Final Development Basketball League (DBL) Jakarta 2024 mencatat sejarah baru di dunia olahraga Indonesia. Acara yang berlangsung di Indonesia Arena pada Jumat (6/12), berhasil memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak untuk kegiatan olahraga di lokasi indoor (dalam ruangan).
Tidak hanya itu, Final DBL Jakarta tahun ini di Indonesia Arena berlangsung megah dengan hiburan yang melimpah. Venue Indonesia Arena juga full house dipenuhi pencinta bola basket Indonesia dan pendukung empat tim finalis.
Final DBL Jakarta 2024 menggelar dua laga pamungkas bola basket pelajar antar sekola menengah tingkat atas. Final turnamen bola basket terbesar di Jakarta dan juga Indonesia ini mempertemukan SMA Jubilee vs SMA Bukit Sion Jakarta di kategori putra. Lalu ada SMA 70 Jakarta vs SMA Jubilee Jakarta di kategori putri.
Baca juga:
Thailand Bikin Timnas Indonesia Menderita di Indonesia Arena
Kategori putra dimenangkan oleh SMA Bukit Sion yang merupakan juara North-Central Division. Mereka merengkuh titel juara setelah mengalahkan SMA Bukit Sion dengan skor 51-48.
Sementara pada kategori putri SMA 70 Jakarta, yang dikenal dengan nama Bulungan, menjadi juara setelah mengalahkan SMA Jubilee dengan skor 38-37.
Pelatih Bulungan, Paul Mario menyebut pemain sempat merasa tertekan saat berhadapan dengan Jubilee.
“Memang ini pertandingan yang ami cari, karena kami akhirnya bisa belajar bagaimana caranya menghadapi situasi seperti tadi,” ujarnya Paul Mario.
Rekor di Indonesia Arena
Selain laga final yang ketat dan seru, ada rekor tercipta di Indonesia Arena sebagai venue final. Sebanyak 14.517 penonton hadir, melampaui rekor sebelumnya, yaitu 13.146 penonton saat Kanada kontra Spanyol di FIBA World Cup pada 3 September 2023.
CEO DBL Indonesia, Azrul Ananda menyebut rekor ini adalah rekor terbanyak dalam satu hari di arena dalam ruangan di Indonesia.
“Tahun lalu kita mencatat 12 ribu penonton, dan hari ini angkanya naik menjadi 14.517. Ini bukti bahwa Jakarta membutuhkan wadah seperti DBL,” ujar Azrul Ananda.
Jumlah penonton Final DBL Jakarta 2024 mengalami peningkatan signifikan, yakni 45 persen dibandingkan edisi sebelumnya. Capaian ini tidak hanya mengukuhkan posisi DBL sebagai turnamen basket pelajar terbesar di Indonesia, tetapi juga sebagai magnet olahraga yang bisa menarik massa secara besar di olahraga, khususnya bola basket.
Rekor ini bahkan melampaui pencapaian FIBA World Cup 2023 di venue yang sama. Pertandingan antara Kanada dan Spanyol yang sebelumnya memegang rekor tertinggi hanya menarik 13.146 penonton.
Untuk skala nasional, rekor DBL juga melewati pencapaian final NBL Indonesia 2012 antara Aspac dan Satria Muda di GOR UNY, Yogyakarta, yang dihadiri sekitar 8.000 penonton.
Keberhasilan penyelenggaraan Final DBL Jakarta 2024 mendapat apresiasi dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Ario Bimo Nandito Ariotedjo. Dia menilai DBL telah menjadi jembatan strategis dalam mendorong perkembangan olahraga bola basket di Tanah Air, khususnya di kalangan remaja.
“Saya memberikan apresiasi kepada DBL. Ada 1.500 tim sekolah yang berpartisipasi dalam turnamen ini. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan bola basket usia remaja berjalan secara masif dan terstruktur,” kata Menpora Dito dalam sambutannya.
Menpora juga mengatakan langkah yang telah dilakukan DBL memiliki dampak baik terhadap perkembangan basket tanah air. Salah satu contohnya ialah banyak alumni DBL yang kini menjadi pebasket profesional dan berkompetisi di kasta tertinggi liga basket Indonesia, yaitu Indonesian Basketball League (IBL).
“Ini yang kita butuhkan bahwa olahraga mendapat support DBL dan hasilnya sangat sehat untuk prestasi olahraga menjadi maju,” lanjut Menpora.
Selain Menpora, sejumlah tokoh penting turut hadir di Indonesia Arena untuk menyaksikan final ini, seperti Pramono Anung, politikus senior yang juga mantan Sekretaris Kabinet; Taufik Hidayat, Wakil Menpora; hingga figur publik seperti Putri Tanjung.
Final DBL Jakarta 2024 tidak hanya menghadirkan pertandingan sengit antar sekolah, tetapi juga menjadi bukti bahwa bola basket pelajar memiliki daya tarik besar di Indonesia.
“DBL telah menjadi simbol bahwa olahraga, khususnya bola basket, bisa berkembang jika ada dukungan yang kuat dari semua pihak, mulai dari pemerintah, sponsor, hingga masyarakat luas,” tambah Azrul Ananda. (Gerry Putra)