Gelar Juara Persis Solo di EPA Liga 1 U20 Dihiasi Penggunaan VAR

Credit foto : akun @persisyouth
Para pemain Persis Solo merayakan gelar juara EPA Liga 1 U20 yang diraih usai mengalahkan Persita Tangerang, di Stadion Manahan, Solo.

Persis Solo U20 berhasil meraih gelar juara Elite Pro Academy Liga 1 U20 2023/2024 usai mengalahkan Persita Tangerang U20 dengan skor 3-1 pada laga final yang dilangsungkan di Stadion Manahan, Solo, Kamis 7 Maret 2024 sore WIB.

Pertandingan ini juga sebagai tes perdana penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) di kompetisi resmi PSSI. Bermain di kandang sendiri, Laskar Sambernyawa Muda langsung menggempur pertahanan Persita.

Ada dua peluang yang diciptakan Persis pada awal babak pertama, tetapi masih mampu dimentahkan oleh penjaga gawang Persita, Rizwan Haikal. Namun, Persis melupakan pertahanan karena asyik menyerang sehingga mereka kebobolan pada menit ke-19 lewat sontekan Ikwan Ali Tanamal.

Persis merespons dengan bermain menyerang. Hasilnya, tuan rumah mampu menyamakan kedudukan melalui sepakan dari Dicky Daniel Pontolaeng pada menit ke-30.

Credit foto : akun @persisyouth
Pemain Persis Solo U20 merayakan gol usai membobol gawang Persita Tangerang, dalam laga final EPA Liga 1 U20, di Stadion Manahan, Solo.

Mampu menyamakan kedudukan tak membuat Persis berleha-leha. Mereka terus menggempur pertahanan Pendekar Cisadane Muda dan bahkan hampir saja unggul andai sepakan Rifqi Ray Farandi pada menit ke-38 tak melenceng jauh dari gawang Persita.

Semenit berselang, giliran Firman Ramadhan yang melepaskan tendangan jarak jauhnya, tetapi masih bola masih membentur mistar gawang Persija. Babak pertama ditutup dengan skor imbang 1-1.

Babak kedua dimulai, Persis langsung berinisiatif menyerang. Gelombang serangan Persis berbuah hasil enam menit setelah babak kedua melalui tendangan dari Ibnul Mubarak yang mampu memanfaatkan kemelut di depan gawang hasil dari tendangan sudut Persis.

Persita mencoba mengambil inisiatif menyerang, Ikwan Ali Tanamal memiliki peluang pada menit ke-70, tetapi masih bisa ditangkap dengan mudah oleh Nova Romadhona selaku penjaga gawang Persis.

Credit foto : akun @persisyouth
Pemain Persis Solo menerima tekel dari pemain Persita Tangerang dalam laga final EPA Liga 1 U20, di Stadion Manahan, Solo.

Keasyikan menyerang membuat Persita lupa bertahan dan kebobolan lewat brace dari Dicky Daniel Pontolaeng di menit ke-74. Kedudukan menjadi 3-1 untuk keunggulan Persis.

Persita mendapatkan hadiah penalti setelah Kaka Reda Depriadi mendapat tekel dari Surta Dharma Putra pada menit 85. Namun, keputusan tersebut dianulir oleh wasit Thoriq Alkatiri usai berkonsultasi dengan wasit VAR.

Kaka Reda dianggap diving terlebih dahulu sebelum ditekel Surya Dharma Putra. Tidak ada gol tambahan untuk kedua tim di sisa waktu babak kedua dan hasil ini membuat Persis Solo U-20 resmi meraih titel perdana Elite Pro Academy Liga 1 U-20 2023/2024.

Credit foto : Dokumentasi PSSI
Teknologi VAR digunakan dalam final EPA Liga 1 U20, di Stadion Manahan, Solo.

Uji Coba Teknologi VAR

Selain pertandingan yang menarik antara Persis melawan Persita di final EPA U20, publik juga melirik bagaimana teknologi VAR yang diidamkan lama oleh publik sepak bola Indonesia akhirnya digunakan.

EPA menjadi uji coba bagaimana teknologi VAR diterapkan dalam kompetisi resmi di Indonesia dengan konsisten. Rencananya babak championship Liga 1 nanti juga akan memakai teknologi ini dan diharapkan bisa membantu wasit dalam mengambil keputusan yang lebih akurat.

Selain itu, tantangan yang perlu diperhatikan PSSI dan PT LIB adalah menyiapkan banyak kamera di stadion demi memastikan wasit punya banyak sudut pandang dalam mengambil keputusan yang krusial agar bisa menghasilkan keputusan yang adil.

Credit foto : akun @persisyouth
Para Pemain Persis Solo U20 merayakan gol usai membobol gawang Persita Tangerang, dalam laga final EPA Liga 1 U20, di Stadion Manahan, Solo.

Membangun Kejayaan Kembali

Kemenangan Persis atas Persita seakan membalikan kejayaan klub asal Solo itu. Persis merupakan klub legendaris yang pernah menguasai kompetisi PSSI sejak era 1930-an.

Tim dari tanah Mataram itu sudah meraih gelar juara sebanyal tujuh kali pada tahun 1935, 1936, 1939, 1940, 1941, dan 1942. Sayangnya, Persis meredup ketika PSSI memulai kompetisi pasca kemerdekaan.

Persis bahkan selalu berkutat di kompetisi tier kedua dan bahkan ketiga. Mereka baru bisa merasakan ‘angin’ kasta teratas sejak promosi dari Liga 2 ke Liga 1 pada musim 2022/2023.

Kini Persis perlahan-lahan bangkit dan kembali ke kasta teratas kompetisi sepak bola Indonesia. Gelar EPA Liga 1 U20 diharapkan bisa menular ke tim senior. Tim yang pernah melahirkan pemain legendaris Maladi dan Darmadi itu diharapkan bisa kembali bersaing dengan kompatriotnya di masa lalu seperti, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSIM Yogyakarta, ataupun Persib Bandung.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.