Atlet wushu andalan Indonesia, Harris Horatius, akhirnya memutuskan untuk pensiun dari cabang olahraga wushu yang membesarkan namanya. Dia memilih untuk menutup kariernya sebagai atlet dengan manis usai mendapatkan dua medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
“Ini adalah waktu yang tepat untuk saya pensiun karena sepertinya sudah saatnya. Semoga generasi berikutnya bisa lebih baik lagi,” kata Harris Horatius dikutip Antara.
Harris menjadi atlet andalan Sumatera Utara untuk bertanding di cabor wushu pada PON 2024 ini. Berlabel atlet nasional, dia menunjukkan kelasnya dengan membawa pulang dua medali emas dari taolu nanquan putra serta nomor taolu nandao dan nangun putra.
Di nomor nanquan putra, Harris meraih medali emas setelah mengungguli Jawa Timur yang harus puas dengan medali perak dan perunggu.
Sementara, di nomor taolu nandao dan nangun putra, pria kelahiran Medan, 11 Oktober 1995, itu kembali tampil solid dengan mengumpulkan nilai 19.306 saat bertanding di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (14/9).
Selepas memastikan dua medali emas, Harris Horatius pun membulatkan tekad untuk menyudahi kariernya sebagai atlet. Menurut Harris, ini adalah waktu yang tepat.
Keputusan ini tidak diambil secara mendadak. Harris telah memikirkannya matang-matang. Apalagi, dia telah melihat sendiri perkembangan para atlet muda sehingga dia merasa sudah waktunya memberikan jalan kepada mereka.
Harris juga menyebut keputusannya untuk pensiun merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap regenerasi wushu di Sumatera Utara dan juga Indonesia. Mengingat, banyak atlet wushu muda yang sudah siap mengambil alih tongkat estafet prestasi.
Sebagai salah satu cabang olahraga unggulan Indonesia, wushu memang cukup banyak menyumbangkan prestasi di berbagai kejuaraan internasional. Harris menjadi salah satu atlet yang turut memberikan sumbangsih tersebut.
Maka, tak heran jika dia merasa telah mencapai puncak kejayaan sebagai atlet berkat sejumlah pencapaiannya seperti dua emas Kejuaraan Dunia, satu emas Asian Games 2022, dan dua emas SEA Games.
Dia pun merasa ini waktu yang tepat untuk menyudahi perjalanannya sebagai atlet di hadapan publik sendiri di Sumatera Utara.
“Saya menutupnya di sini sebagai tuan rumah,” jelas dia.
Siap beralih jadi pelatih
Harris Horatius memulai perjalanannya sebagai atlet di kota kelahirannya di Medan, Sumatera utara. Dia mempelajari olahraga yang berasal dari China ini di salah satu akademi di Medan.
Niat awal Harris menekuni wushu bukanlah untuk menjadi atlet melainkan hanya sebagai hobi. Namun, dia dan rekan-rekannya terpilih untuk tampil di Kejuaraan Nasional Junior 2006 yang dilaksanakan di Semarang, Jawa Tengah.
Tak disangka, Harris bisa membawa pulang medali emas pada debutnya kala itu. Pada 2015, dia tampil di Kejuaraan Dunia Wushu nomor nangun dan nandao. Dia menempati peringkat ketiga dan keempat.
Di tahun yang sama, Harris Horatius juga terpilih membela Indonesia di SEA Games Singapura dan menyabet satu emas dan satu perunggu. Dia kembali mengulangi prestasi emas di SEA Games 2019.
Selain SEA Games, Harris juga merasakan pencapaian tertinggi ketika meraih emas di Kejuaraan Dunia Wushu 2019 dan 2023 serta Asian Games Hangzhou 2022.
Dengan sederet pencapaian positifnya itu, Harris pun membuka peluang untuk menularkan ilmunya itu kepada para generasi muda. Maka, dia mempertimbangkan untuk melanjutkan karier sebagai pelatih setelah pensiun sekaligus menjaga dirinya agar tetap berada di dunia wushu.
“Mungkin akan jadi pelatih. Kita lihat ke depan akan seperti apa,” jelas Harris.