FunSkate Inline Skate Club Jakarta atau FunSkate Club Jakarta merupakan klub inline skate yang mengutamakan kesenangan, tetapi tak melupakan prestasi.
Komunitas ini berdiri pada 14 Mei 2012 atas prakarsa para orang tua yang bertujuan untuk menyalurkan bakat dan minat para putra putri kesayangannya dalam wujud yang positif dan kreatif guna mengembangkan dan membangun karakter pribadi yang kuat dan sportif. Namun, akhirnya mereka berubah menjadi klub karena kepedulian untuk mengembangkan bakat-bakat atlet muda.
Keseriusan FunSkate menjadi klub membuat mereka resmi masuk dalam anggota Porserosi (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia) DKI Jakarta dengan berbadan hukum perkumpulan.
Ahmad Dhanni selaku Sekretaris Umum FunSkate menjelaskan bahwa klubnya memiliki spesialisasi inline skate dalam olahraga sepatu roda sebagai bentuk keseriusan membina atlet muda.
FunSkate memiliki empat kategori, yakni Pemula, Standard, Freestyle Slalom, dan Speed Skating.
“Speed Skating itu adu cepat pada track/lintasan inline skate jadi olahraga terukur seperti lari pada atletik. Nomor-nomornya ada 200 meter, 500 meter, 1000 meter, 5.000 meter, sampai marathon,” ujar Ahmad Dhanni kepada Ludus.id, di JIRTA Sunter, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
FunSkate juga fokus dengan pengembangan Freestyle Slalom. Cabang ini memang sekilas mudah, akan tetapi atlit harus bisa menguasai trik agar bisa menjadi yang terbaik.
“Kalau freestyle itu lebih ke inline skate yang bebas dengan menunjukkan trik-trik seperti melewati cone, lari, slalom, ya lebih artistik,” ucap Dhanni.
Kategori-katergori tersebut menjadi andalan FunSkate. Tak jarang dengan sosialiasi terhadap kategori tersebut yang cukup masif di media sosial, banyak anak-anak yang ingin bergabung.
“Untuk gabung tidak ada persyaratan khusus. Terpenting di atas lima tahun, sehat jasmani sama sudah bisa fokus serta siap dengan materi yang kita berikan. Itu saja yang kita harapkan,” jelas Dhanni.
“Biayanya pendaftarannya itu Rp400 ribu dan Rp385 ribu untuk iuran perbulannya, dan tiap anak akan mendapatkan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan untuk perlindungan keselamatan selama berlatih & bertanding di FunSkate” tambahnya.
Jika sudah bergabung, siswa yang baru mengenal inline skate terlebih dulu akan masuk dalam kategori Pemula.
Namun, bukan hanya sekadar Pemula, tetapi siswa akan masuk ke level putih terlebih dahulu. Level ini adalah level awal dari Pemula sebelum masuk ke level selanjutnya, yakni kuning dan hijau.
“Putih ini siapa saja boleh masuk. Bagi yang belum bisa sama sekali bermain inline skate itu akan masuk dalam level putih tetapi batasannya lima sampai 13 tahun,” tutur Dhanni.
Jika siswanya di atas 13 tahun atau masuk dalam usia dewasa, Dhanni bisasanya mengarahkan ke kelas private. Hal ini dikarenakan di atas usia tersebut butuh penanganan khusus.
“Jadi kita ada Regular Class dan Private Class. Biasanya kalau sudah dewasa agak sungkan jika digabung dengan siswa yang masih anak-anak,” jelasnya.
Latihan di Empat Tempat
Saat ini siswa FunSkate berjumlah 150-an. Jumlah tersebut terbilang banyak sehingga tempat latihan tidak hanya terpusat di satu tempat.
FunSkate berlatih di empat tempat yang tersebar di DKI Jakarta, yakni SCBD, GBK, Plaza Semanggi, dan Jakarta International Roller Track Arena (JIRTA), Sunter.
Empat tempat itu mengikuti jadwal dari tiap kategori yang ada di FunSkate.
“Kategori Pemula itu latihan seminggu tiga kali di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Hari Jumat itu latihannya di GBK untuk freestyle, Pemula level putih dan kuning, lalu Sabtu ada di dua tempat, SCBD dan JIRTA. Pagi di SCBD, sorenya di JIRT,” ungkap Dhanni.
“Karena Sabtu ada dua kali latihan, biasanya kita kasih opsi kepada siswa atau kebebasan bagi siswa untuk memilih tempat berlatihnya yang dekat dari rumah. Satu lagi di hari Minggu itu ada di SCBD sama Plaza Semanggi,” kata Dhanni.
Sementara bagi yang kategori Standard & Speed itu jadwalnya berbeda dengan Pemula. Kategori ini berlatih lebih intensif dari kelas Pemula.
“Kalau Standard/Speed itu empat kali latihan dalam seminggu, yakni ada di hari Sabtu, Minggu, Senin, dan Kamis. Standard & Speed itu juga ada levelnya, dari biru sampai hitam. Kalau di track, level Standard & Speed itu berlatih di jalur kuning (jalur luar),” jelas Dhanni.
Arah Prestasi
Sebagai klub, FunSkate memiliki tujuan prestasi tanpa melupakan rasa bersenang-senang bermain inline skate.
Dhanni mengatakan bahwa tujuan FunSkate secara prestasi adalah menyumbangkan atlet untuk masuk dalam Pelatihan Daerah (Pelatda) DKI Jakarta dan juga Pelatihan Nasional (Pelatnas).
“Namun, kebanyakan klub condong ke prestasi saja, nah kita tidak mau seperti itu karena anak-anak sebenarnya suka bermain inline skate makanya nama kami FunSkate,” tuturnya.
“Usia anak-anak kebanyakan lebih suka bermain sepatu roda dan belum peduli dengan prestasi karena yang penting bagi mereka adalah senang main sepatu roda,” tambah Dhanni.
“Itu yang kami fasilitasi, jangan sampai anak main dengan yang lain malah minder karena tidak bisa bersaing lalu malah menghindar dari sepatu roda. Jadi biarkan mereka suka dulu, jika nantinya tidak berprestasi, mereka tetap suka dengan sepatu roda, suka dengan inline skate,” ucap Dhanni.
Dhanni menuturkan bahwa level putih sampai hijau di kategori Pemula memang bertujuan untuk mengembangkan mental serta karakteristik siswa.
Mereka diberikan pengenalan dulu terhadap sepatu roda sehingga nantinya mereka akan naik level secara alami.
“Mereka akan mau sendiri, misalnya ‘oh saya mau masuk ke prestasi’ atau ‘oh saya lebih suka fun dan santai’, nah dari situ mulai naik levelnya jika memang memilih prestasi,” tutur Dhanni.
Standar Pelatih dan Prestasi
Agar bisa membuat siswa nyaman berada di FunSkate, klub punya standar untuk para pelatih khususnya yang berada di kategori Pemula.
Kategori ini, pelatih tidak hanya bisa melatih tetapi juga harus bisa berkomuniasi dengan baik kepada siswa.
Pelatih untuk Pemula harus bisa menyenangkan dalam mengenalkan materi inline skate. “Selain mengajarkan materi, pelatih juga harus bisa berinteraksi dengan anak-anak paling tidak harus fun,” jelas Dhanni.
Selain itu, untuk level Standard dan Speed pelatih FunSkate juga harus memiliki standar mantan atlet Nasional dan Pelatda DKI Jakarta. Saat ini ada Dimas Prasetia, Sylvia Setiawan dan terakhir Tias Andira yang merupakan mantan atlet nasional dari DKI dan pernah pula membela Indonesia di Asian Games 2018.
“Harapannya dengan standarisasi itu, pembinaan kita lebih terarah dan punya prestasi,” kata Dhanni.
Dengan standar kepelatihan yang tinggi, tak heran FunSkate memiliki beragam prestasi. Mereka juga setidaknya mengikuti tiga kejuaraan kejuaraan berskala nasional ataupun internasional setiap tahunnya.
Tiga kejuaraan tersebut diharapkan menjadi ajang atlit FunSkate mencari pengalaman dan prestasi.
Diharapkan dari tiga kejuaraan setiap tahunnya, peak performance atlit FunSkate bakal terjadi pada akhir tahun yang biasanya banyak digelar turnamen nasional seperti Kejuaraan Antar Pelajar DKI Jakarta dan Jakarta Open.
Kejuaraan tersebut memiliki kategori Pemula, Standard, dan Speed Skating, sama dengan kategori yang dimiliki FunSkate.
Berkat pembinaan yang terkonsep dengan baik, FunSkate memiliki prestasi yang bagus.
Dhanni menyebut setidaknya setiap tahun FunSkate selalu memborong penghargaan dan medali di setiap kejuaraan yang diikuti.
“Kita sempat juara umum dua kategori Speed Skating di Kejuaraan Antar Pelajar DKI, lalu peringkat dua di kategori Standard. Jika di total setidaknya ada enam penghargaan yang diraih tahun kemarin,” ucap Dhanni.
Prestasi tanpa Lupakan Fun
Memasuki tahun 2024, FunSkate berharap mereka tetap bisa eksis dan bisa lebih mengenalkan inline skate ke masyarakat.
Terlebih animo inline skate saat ini sedang meninggi dan menjadi olahraga yang nge-tren serta diminati semua kalangan mulai anak-anak, anak muda bahkan orang tua.
Apalagi Inline Skate menjadi olahraga yang dipertandingkan di PON 2024 Aceh-Sumut. DKI, sebagai Provinsi dari FunSkate juga mengusung target emas sebanyak-banyaknya seperti PON sebelumnya di Papua.
Meski begitu, Dhanni berharap FunSkate bisa menghadirkan prestasi lebih banyak di tahun yang baru tanpa melupakan rasa senang-senang bermain sepatu roda.
“Artinya kita harus fokus juga dengan pembinaan prestasi, setidaknya untuk di DKI Jakarta. Kita berharap anak-anak kita bisa berkembang sampai ke level berikutnya tanpa harus melupakan fun-nya bermain sepatu roda,” tukas Dhanni mengakhiri perbincangan.