menguasai emas berjalan sempurna, pelatih Steve Kerr mungkin berharap banyak kepada Stephen Curry dan LeBron James.

Curry dan James merupakan ikon rivalitas NBA era 2010-an. Mereka meneruskan ikon rivalitas semacam Larry Bird vs Magic Johnson, Magic vs Michael Jordan, Jordan vs Kobe Bryant, dan Kobe vs James.

Curry dan James menguasai liga secara bergantian. Kedua pebasket gaek ini bahkan bertemu di final selama empat musim beruntun pada 2015-2018. Menariknya, Curry dan James belum pernah bermain satu tim dalam kompetisi kompetitif.

Tahun ini, Curry bergabung dengan tim nasional untuk mendapatkan hadiah yang belum pernah dia raih, yakni kepingan medali emas Olimpiade. James melihat peluang. Ia berharap bisa satu tim bersama Curry di timnas.

James juga kembali membela timnas basket AS untuk Olimpiade setelah 12 tahun absen. Sebelumnya dia sudah mendapatkan dua medali emas.

Kredit foto: US Basketball
LeBron James dengan jersey timnas AS untuk Olimpiade Paris 2024.

Kehadiran Curry dan James juga mencerminkan bagaimana mewahnya timnas AS di Paris nanti. Mereka juga ditopang bintang-bintang NBA lainnya, seperti Joel Embiid, Kevin Durant, Anthony Davis, Jayson Tatum,  Anthony Edwards, ataupun Devin Booker.

“LeBron dan Steph sangat bersemangat bermain bersama. Mereka sangat cocok satu sama lain,” kata Steve Kerr dikutip dari NBC Sports.

“Mereka sangat cocok satu sama lain. Steph bergerak tanpa bola, LeBron bisa menjalankan transisi dengan baik. Ini menarik. Skuad kami diperkuat para pemain yang mencapai banyak hal dalam karier mereka. Kini mereka bersatu untuk tujuan yang sama, yaitu meraih emas Olimpiade,” tambah mantan pebasket Chicago Bulls itu.

Menariknya, selain Curry dan James, ada satu nama yang menjadi “faktor x” bagi AS, yaitu Embiid. Dirumorkan bakal bermain di timnas Prancis, bintang Philadelphia 76ers memutuskan bergabung dengan AS.

Tidak heran, pasukan Steve Kerr ini mendapat julukan The Dream Team jilid terbaru oleh publik bola basket AS. Hal itu menilik kekuatan AS yang diisi banyak bintang NBA dan bukan pemain second string yang terbiasa bermain di G-League atau bahkan NCAA.

Namun, ada kekhawatiran dengan komposisi skuad AS saat ini, terutama dari segi usia. James saat ini berusia 39 tahun yang bisa diartikan kualitasnya berbeda dengan 12 tahun silam.

Bicara visi, James jelas matang, tetapi jika bicara kondisi tubuh, tentu tidak dipungkiri akan berkurang drastis. Tidak hanya LeBron, Curry yang saat ini berusia 35 tahun juga dianggap sudah mengalami penurunan.

Kredit foto: US Basketball
Stephen Curry dan LeBron James saat membela timnas AS menghadapi Kanada.

Dalam pertandingan eksibisi alias uji coba pada 10 Juli 2024 di Las Vegas, AS berhasil mengalahkan Kanada 86-72. Anthony Edwards meraih 13 poin tiga rebound dan satu asis. Sementara, Curry mencetak 12 poin, dua rebound, dan tiga asis. Sedangkan Lebron hanya tujuh poin, lima rebound, dan tiga asis.

Hasil itu menang bukan gambaran nyata kekuatan AS, namun setidaknya kemenangan melawan Kanada bisa menjadi stimulus untuk bisa melewati Paris 2024 dengan mulus.

Dream Team terbaik

Sebutan Dream Team pertama kali terjadi pada Olimpiade 1992 Barcelona. Saat itu, AS membuat gebrakan dengan membawa serta para bintang aktif NBA turun bertanding di Olimpiade, termasuk Michael Jordan.

Tim 1992 juga menggabungkan bintang dari dua era berbeda, yakni 1980-an dan 1990-an. Era 1980-an diwakili oleh Magic Johnson dan Larry Bird. Sementara, era 1990-an diwakili oleh Michael Jordan dan Scottie Pippen yang baru saja mengantarkan Chicago Bulls juara. Tidak lupa Clyde Drexler yang juga sedang bersinar bersama Portland Trail Blazers.

Perekrutan pemain bintang saat itu diatur oleh Jordan, Bird, dan Magic Johnson. Pelatih Chuck Daly tentu dengan mudah meramu strategi karena tim mereka terasa spesial. Tujuan Dream Team kala itu jelas menghadirkan emas. Selain itu, mereka diharapkan bisa memperkenalkan bola basket ke dunia dengan mengirim bintang-bintang NBA ke Barcelona.

“Kami berbicara tentang pemain terhebat yang memainkan permainan bola basket dan tim ini adalah tim terbaik yang pernah dibentuk,” kata Jordan mengenai pandangannya terhadap ‘Dream Team’ 1992, dikutip dari Sport Illustrated.

Dream Team jilid pertama sukses besar di Barcelona. Mereka memegang rekor 8-0 dengan rataan margin kemenangan AS mencapai 43,8 poin. Sesuatu yang “wah” kala itu, terutama dalam sejarah bola basket di Olimpiade.

Kini, AS harus melawan negara-negara yang sudah berkembang pesat dalam olahraga bola basket. Prancis, Spanyol, Serbia, Lithuania hingga Argentina bisa saja menjadi batu sandungan skuad Negeri Paman Sam di Paris nanti.

Kombinasi Stephen Curry dan LeBron James menjadi harapan bagi AS untuk bisa meraih emas Olimpiade. Keduanya bisa saja bersenang-senang di lapangan atau bahkan menjadi petaka karena keegoisan masing-masing.

Inilah yang menjadi pekerjaan utama Kerr di timnas AS. Dia harus bisa meracik Dream Team untuk bisa memenuhi harapan semua masyarakat AS.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.