
Mantan petenis peringkat 5 dunia, Eugenie Bouchard, melakoni pertandingan ekshibisi melawan sejumlah publik figur di Indonesia.
Popularitas olahraga tenis di Indonesia benar-benar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal itulah yang membuat PP Pelti yang bekerja sama dengan Emil Malik Ibrahim memprakarsai sebuah turnamen ekshibisi yang turut menghadirkan mantan petenis peringkat 5 dunia, Eugenie Bouchard.
Pertandingan ini digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, pada Minggu (8/9), mulai pukul 07.00 WIB. Bouchard bermain di tiga partai yang masing-masing hanya dilangsungkan satu set saja.
Yang menarik, Bouchard bermain ganda di turnamen ini. Pada laga pertama, petenis asal Kanada itu berpasangan dengan pengacara sekaligus penyelenggara pertandingan Emil Malik Ibrahim. Keduanya melawan pasangan Nurdin Halid dan Nauvaldo Jati Agatra.
Selanjutnya, Bouchard dipasangkan dengan seorang publik figur Maria Selena. Di pertandingan ini, mereka berduel dengan Luna Maya yang ditemani petenis muda Indonesia, Aldhito Ramadhan Dwi Kurniawan.
Di laga terakhir, Bouchard berduet dengan Donny Ernawan. Keduanya bentrok dengan Aldhito dan Nauvaldo Jati Agatra.
Petenis berusia 30 tahun itu mengatakan sangat senang bisa hadir ke Indonesia untuk melakoni pertandingan ekshibisi ini. Apalagi, ini menjadi pengalaman pertamanya tampil di Indonesia yang membuatnya sangat bersemangat.
“Saya sangat terkesan berada di sini. Saya belum pernah ke Indonesia sebelumnya. Ketika Emil mengajak untuk melakukan pertandingan ekshibisi tenis di sini, saya sangat ingin melakukannya dan saya sangat senang ini bisa terwujud,” kata Eugenie kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (7/9).
“Saya harap kita bisa bersenang-senang bersama Luna. Dia bilang jangan keras-keras padanya, jadi saya akan mencobanya,” tambahnya sembari tersenyum.

Selebritas Luna Maya senang bisa berpasangan dengan Eugenie Bouchard yang pernah menempati posisi ke-5 di peringkat tenis dunia.
Di sisi lain, Luna Maya merasa sangat terhormat bisa terpilih menjadi lawan dari seorang Eugenie Bouchard. Sebab, dia terbilang masih baru menggeluti olahraga raket ini, yaitu sekitar dua tahun terakhir. Sementara, Bouchard sudah berlatih sejak usia lima tahun.
Perbedaan inilah yang membuat Luna mengaku sedikit gugup. Kendati demikian, dia berjanji akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya meski lawannya merupakan mantan finalis Wimbledon 2014.
“Sejujurnya saya merasa sedikit gugup, tapi saya coba tetap bersenang-senang. Jangan menaruh ekspektasi pada saya karena saya anak baru, baru bermain tenis belum ada dua tahun. Sementara, dia sudah bermain sejak usia lima tahun. jadi jangan dibandingkan, sudah pasti dia lebih jago,” kata Luna.
“Namun, ini kehormatan buat saya sebagai newbie bisa bertemu dan bermain melawan dia. Semoga event ini bisa membuat tenis indonesia lebih bergairah lagi ke depannya dan semoga bisa memberi angin segar bagi tenis indonesia dan semoga olahraga ini bisa semakin digemari masyarakat dan bisa melahirkan petenis-petenis kita yang bisa mendunia di kemudian hari. Semoga ke depannya makin banyak petenis dunia lainnya yang datang ke sini dan melakukan ekshibisi,” harap Luna.
Sebagai penggagas, Emil menyebut pertandingan ekshibisi ini merupakan sebuah awal. Bila ini sukses, semoga ke depannya bisa menghadirkan turnamen dengan skala yang lebih besar.
“Kami berharap ke depannya bisa membuat sebuah turnamen besar di sini. Event ini menjadi awal untuk mewujudkan itu makanya kami juga butuh bantuan dari Eugenie,” ujar Emil yang berprofesi sebagai pengacara sekaligus penyelenggara pertandingan.
Ekshibisi yang menyenangkan
Dan, terbukti. Pertandingan ekshibisi pada Minggu (8/9) berlangsung seru dan menyenangkan. Berikut hasil lengkap dari tiga pertandingan yang tersaji.
Pada laga pertama yang mempertemukan Eugenie Bouchard/Emil Malik Ibrahim vs Nurdin Halid/Nauvaldo Jati Agatra, Eugenie/Emil menang dengan skor 6-3.

Eugenie Bouchard melakoni pertandingan ekshibisi tenis di Main Court Tennis Outdoor GBK Jakarta, Minggu (8/9).
Selanjutnya, Eugenie Bouchard/Maria Selena vs Luna Maya/Aldhito Ramadhan Dwi Kurniawan berakhir dengan kemenangan 4-3 untuk Luna/Aldito.
Sedangkan pada pertandingan Eugenie Bouchard/Donny Ernawan vs Aldhito Ramadhan/Nauvaldo Jati Agatra, Eugenie/Donny menang 6-5.
Geluti pickleball usai pulih dari cedera
Tak bisa dipungkiri, Eugenie Bouchard memiliki karier yang cukup mentereng di olahraga tenis lapangan. Namun, itu semua terjadi sebelum dia mengalami cedera bahu yang mengharuskan dirinya menjalani operasi pada 2021 silam.
Setelahitu, Bouchard harus menjalani pemulihan yang cukup lama hingga satu setengah tahun. Tentu, menepi dalam jangka waktu yang cukup lama membuat sentuhannya di lapangan memudar, sehingga butuh usaha ekstra keras untuk kembali ke penampilan semula.
Momen tersebut diakui Bouchard sebagai kondisi yang sulit baginya lantaran dia harus meninggalkan hal yang dia cintai. Namun, proses pemulihan ini mau tak mau harus dia jalani demi turun kembali ke lapangan dan menaikkan kembali peringkatnya.
Pertengahan 2022, Bouchard pun akhirnya kembali. Dia mulai lagi karier tenisnya dari bawah. Sayang, usai absen cukup lama, Bouchard terlihat kesulitan untuk kembali ke performa puncak.

Usai alami cedera bahu pada 2021, Eugenie Bouchard perlahan kembalikan penampilan. Caranya dengan berlatih olahraga pickleball.
Berjalan dua tahun, peringkatnya kini masih berkutat di 517 pada sektor tunggal dan 1.199 di sektor ganda seperti dikutip dari situs resmi WTA. Tentu, itu sangat jauh dari posisi terbaiknya yang pernah menempati peringkat 5 dunia.
Pada awal 2024, Bouchard mulai menemukan cinta baru dengan menekuni olahraga pickleball. Olahraga ini sejatinya masih serumpun dengan tenis karena sama-sama menggunakan raket.
Perbedaannya paling kentara terlihat dari ukuran lapangan dan peralatan main. Lapangan tenis lebih besar dan lebar ketimbang lapangan pickleball.
Selain itu, tenis menggunakan raket dan bola tenis. Sedangkan, pickleball memakai padel dan bola plastik yang tentunya lebih ringan ketimbang peralatan tenis. Tak ketinggalan, aturan mainnya.
Lewat pickleball, Bouchard mulai menemukan kembali sentuhannya. Dia kini menempati peringkat 27 di sektor tunggal, 40 di ganda campuran, dan 57 di ganda putri.
Kendati demikian, dia tetap tak meninggalkan tenis yang telah membesarkan namanya dan merupakan cinta pertamanya.
“Saya menjalani operasi cedera bahu pada 2021 dan butuh setahun penuh untuk pemulihan. Kondisi itu sangat sulit karena saya harus menepi dari pertandingan cukup lama,” ungkap Bouchard.
“Dan sejak awal tahun ini, saya mulai bermain pickleball dan saya coba jalani keduanya. Saya menikmati pickleball tapi saya juga sangat mencintai tenis. Maka itu, saya masih coba untuk menjalani keduanya bersamaan,” jelas dia.
Selain menjalani laga ekshibisi di Jakarta, Bouchard juga memimpin coaching clinic di tempat yang sama. Pelatihan diberikan kepada para pemain U-14 Pelti.
“Saya sangat senang bisa bermain tenis di tempat baru karena ini adalah hal yang selalu saya lakukan sejak kecil,” ujar Bouchard.