Halang rintang harus dihadapi timnas Indonesia jelang babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. PSSI pun bermanuver untuk memberikan kendaraan terbaik bagi tim Merah Putih untuk mengusung misi mustahil tersebut.
Wajah pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong tampak tenang saat menghadiri presentasi penandatanganan kerja sama sponsor PSSI dengan Bank Mandiri, Jumat (23/8) siang WIB. Namun jauh di dalam benaknya, jelas pikiran arsitek tim asal Korea Selatan itu tengah bercabang.
Lawan yang dihadapi timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 tentu tidak mudah. Pada September 2024 nanti, dua kontestan Piala Dunia 2022, yakni Arab Saudi dan Australia akan menjadi awal bagi petuaangan hutan rimba skuad Garuda menuju pesta olahraga paling bergengsi di jagat raya.
Pada laga perdana Grup C, pertandingan timnas Indonesia kontra Arab Saudi akan digelar di King Abdullah Sports City, Jeddah, Jumat, 6 September 2024 dini hari WIB. Kapasitas stadion yang mencapai lebih dari 60 ribu kursi akan menjadi tantangan besar, sebab Rafael Struick dan kolega tentu akan menghadapi tekanan hebat dari para suporter tuan rumah.
Setelah begadang di Sabtu malam, para fans sepak bola tanah air akan menemani tim kebanggaan di kandang sendiri. Timnas Indonesia akan menjamu Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan pada Selasa, 10 September 2024 malam WIB.
Terdapat sejumlah faktor yang membuat Shin Tae-yong pusing tujuh keliling. Faktor pertama tentunya perihal betapa singkat masa persiapan tim asuhannya jelang dua partai sulit tersebut.
“Persiapannya sangat pendek, mungkin para pemain Saudi tidak ada pemain abroad, jadi mereka bisa kapan saja kumpul dan bisa adaptasi duluan,” ujar Shin Tae-yong kepada awak media termasuk Ludus.id di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan.
Temperatur suhu bak neraka juga akan menyiksa timnas Indonesia saat kunjungan ke Arab Saudi. Dipetik dari BBC Weather, suhu di Jeddah selama periode musim panas mencapai 37 derajat Celcius pada siang hari, dan 35 derajat Celcius usai matahari terbenam.
Seperti diketahui, skuad Garuda banyak dihuni pemain yang berkarier di Eropa yang notabene bersuhu dingin. Menurut Shin Tae-yong, hal ini akan menjadi tantangan ekstrim bagi anak asuhnya.
“Mungkin masalah waktu dan cuaca. Tapi, dibandingkan mereka, banyak pemain yang harus dari luar negeri, dan yang dari Indonesia juga harus berangkat. Jadi, masalah adaptasi waktu, jet lag, dan cuaca menjadi tantangan besar kami,” papar Shin Tae-yong.
Krisis lini belakang dan misteri Elkan Baggott
Masalah yang tak kalah krusial bagi Shin Tae-yong adalah krisis lini belakang. Shin Tae-yong dipastikan tidak bisa menggunakan jasa Jordi Amat.
Jordi Amat diterpa cedera saat membela klubnya, Johor Darul Tazim (JDT) dan harus menepi sebulan lamanya. Dalam beberapa waktu terakhir, pemain veteran ini memang kerap menunjukkan gejala kaki kaca.
“Jordi mengalami cedera dan tidak pulih, jadi harus istirahat selama empat pekan ke depan. Saya sudah telepon Jordi dan telah diputuskan ada sosok pengganti,” kata Shin Tae-yong.
Selanjutnya, Justin Hubner menemani Jordi Amat dalam daftar pemain timnas Indonesia yang absen. Bek yang membela tim junior Wolverhampton Wanderers ini tidak bisa tampil lantaran akumulasi kartu.
Sejatinya, timnas Indonesia bisa saja memakai kembali jasa Elkan Baggott. Namun, karena masalah yang masih misterius, Shin Tae-yong masih tidak ada niat untuk memboyong Elkan Baggott ke skuad Merah Putih.
Jawaban ketus dilontarkan Shin Tae-yong saat ditanya perihal opsi menggunakan jasa bek jangkung tersebut. Juru taktik berusia 53 tahun itu menyatakan Elkan Baggott sama sekali tidak masuk dalam rencananya pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Sama sekali tidak dipertimbangkan (memanggil Elkan Baggott),” ucapnya.
Kondisi Mental Pratama Arhan
Shin Tae-yong juga harus berkelindan dengan masalah mental Pratama Arhan. Belakangan ini, Pratama Arhan diterpa isu tak mengenakkan di luar lapangan perihal prahara rumah tangganya dengan sang istri, Azizah Salsha.
Persediaan di pos bek kiri timnas Indonesia sejatinya melimpah dengan adanya deretan nama keturunan seperti Shayne Pattynama, Calvin Verdonk dan Nathan Tjoe-A-On. Namun, tak dipungkiri, amat disayangkan jika timnas Indonesia kehilangan Arhan yang merupakan salah satu talenta terbaik.
Terlepas dari isu perselingkuhan yang berseliweran di dunia maya, Shin Tae-yong bahkan sempat ingin memarkir Arhan lantaran menit bermain yang terlalu minim di klubnya, Suwon FC.
“Memang sebelum ada masalah (isu perselingkuhan) ini pun saya sudah berpikir (Arhan) harus dipilih atau tidak, karena di Liga Korea juga dia tidak masuk daftar pemain, memang dipertimbangkan masalah itu,” tutur Shin Tae-yong.
Setelah beberapa pertimbangan, Shin Tae-yong memilih untuk tetap memasukkan Pratama Arhan ke skuad Merah Putih. Shin Tae-yong beralasan Pratama Arhan harus diberi pendampingan agar performanya tidak meredup.
“Memang Arhan pemain yang baik dan kerja keras, kita tidak boleh kehilangan pemain yang baik seperti ini, jadi kita tetap panggil dia ke timnas,” papar Shin Tae-yong.
“Dan, kami harus kontrol dia. Memang kami tidak bisa menjamin apakah dia bisa bermain di pertandingan berikutnya, tapi kami tetap bawa dia supaya tidak kehilangan pemain yang baik,” lanjut mantan pelatih timnas Korea Selatan itu.
Terpisah, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan pihaknya akan memberi dukungan penuh secara moral untuk Pratama Arhan. Sebab eks pemain PSIS Semarang ini merupakan aset nasional yang harus terus dijaga.
“Bahkan, tadi yang disampaikan ketika para pemain juga ada isu-isu personal, kita coba mendampingi karena mereka itu aset bangsa. Dalam konteks tentu sesuai dengan tupoksi kita, ya kita nggak boleh melangkah lebih dari itu,” kata Erick Thohir.
“Tetapi ketika hubungannya sepak bola, kita harus mendampingi. Jadi, pemantauan mereka secara fisik, kehidupan, kita harus mendampingi karena mereka aset nasional. Jangan sampai selalu kita berkacamata ketika mereka bermanfaat kita puja-puja, ketika mereka sedang jatuh kita buang,” tutur Erick Thohir.
Jalur ekstrem di Negeri Tirai Bambu
Halang rintang tidak hanya dihadapi timnas Indonesia pada dua laga pertama. Pada Oktober 2024, timnas Indonesia akan menjalani hari yang tak kalah berat.
Timnas Indonesia akan berkunjung ke Bahrain dan China pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga kontra Bahrain digelar di Bahrain National Stadium, Riffa, pada Kamis, 10 Oktober 2024 malam WIB.
Sementara laga tandang versus China akan dilaksanakan di Qingdao Youth Football Stadium, Qingdao, pada Selasa, 15 Oktober 2024 mendatang. Perbedaan temperatur udara yang sangat kontras antara Riffa dan Qingdao menjadi faktor yang akan memberatkan tim Merah Putih.
Timnas Indonesia akan disengat panas ekstrem kala berlaga di Riffa. Adapun suhu di Qingdao bisa mencapai 12 derajat Celcius di bulan Oktober nanti.
Tak sampai di situ, jalur penerbangan yang harus ditempuh timnas Indonesia menuju Qingdao juga cukup melelahkan. Untuk diketahui, tidak ada jalur penerbangan komersial dari Riffa menuju Qingdao.
Artinya, jika menggunakan maskapai komersial, timnas Indonesia harus transit terlebih dahulu di Beijing. Adapun waktu total yang harus ditempuh rombongan tim selama perjalanan dari Riffa menuju Qingdao adalah 11 jam 35 menit.
Jika dihitung dengan perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, timnas Indonesia akan menempuh penerbangan selama 21 jam 46 menit selama periode Oktober 2024. Durasi penerbangan tersebut baru dihitung sekali jalan. Jika dikalkulasikan dengan perjalanan pulang, durasi penerbangan tim menjadi lebih tidak rasional.
“Ketika nanti timnas Indonesia melawan China dan Bahrain, itu jarak tempuhnya cukup menarik dan tentu meletihkan, ketika timnas harus terbang dari Jakarta ke Bahrain, lalu malamnya harus tanding langsung berangkat ke China,” tutur Erick Thohir.
“Jaraknya sendiri setengah jam dari Beijing (menuju Qingdao) dan udaranya dingin sekali. Bahrain tidak sedingin udara di China,” ucapnya.
PSSI pun bermanuver untuk menyewa pesawat carter dengan bantuan dana dari para sponsor. PSSI baru saja mendapat suntikan dana sebanyak Rp80 miliar dari Bank Mandiri.
“Untuk carter pesawat kita tidak bisa bergantung pada pemerintah, PSSI harus mencari pendanaan, Ini ada carter pesawat dari Bahrain ke China kita harus cari akal. Ini bukan memanjakan coach Shin atau pemain,” sambung Erick Thohir.
“Ini keharusan mempersiapkan pemain kita sebaiknya, ini bukan kemewahan, karena tidak semua perjalanan timnas mewah.
“Ini bagian memaksimalkan performa kita,” pungkas Erick Thohir.