Awan hitam masih terus saja membayangi Manchester United di musim ini. Malah, musim ketiga kepemimpinan Erik ten Hag di Old Trafford ini terbilang yang paling buruk.
Sudah tujuh pekan berjalan, tim berjuluk Setan Merah ini justru terjerembab ke posisi 14 yang sudah termasuk papan bawah. Perolehannya jauh lebih buruk ketimbang Nottingham Forest dan Brentford yang musim lalu berjuang di zona degradasi.
Tak ayal, nasib sang manajer pun menjadi tanda tanya besar. Masih pantaskah Erik ten Hag menakhodai Bruno Fernandes dan kolega?
Manajer asal Belanda itu bukannya tak memberikan hasil. Dia mampu mempersembahkan dua trofi, yaitu Piala Liga Inggris dan Piala FA, selama dua tahun masa kerjanya.
Sayangnya, performa MU di Premier League sangat jauh dari harapan. Contohnya adalah musim lalu ketika Manchester Merah finis di urutan ke-8, di bawah Chelsea yang sebelumnya terseok-seok di papan tengah.
Raihan negatif itu sempat membuat kariernya di Old Trafford berada di ujung jurang. Namun, manajemen memberi Erik Ten Hag kesempatan lagi dengan menyodorkan kontrak baru usai menjuarai Piala FA.
“Dengan dua trofi dalam dua musim, Erik telah menegaskan catatannya sebagai salah satu pelatih paling konsisten sukses di sepak bola Eropa,” ujar Direktur Olahraga MU, Dan Ashworth, dikutip situs resmi klub.
“Dari asesmen terhadap musim lalu, klub memang menyoroti sektor-sektor yang bisa diperbaiki, tetapi klub juga menyimpulkan dengan jelas bahwa Erik adalah mitra terbaik bagi kami dalam meningkatkan standar dan hasil,” imbuh Dan Ashwort.
Sial, kepercayaan itu tak dibalas dengan prestasi yang memadai. Dalam tujuh pekan, The Red Devils baru meraih dua kemenangan, dua imbang, dan tiga kekalahan. Hasil itu membuat tim sekelas MU baru meraih delapan poin di pekan ketujuh!
MU berjarak 10 poin dengan Liverpool sebagai pemimpin klasemen sementara. Mereka juga tertinggal sembilan angka dari Manchester City dan Arsenal. Ditambah lagi, Casemiro Cs juga belum sekali pun meraih kemenangan di dua laga perdana di Liga Europa.
Situasi ini jelas menjadi lampu merah bagi MU dan Erik Ten Hag. Manajemen harus mengambil keputusan tegas agar klub tak semakin terpuruk.
Memecat Erik Ten Hag memang dilematis bagi MU. Klub harus memberikan kompensasi yang tak sedikit, mencapai sekitar £17,5 juta atau setara Rp358 miliar. Namun, harga tersebut tampaknya harus rela dibayarkan andai prestasi Setan Merah tak kunjung membaik.
Lantas, siapa pengganti yang sepadan untuk menggantikan posisi Ten Hag jika dia dipecat?
Nama pertama yang jadi pilihan adalah asistennya sendiri, yakni Ruud van Nistelrooy. Nama eks bomber MU itu muncul setelah isu pemecatan Ten Hag kembali mencuat ke permukaan.
Pria 48 tahun itu terbilang pantas menjadi arsitek tim. Alasannya, Van Nistelrooy sudah mengetahui seluk beluk tim. Sebagai mantan pemain, Van Nistelrooy jelas memahami betul filosofi dan nilai-nilai yang dimiliki MU.
Faktor itu pula yang membuat manajemen memboyong Van Nistelrooy “pulang” ke Old Trafford, selain sebagai sesama orang Belanda. Van Nistelrooy diharapkan menjadi sosok yang bisa membangkitkan semangat para pemain agar bisa tampil oke di lapangan.
Cara ini sudah pernah dilakukan oleh beberapa klub, terdekat seperti Antonio Conte di Juventus, Xavi Hernandez di Barcelona, dan Mikel Arteta di Arsenal. Ketiganya berhasil membangkitkan mental juara dalam tim.
Secara kepelatihan, Van Nistelrooy juga bukan tanpa pengalaman. Dia sebelumnya pernah menangani tim muda PSV Eindhoven sejak 2013 dan dipromosikan ke tim senior pada musim 2022/23.
Kariernya bersama tim senior memang singkat, hanya di satu musim itu saja, lantaran tak mendapat dukungan dari manajemen dan pemain meski berhasil mempersembahkan satu Johan Cruyff Shield dan satu KNVB Cup. Dia kemudian menerima pinangan MU untuk menjadi asisten Ten Hag mulai awal musim ini.
Karena itu, Van Nistelrooy bisa menjadi salah satu pilihan andai Ten Hag benar-benar dipecat. Apalagi, dia memang datang dengan misi untuk membantu mengembalikan kejayaan MU.
“Saya memiliki perasaan yang kuat bahwa saya ingin membantu membangun kembali MU, sedikit demi sedikit, kembali ke tempat di mana kita merasa dan tahu di mana seharusnya klub ini berada,” kata Van Nistelrooy dalam sebuah wawancara dengan Rio Ferdinand dikutip Eurosport.
“Saya harap ketika kami mencapai (target) itu, semoga dalam waktu dekat. Saya ingin berkontribusi. Saya merasakan perasaan yang kuat kalau saya ingin melakukannya,” tutur dia.
Dukungan dari mantan asisten Sir Alex Ferguson
Jika benar Van Nistelrooy yang akan dipilih untuk menjadi arsitek MU selanjutnya, dia sudah dipastikan mendapat banyak dukungan. Salah satunya dari Rene Meulensteen.
Bagi penggemar MU, Meulensteen bukanlah nama asing. Dia pernah menjadi asisten Sir Alex Ferguson sejak 2007 hingga sang manajer legendaris melepas jabatannya pada 2013.
Meulensteen turut andil dalam keberhasilan MU merajai Inggris, Eropa, dan dunia pada 2008. Pria berusia 60 tahun asal Belanda itu siap kembali lagi ke Theatre of Dream seandainya Van Nistelrooy yang ditunjuk menggantikan Ten Hag.
“Ruud dan saya memiliki hubungan baik satu sama lain karena saya pernah bekerja dengan dia dan selalu berkomunikasi. Saya sangat mengagumi dia. Saya rasa dia meninggalkan PSV terlalu cepat, padahal dia sudah bekerja dengan baik,” kata Meulensteen ketika berbincang di podcast No Tippy Tappy Football dikutip Walesonline.
“Saya selalu merasa jika saya terjun dalam sebuah pekerjaan, saya ingin memastikan bahwa saya mampu membuat sebuah perbedaan. Jika Ruud datang menelepon, Anda akan membantu dia. Anda akan berjalan dan mengatakan, ‘Oke, apa yang bisa saya lakukan untukmu?’,” tegas Meulensteen.
Hingga saat ini, napas Ten Hag terbilang masih ada berkat hasil imbang yang didapat kontra Aston Villa. Namun, bisa saja raihan itu menjadi bahan untuk menyudahi pekerjaan Ten Hag lebih cepat.
Apalagi, sempat terjadi perdebatan antara Ten Hag dan Van Nistelrooy di tengah pertandingan itu yang berujung viral. Bukan tidak mungkin kejadian itu juga akan memicu pemecatan Ten Hag.
Kandidat lain
Kandidat lain yang bisa menjadi opsi Manchester United untuk menggantikan Ten Hag adalah Thomas Tuchel. Eks bos Chelsea dan Bayern Munich ini jadi pilihan berdasarkan CV mentereng yang dia miliki.
Tuchel juga berpengalaman menangani sejumlah tim besar. Selain Chelsea dan Bayern, dia juga merasakan sukses bersama Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain.
Terlebih, saat ini Tuchel masih menganggur usai kontraknya habis bersama Bayern pada akhir musim lalu. Dia juga bisa cepat beradaptasi lantaran sudah pernah merasakan atmosfer Premier League bersama Chelsea.