
Pelatih timnas U-16 Nova Arianto (tengah) sedang memberikan arahan kepada para pemainnya.
Timnas Indonesia U-16 menatap era baru setelah tak lagi ditangani oleh Bima Sakti Tukiman. Pelatih 47 tahun itu dibebastugaskan oleh PSSI setelah gelaran Piala Dunia U-17 2023.
Kini, skuad Garuda Asia memiliki juru racik baru. Bukan sosok baru memang dalam lingkaran timnas, tetapi ini jadi pertama kalinya ia ditunjuk menjadi pelatih kepala. Dia adalah Nova Arianto.
Ya, Nova sebelumnya merupakan asisten Shin Tae-yong saat bertugas menangani Timnas Indonesia. Sekarang, Nova mendapatkan peran baru dengan menjadi pelatih Timnas U-16.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PSSI yang telah memberikan kepercayaan kepada saya. Saya akan bekerja semaksimal mungkin,” ujar Nova.
“Timnas Indonesia U-16 adalah bagaimana kita menyiapkan generasi-generasi baru untuk timnas senior di masa akan datang. Kami akan lebih detail, bukan hanya dari skill, fisik, dan mental, juga bagaimana membentuk attitude pemain,” tambahnya.

Pelatih timnas U-16 Nova Arianto (kanan) berdiskusi dengan Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri.
Nova bercerita bagaimana dirinya bisa ditunjuk menangani Timnas U-16. Ternyata, PSSI sudah cukup lama mengincarnya untuk menangani Garuda Asia.
Tawaran itu didapatnya ketika dia tengah bertugas bersama Shin Tae-yong di Piala Asia 2023. Nova yang masuk dalam jajaran kepelatihan tim Merah Putih, ditawari jabatan untuk melatih Timnas U-16 yang tengah kosong.
Setelah pengurus termasuk di dalamnya Ketua Umum Erick Thohir, Endri Erawan (Manajer Timnas), dan Sumardji (Kepala Badan Tim Nasional), berdiskusi dengan Shin Tae-yong, kemudian pelatih asal Korea Selatan itu mendukungnya untuk melatih Timnas U-16.
“Situasinya U-16 tidak ada pelatih, akhirnya saya ditanya kesiapan. Setelah ketum komunikasi dengan Shin Tae-yong, ya pelatih menyampaikan ke saya untuk melatih U-16,” tutur Nova.
Tak menunggu lama, Nova pun bergerak melakukan seleksi guna mempersiapkan tim menatap Piala AFF U-16 2024 dan Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Rencananya, seleksi akan dibagi menjadi tiga gelombang sebelum nantinya terbentuk Timnas U-16 yang baru.

Pelatih timnas U-16 Nova Arianto sedang merancang taktik di sela-sela latihan timnas.
Gaya Kepelatihan yang Tegas
Memimpin Timnas Indonesia U-16 menjadi pengalaman pertama bagi pria kelahiran 4 November 1978 itu berstatus sebagai pelatih kepala. Tentu, pekerjaan ini memiliki beban kerja yang cukup berat mengingat pelatih Timnas U-16 harus selalu mencari pemain baru.
Berbeda dengan juru taktik timnas lain yang bisa mencomot pemain dari level di bawahnya. Belum lagi, sang arsitek harus menghadapi tuntutan suporter sepak bola Tanah Air yang selalu haus akan prestasi.
Sejatinya, Nova memiliki modal yang cukup besar untuk mengambil pekerjaan ini. Pasalnya, sebelum menjadi pelatih, dia dulu merupakan salah satu bek papan atas yang malang melintang di sejumlah klub sepak bola top Tanah Air, seperti Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Sriwijaya FC, dan Pelita Bandung Raya.
Selain itu, dia juga merupakan anak dari salah satu pelatih legendaris, Sartono Anwar, yang pernah membawa PSIS Semarang juara Liga Indonesia era Perserikatan pada 1987. Dari situ saja, sudah terlihat kalau bakatnya di dalam dan pinggir lapangan mengalir deras dalam darahnya.
Ditambah lagi pengalamannya selama empat tahun menjadi asisten Shin Tae-yong yang semakin mematangkannya menjadi seorang pelatih lantaran mendapat ilmu langsung dari juru taktik kelas dunia.

Pelatih timnas U-16 Nova Arianto (tengah) berfoto bersama tim pelatih timnas.
Nova juga mengaku berani mengambil pekerjaan menjadi pelatih Timnas U-16 setelah mendapat dukungan dari Shin Tae-yong. Menurut eks bos Timnas Korea Selatan itu, Nova sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin Timnas U-16.
Tak ayal, Nova pun selalu mengingat pesan Shin Tae-yong untuk diterapkan di Timnas U-16. “Masalah disiplin dan fisik masih jadi kekurangan di timnas. Itu yang menjadi perhatian yang akan saya coba benahi di Timnas U-16 di samping masalah mental juga,” kata Nova.
Benar saja, sebagai pelatih Nova tak segan meniru gaya kepelatihan yang diterapkan Shin Tae-yong, bahkan bisa dibilang lebih tegas dan keras. Hal itu terlihat dalam satu sesi latihan di mana dia selalu meneriakkan hal-hal yang menjadi kekurangan.
Dia juga tak segan untuk menghukum langsung anak-anak didiknya di lapangan. Salah satunya hukuman push up.
Gaya kepelatihan seperti itu diterapkan oleh Nova lantaran dirinya memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan anak-anak yang mengikuti seleksi untuk menjadi generasi masa depan Timnas Indonesia.

Pelatih timnas U-16 Nova Arianto (kiri) sedang berdiskusi dengan tim pelatih timnas.
Harapannya, anak-anak bisa lebih cepat memahami apa yang benar dan salah. Langkah ini diambil Nova agar para pemain bisa menjadi pemain top di masa depan.
“Pendekatan U-16 inikan generasi baru yang mungkin belum tahu bagaimana disiplin yang benar, bagaimana latihan yang benar, dan itu yang selalu kita masukkan kepada Timnas U-16,” tutur Nova.
“Intonasinya agak sedikit lebih keras agar pemain tahu salah dan benarnya. Itu yang menjadi bahan mereka untuk perbaikan ke depannya,” jelas dia.
Untuk sementara, Nova masih akan menjalani tugas ganda sebagai pelatih Timnas U-16 dan asisten pelatih Timnas Indonesia. Setidaknya, status itu akan diembannya hingga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret ini berakhir.
Setelahnya, Nova akan fokus menangani Timnas U-16. Dan dia bertekad ingin meniru Timnas Mali yang bermain di Piala Dunia U-17 2023. Menurutnya, Mali bermain sangat luar biasa sepanjang turnamen dan hanya kalah beruntung dari Prancis di semifinal.
Cara bermain seperti Mali hanya bisa ditiru dengan kondisi fisik yang prima. Makanya, postur, fisik, dan strengh akan jadi fokus Nova sebagai pelatih Garuda Asia.
“Kalau taktikal itu bisa dibentuk. Namun, kalau soal fisik dan mental, para pemain harus punya dasarnya dulu,” ucap Nova.