Eksistensi Perguruan Rajawali Sakti Hasilkan Atlet Wushu Berkualitas

Credit Foto : Wahyu Purwadi
Murid Perguruan Rajawali Sakti belajar wushu di bawah arahan pelatih.

Memiliki beragam adat dan budaya, Indonesia juga jadi tempat berbagai macam beladiri berkembang di negaranya. Beberapa di antaranya adalah pencak silat, karate, taekwondo, juga wushu.

Khusus untuk wushu, beladiri yang berasal dari China ini diketahui populer di Tanah Air pada tahun 1990-an. Sejak saat itu, mulai muncul perguruan-perguruan yang mengajarkan beladiri tersebut.

Salah satu yang tertua yang ada di kawasan DKI Jakarta adalah perguruan wushu Rajawali Sakti. Ya, perguruan ini telah memulai kiprahnya sejak 1975 atau 48 tahun silam.

Rajawali Sakti awalnya didirikan oleh dua ahli beladiri, yakni Salim B.A bersama dengan Aripin Apin. Sebagai info, awalnya perguruan ini belum mengajarkan wushu melainkan kungfu. Rajawali Sakti bisa dibilang merupakan salah satu penggagas wushu bisa melebarkan sayap hingga memiliki induk organisasi resmi yang diakui dalam skala nasional, yakni Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI).

Mereka memulai gagasan membentuk PB WI pada 1985 sampai akhirnya resmi berdiri pada 1992. Mulai dari situ, Rajawali Sakti yang sebelumnya berada di naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) bergabung ke PB WI.

Kendati sudah beralih fokus ke wushu, tetapi perjalanan Rajawali Sakti dalam membesarkan olahraga tersebut masih tetap menemui jalan terjal. Kala itu, mereka masih sulit menemukan tempat latihan yang memadai. Kebanyakan berlatih dengan “menumpang” di lapangan terbuka yang tersedia atau di lapangan milik sebuah instansi.

Credit Foto : Wahyu Purwadi
Murid Perguruan Rajawali Sakti belajar wushu di bawah arahan pelatih.

Salah satu tempat yang pernah menjadi “markas” Rajawali Sakti adalah lapangan tenis yang berada di kawasan Koramil Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kendati belum memiliki tempat yang permanen, Rajawali Sakti tetap bisa mempertahankan eksistensinya. Sampai pada 2016 mereka baru memiliki tempat latihan yang permanen pertamanya yang terletak di Mal Artha Gading.

“Saat saya mulai mengurus Rajawali Sakti pada 2004, waktu itu manajemen dan kepengurusan belum tertata dengan baik. Seiring waktu kami bertumbuh sampai bisa buka tempat pertama kami di mall ini (Artha Gading),” kata owner sekaligus pelatih Rajawali Sakti, Herman Wijaya, saat ditemui Ludus.id.

Keputusan Rajawali Sakti membuka tempat latihan di mal terbukti tepat. Mulai dari situ, perguruan wushu ini semakin berkembang pesat. Buktinya, kini Rajawali Sakti memiliki sekitar 300-an anak murid.

Itu bisa dicapai lantaran tempat yang proper membuat mereka lebih fokus dalam menghasilkan atlet berprestasi sehingga namanya semakin harum dengan reputasi yang mereka miliki.

Credit Foto : Wahyu Purwadi
Murid Perguruan Rajawali Sakti belajar wushu di bawah arahan pelatih.

Josh Tiesto Tanto, Rainie Elena Liem, Salwaa Dhana Azalia, dan Kylie Suyoto Kwok adalah beberapa nama atlet prestasi yang kini masih membawa nama Rajawali Sakti.

Hasil positif ini juga dipetik lantaran Rajawali Sakti memiliki program yang tertata untuk diterapkan kepada anak-anak muridnya. Bahkan, mereka kerap mengadakan turnamen internal untuk mengukur kemampuan setiap peserta didiknya.

“Visi kami untuk menghasilkan atlet berprestasi. Namun, kami tidak suka memberi janji-janji. Intinya, kami latih semua murid di sini sesuai dengan program yang sudah disusun,” ujar Herman.

Ya, setiap program disesuaikan dengan level juga usia dari para peserta didik yang kebanyakan berkisar antara 6-12 tahun dengan iuran bulanan sebesar Rp900 ribu. Sementara, murid yang sudah berstatus atlet diberikan program latihan yang berbeda dengan intensitas yang lebih tinggi.

Bukti nyata yang diberikan oleh Rajawali Sakti membawa mereka untuk membuka dua cabang lagi di Pluit Village Mall pada 2017 dan Baywalk Mall Pluit pada 2022.

“Kami ingin memberi tempat latihan yang layak. Dengan terpenuhinya hal itu, prestasi pasti akan mengikuti,” tutur Herman.

Credit Foto : Wahyu Purwadi
Murid Perguruan Rajawali Sakti belajar wushu di bawah arahan pelatih.

Hal itu juga yang membuat Aldo mempercayakan anaknya yang bernama Reinaldo, untuk belajar wushu di Rajawali Sakti. Berharap, sang anak yang saat ini berusia 8 tahun bisa menjadi atlet masa depan.

“Anak saya baru bergabung di Rajawali Sakti selama dua bulan. Saya dapat rekomendasi dari teman saya yang memang bisa wushu juga,” kata Aldo.

“Sejauh ini saya puas karena di sini jurusnya masih original. Karena saya dulu juga belajar wushu jadi saya mengerti. Makanya saya cari yang benar-benar bagus dan sesuai ditambah anaknya juga mau belajar,” tambahnya.

Setelah sukses dengan wushu, Rajawali Sakti pun percaya diri mengembangkan sayapnya untuk mengajarkan beladiri lain, seperti anggar, wing chun, dan kickboxing. (Pratama Yudha)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.