Gimmick Marketing Jenius di MotoGP Mandalika

Tulisan ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi ludus.id.

Penulis      : Ar Dante
Email         : hitamapi1@gmail.com
Instagram : @ar.dante12

Gimmick Marketing Jenius di MotoGP Mandalika

Kehadiran sang pawang hujan di pagelaran puncak MotoGP Mandalika, Minggu 20 Maret 2022 menuai kontroversi. Sebagian netizen menganggap ini hal yang memalukan, bagi pemuka agama ini adalah hal menyesatkan, sedangkan bagi pencita mistis mengatakan ini adalah ajaran nenek moyang dan kearifan lokal. Ajang adu kecepatan berubah jadi ajang saling menjatuhkan dengan saling lempar komentar negatif.

Bagi saya ini menarik, untuk pertama kalinya saya tertarik dan mencoba menganalisa apa yang terjadi di MotoGP mandalika. Saya bukan pencinta MotoGP, jujur saja saya lebih suka nonton bola daripada nonton balapan. Tapi Mandalika benar-benar menarik, bukan karena MotoGP digelar di Indonesia, tapi karena kehadiran pawang hujan.
Ini bukan mistis, tapi ini adalah gimik marketing jenius, hampir tak terpikirkan siapapun. Terselenggaranya MotoGP di Indonesia tak lepas dari peran penting banyak pihak, salah satunya adalah pihak BUMN, dimana bahkan Pertamina jadi sponsor utama. Seperti yang kita ketahui, sosok di balik BUMN saat ini adalah Erick Tohir. Artinya beliau punya pengaruh penting dalam terselenggaranya MotoGP Mandalika.
Jika mempertontonkan pawang hujan di sirkuit Mandalika dianggap kebodohan dan mempermalukan bangsa sendiri. Tentu saja hal itu tak akan dibiarkan oleh orang-orang hebat seperti Erick Tohir yang kebetulan hadir di sana. Tapi fakta bahwa justru Mbak Rara sang pawang itu dibiarkan tampil di depan kamera melakukan ritualnya dan tak ada satupun interupsi dari pihak penyelenggara dan tokoh-tokoh publik yang hadir di Mandalika, membuat saya berpikir ini bagian dari kesengajaan pihak penyelenggara.

Ingat pada momen Asian Games 2018, apa yang paling berkesan?. Bagi saya pribadi yang paling berkesan adalah momen dimana pak Jokowi naik motor dan menampilkan aksi-aksi yang sungguh memukau. Dan menurut saya ini merupakan salah satu gimmick marketing yang luar biasa karena berhasil menyita atensi publik, dan seperti kita ketahui bahwa Ketua Panitia Asian Games itu adalah bapak Erick Thohir. Gimana sudah mulai kelihatan polanya kan?

Terlepas dari begitu banyaknya komentar negatif terhadap mbak Rara yang tampil di MotoGP, toh nyatanya strategi marketing ini berhasil, karena berhasil menyita atensi publik bukan hanya di Indonesia tapi bahkan di seluruh dunia. Orang jadi membicarakan MotoGP, membicarakan Mandalika, dan membicarakan Indonesia. Lalu bukankan ini menjadi ajang promosi gratis?

Pemilihan Mbak Rara sebagai pawang hujan Mandalika bagi saya juga bukan sesuatu yang kebetulan. Saya menduga sengaja dipilih dukun berjenis kelamin perempuan, karena dukun laki-laki sudah sangat biasa sekali. Tapi kalau dukunnya perempuan itu menjadi cerita yang berbeda dan menghadirkan nuansa yang berbeda. Kalian tentu dengan film Thailand berjudul The Medium. Sebuah film yang bercerita tentang dukun perempuan dan film ini berhasil menyita begitu banyak penonton. Memang terdengar seperti cocoklogi, tapi ini ini menarik.

Sebelum acara puncak MotoGP mandalika berlangsung, Mbak Rara telah tampil di publik melalui video yang beredar di media sosial. Dari sana ia mengatakan bahwa kehadirannya untuk membantu kelancaran acara MotoGP di Mandalika, dan beliau juga mengungkapkan bahwa hal itu telah disampaikan pada Pak Erick Tohir. Dalam video tersebut juga terlihat bahwa mbak Rara menjelaskan ritualnya yang menggunakan es batu. Saya tidak mengerti tentang ritual pawang hujan atau ritual semacam ini. Tapi penggunaan es batu membuat saya merasa janggal. Kenapa es batu yang notabenenya adalah produk modern (dalam hal ini penggunaan kulkas) digunkana pada sebuah ritual yang sangat tradisional. Jika benar es batu benar-benar bagian urgen dari ritual, maka para pendahulu Mbak Rara ini pakai apa? Bukankah dulu kulkas sangat jarang di temukan di masyarakat dulu. Tapi terlepas dari semua itu, saya mencoba berkeyakinan bahwa Mbak Rara telah menemukan formula baru pawang hujan dengan penggunaan es batu.

Kemudian yang paling janggal adalah ritual mbak Rara benar-benar tertangkap kamera dari sudut yang sangat epik. Para kameramen sengaja mengikuti beliau, ini bahkan menjadi satu scene yang menarik di salah satu acara live MotoGP, dan tentu ini tidak terjadi dimanapun. Bagi orang luar hal semacam ini sungguh unik dan mengundang tanya, kok bisa-bisanya ada mistisme di tengah pentas modern MotoGP.
Kalau memang kehadiran Mbak Rara memang diperuntukkan sekedar untuk mengendalikan hujan, beliau kan bisa saja bekerja di belakang layar saja, tidak usah ditampilkan di depan kamera secara live. Sepanjang pengetahuan saja memang pawang hujan terbiasa bekerja di balik layar. Bahkan cenderung sembunyi-sembunyi karena menghindari munculnya kontriversi dan komentar negatif dari pihak-pihak tertentu.

Benar saja, hal ini menjadi bahan berita menarik di dalam maupun di luar negeri. Orang-orang luar akan semakin penasaran dengan Indonesia, dan bisa saja kelak ada turis yang datang karena tertarik dengan sesuatu yang bernuansa mistis atau kearifan lokal. Terlepas dari kontroversi yang ada, bagi saya ini adalah gimik marketing yang cerdas.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.