Final IBL 2024: Kembalinya Clash of the Titans dan Asa Pelita Jaya Jakarta Akhiri Puasa Gelar

Kredit foto: Ludus.id/Pratama Yudha
Konferensi pers jelang final IBL 2024 yang mempertemukan Pelita Jaya Bakrie dengan Satria Muda Pertamina.

Indonesian Basketball League 2024 akhirnya mencapai penghujung musim. Tersisa dua dari 14 tim yang akan berjuang memperebutkan gelar juara.

Lagi-lagi, tim yang akan bertarung adalah Satria Muda Pertamina dan Pelita Jaya Jakarta. Duel ini kerap dijuluki ‘El Clasico’ di IBL lantaran rivalitas yang sengit di antara keduanya yang sama-sama berasal dari Jakarta.

Laga akbar yang juga dijuluki Clash of the Titans lantaran sejarah dan banyaknya pemain bintang yang menghuni kedua tim tersebut menjadi yang kelima kali terjadi di final IBL. Empat di antaranya dimenangkan oleh Satria Muda Pertamina. Kedua tim terakhir bentrok di partai puncak pada 2022 lalu.

“Ini partai klasik, El Clasico. Ini pertemuan kelima mereka di final. Tiga dari lima final terakhir juga mempertemukan mereka,” kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/7).

Kredit foto: IBL Indonesia
Bintang Pelita Jaya Jakarta, KJ McDaniels, melakukan dunk yang tak mampu dibendung pemain Prawira Bandung.

Pelita Jaya Jakarta melaju ke final usai mengandaskan perlawanan sang juara bertahan, Prawira Harum Bandung. Di partai semifinal, Pelita Jaya Jakarta menang 2-0 dalam pertandingan yang berformat best of three.

Pun, dengan Satria Muda Pertamina. Sempat terseok-seok di musim reguler dan melaju ke playoffs usai finis di urutan kelima, Satria Muda Pertamina dengan mental juaranya mampu mempermalukan tim peringkat pertama, Dewa United Banten, juga dengan skor 2-0 untuk mengunci satu tempat di partai pamungkas.

Namun, jika menilik perjalanan musim ini, Pelita Jaya Jakarta terbilang lebih matang ketimbang rival sekotanya itu. Bagaimana tidak, dihuni para pemain berkelas mulai dari Andakara Prastawa, Brandon Jawato, KJ McDaniels, Justin Brownlee, Reza Guntara, dan James Dickey III, klub yang bermarkas di Jakarta Selatan itu mampu menyudahi musim reguler di peringkat kedua.

Di sela-sela IBL, mereka juga menjadi peserta Basketball Champions League (BCL) Asia 2024 dan hampir lolos ke semifinal. Itu menunjukkan Pelita Jaya Bakrie musim ini jauh lebih dewasa dan lebih siap juara.

Situasi berbanding terbalik justru dirasakan Satria Muda Pertamina. Performa yang jauh dari harapan sampai membuat pemilik gelar IBL terbanyak itu harus berpisah dengan pelatih Manuel Pena Garces dan kembali menunjuk Youbel Sondakh untuk mengangkat penampilan Arki Dikania Wisnu cs.

Kredit foto: Ludus.id/Krisna Daneshwara
Pelatih Satria Muda, Youbel Sondakh optimistis timnya bisa jadi juara IBL 2024.

Beruntung, Youbel berhasil menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan baik dan mengantarkan Satria Muda kembali ke final. Dia pun berniat untuk menuntaskan pekerjaannya dengan memberi gelar juara yang ke-12 untuk Satria Muda Pertamina.

“Kami sudah siap dan kali ini kami justru menjadi underdog. Ini pengalaman baru buat kami dan kami akan berusaha untuk mengalahkan tim yang lebih diunggulkan,” kata Youbel.

Tekad yang sama juga diungkapkan oleh point guard Satria Muda Pertamina, Abraham Damar Grahita. Setelah terpilih menjadi MVP Local Player 2024, dia juga ingin melengkapi prestasi dengan menjadikan timnya sebagai kampiun IBL 2024.

“Ini final pertama saya sejak 2019 bersama Stapac Jakarta. Setelah situasi yang terjadi musim lalu pada saya, rasanya luar biasa bisa tampil di final. Penghargaan pribadi harus diikuti sukses menjadi juara bersama tim,” ucap eks penggawa Prawira Harum Bandung.

Tentu, harapan tersebut tak diamini oleh Pelita Jaya Jakarta yang memang bertekad kembali meraih juara setelah terakhir dirasakan pada 2017 yang sekaligus menjadi satu-satunya gelar yang mereka miliki di era IBL.

Terlebih, ini menjadi final keempat secara beruntun bagi Pelita Jaya Jakarta. Sialnya, mereka tak sekali pun membawa pulang trofi di tiga kesempatan sebelumnya.

Pelita Jaya Jakarta tentu ingin memutus tren buruk tersebut dan mengulang kisah manis tujuh tahun lalu. Kebetulan, kala itu Pelita Jaya Jakarta juga diarsiteki oleh Johannis Winar.

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Ahang itu menilai persaingan saat ini sudah jauh berbeda dengan 2017 lalu. Namun, dia merasa lebih tertantang untuk kembali memberikan gelar pada Pelita Jaya Jakarta.

“Situasinya sudah berbeda dengan 2017, jadi tak bisa dibandingkan. Sekarang, situasinya lebih menantang buat kami dengan banyaknya pemain asing. Tapi, terasa jadi lebih menarik,” kata Ahang.

Laga final pertama akan dilakukan di Britama Arena Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta, pada Kamis (1/8). Pertandingan berikutnya akan digelar di Indoor Stadium Sport Center, Tangerang, Sabtu (3/8).

Jika diperlukan, partai final ketiga akan kembali diadakan di lokasi yang sama dengan final kedua pada esok harinya.

IBL 2024 juga bisa dilangsungkan berkat kerja sama dengan berbagai sponsor, salah satunya Red Bull Indonesia.

“Kami sangat antusias menyambut Red Bull sebagai sponsor kami. Kami yakin kolaborasi ini akan menghadirkan pengalaman yang luar biasa bagi para IBL fans dan mendongkrak prestasi tim kita,” tutur Junas.

Pelita Jaya Jakarta coba patahkan kutukan di final

Pelita Jaya Jakarta berangkat ke final IBL 2024 dengan modal kuat setelah finis di posisi kedua pada musim reguler. Reza Guntara cs juga tampil solid di playoffs dengan mengalahkan Bali United dan Prawira Harum Bandung lewat skor identik, 2-0.

Lewat performa tersebut, Pelita Jaya jakarta pun lebih diunggulkan ketimbang Satria Muda Pertamina di final kali ini. Apalagi, mereka memiliki roster yang tak main-main, baik lokal dan asing sama-sama berlabel bintang mulai dari Muhamad Arighi, Vincent Kosasih, Anthony Beane, James Dickey III, dan KJ McDaniels.

Kondisi yang serupa juga dirasakan Pelita Jaya Jakarta pada tiga final sebelumnya. Datang dengan tren positif dan pemain bintang, tapi Andakara Prastawa cs malah melempem di laga pamungkas. Dewi Fortuna tampak enggan berpihak pada Pelita Jaya Jakarta.

Padahal, sejak era IBL, Pelita Jaya Jakarta menjadi tim yang terbilang sering berlaga di final. Total, hingga musim lalu, Pelita Jaya Jakarta sudah merasakan delapan kali final, tapi mereka hanya bisa menang sekali.

Kredit foto: IBL Indonesia
Aksi pemain Pelita Jaya Bakrie, Anthony Beane Jr. say berhadapan dengan Bali United.

Tak ingin terus berulang, Pelita Jaya Jakarta pun berusaha keras untuk mematahkan kutukan di final pada kesempatan kali ini. Kebetulan, materi pemain yang mereka miliki tampak mendukung untuk mewujudkan target tersebut.

“Tim tahun ini lebih siap dari segi mental dan pengalaman. Tahun lalu kami banyak pemain muda, kalau tahun ini kami ada Brandon, Reza, Brownlee, jadi banyak pengalaman mereka yang sudah dapat juara dan bisa dibagi ke pemain muda dan faktor kesolidan tim yang lebih oke lagi musim ini,” kata Prastawa.

“Pelita Jaya tidak boleh lengah sedikit pun. Kami sudah mempersiapkan tim dengan baik. Pokoknya lupakan tiga final yang kemarin, ini final yang baru,” tegasnya.

Pernyataan Prastawa juga dikuatkan oleh Ahang selaku pelatih kepala. Dia yakin, dengan pemain yang ada dalam skuadnya saat ini, Pelita Jaya Jakarta bisa kembali menjadi tim nomor satu di kancah basket nasional.

“Saya percaya diri dengan pemain yang saya punya. Ada Prastawa yang kepemimpinannya bagus, ada KJ McDaniels, dan ada Jawato. Sepanjang musim ini kami ada naik dan turun, tapi, selama kami berjalan sebagai tim, apapun bisa terjadi,” tutur Ahang.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.