Gregoria Mariska Bawa Tunggal Putri ke Semifinal Olimpiade Usai Absen 16 Tahun

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, saat menghadapi wakil Thailand, Ratchanok Intanon, di babak 8 besar cabor bulutangkis Olimpiade Paris 2024. Duel ini dimenangkan oleh Gregoria Mariska dua gim langsung, 25-23 dan 21-9.

Harapan itu masih ada. Gregoria Mariska Tunjung membuat Indonesia masih memiliki peluang untuk membawa pulang medali dari cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024. Gregoria Mariska Tunjung menyudahi penantian publik selama 16 tahun.

Kepastian itu didapat setelah wanita yang akrab disapa Jorji itu mengunci tiket semifinal usai mengalahkan wakil Thailand, Ratchanok Intanon, di babak perempat final sektor tunggal putri. Dalam duel di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Sabtu (3/8), Jorji menang straight game, 25-23 dan 21-9.

Kemenangan Jorji disambut dengan meriah lantaran dia menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di cabor bulu tangkis. Maka, harapan yang tinggi mau tak mau disematkan kepada Jorji untuk bisa meneruskan tradisi emas bulutangkis.

Beruntung, Gregoria Mariska Tunjung tidak menjadikan itu beban. Itu terlihat dari permainan lepas yang dia peragakan ketika menghadapi Intanon.

Sebab, Intanon merupakan salah satu lawan yang sulit untuk ditaklukkan oleh Gregoria Mariska Tunjung. Total, dari sembilan pertemuan sebelumnya, pebulu tangkis berusia 24 tahun itu hanya mampu menang sekali dari Intanon.

Melihat rekor tersebut, tentu wajar bila muncul rasa khawatir akan hasil yang akan didapatkan Jorji ketika menghadapi ratu bulu tangkis Thailand tersebut. Apalagi, pada Olimpiade Tokyo 2020, keduanya juga sempat bertemu di babak 16 besar dan Jorji harus menyerah dari Intanon.

Namun, semua itu berhasil dipatahkan oleh Jorji di pertandingan ini. Dia sukses menumbangkan Intanon di waktu yang tepat.

Wakil Merah Putih itu mampu bermain dengan apik dan tenang saat mencapai poin krusial di akhir gim pertama. Dan di gim kedua, Jorji bahkan mampu mencatatkan 14 poin beruntun untuk bisa menyudahi pertandingan dengan kemenangan telak.

“Saya senang bisa menang hari ini. Saya coba berpikir bahwa pertandingan ini bila saya menang itu buat saya sendiri. Saya tidak mau berpikir terlalu banyak yang membuat saya lebih tertekan,” kata Gregoria Mariska Tunjung dalam keterangan pers PBSI selepas pertandingan.

“Intanon adalah salah satu pemain idola saya dan sangat senang bisa bertemu dia di lapangan di ajang sebesar Olimpiade,” lanjut dia.

Meski berhasil menang, Jorji mengaku belum puas. Dia menyadari jika lawan yang akan dihadapi selanjutnya bakal lebih berat, yakni An Se Young.

Pebulu tangkis yang kini menempati peringkat 9 dunia itu menyatakan bakal memperbaiki segala kekurangan demi bisa mengalahkan pebulutangkis Korea Selatan itu dan menembus final tunggal putri untuk berjuang memperebutkan medali emas.

“Ini adalah pencapaian yang bagus untuk saya tapi kembali lagi saya tidak mau terlalu bepuas diri. Pertandingan besok akan lebih berat dan saya harus segera kembali bersiap,” ujar Jorji.

“An Se Young pastinya adalah lawan yang susah. Saya mau berusaha sebaik mungkin menampilkan yang terbaik yang saya punya. Saya tidak akan memikirkan hasilnya tapi saya ingin berjuang sekuat tenaga,” jelasnya.

Penantian 16 tahun

Gregoria Mariska Tunjung berangkat ke Olimpiade Paris 2024 dengan status sebagai satu-satunya wakil Indonesia di sektor tunggal putri. Dia juga menempati unggulan ketujuh di multievent empat tahunan ini.

Tergabung di Grup G, Jorji mampu melewati dengan mulus dua lawannya, yaitu Polina Buhrova (Ukraina) dan Tereza Svabikova (Republik Ceko). Dia finis sebagai juara grup dan berhak lolos ke babak 16 besar.

Secara kualitas, Jorji jelas di atas kedua pesaingnya di fase grup. Dia baru menemukan lawan sepadan di fase gugur dengan bertemu wakil Korea Selatan, Kim Ga Eun.

Di babak 16 besar, Jorji dibuat jatuh bangun untuk memastikan tiket ke babak perempatfinal. Jorji harus melewati rubber game yang menegangkan usai mengunci kemenangan 21-4, 8-21, dan 23-21.

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Gregoria Mariska Tunjung melaju ke semifinal Olimpiade dan menyudahi penantian di sektor tunggal putri selama 16 tahun.

Di babak delapan besar, Jorji sudah ditunggu oleh Ratchanok Intanon. Dan seperti yang diketahui bersama, wakil Merah Putih itu mampu menunjukkan performa luar biasa untuk menumbangkan Intanon.

Kemenangan ini, tak hanya berarti untuk Jorji yang selama ini selalu kesulitan ketika melawan Intanon. Namun, juga menjadi catatan positif bagi tunggal putri Indonesia di Olimpiade.

Dengan melaju ke semifinal, Gregoria Mariska Tunjung sekaligus memutus tren buruk tunggal putri yang sudah 16 tahun tak pernah mentas di semifinal Olimpiade. Terakhir kali tunggal putri Indonesia yang menembus semifinal adalah Maria Kristin Yulianti di Olimpiade Beijing 2008.

Bahkan, dia menyudahi perjalanannya dengan membawa pulang medali perunggu usai mengalahkan wakil China, Lu Lan.

Kredit foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Gregoria Mariska Tunjung diharapkan bisa mengulangi raihan emas Susy Susanti yang diraih di Olimpiade Barcelona 1992.

Tentu, ini menjadi sinyal positif bagi tunggal putri Indonesia yang mulai menunjukkan perbaikan prestasi. Harapannya, langkah Jorji masih panjang di Olimpiade Paris 2024 ini dan bisa menembus final. Tak menutup kemungkinan juga menjadi penerus Susy Susanti dengan membawa pulang medali emas.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.