“Jadi kemarin siang kami sempat latihan di practice court. Jonatan pun mengikuti program latihan dengan baik.

Foto: PBSI
Tapi sorenya Jonatan tiba-tiba muntah-muntah di kamarnya. Lalu kami konsultasi dengan dokter PBSI dan akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Jojo diambil darah dan diinfus. Hasil pemeriksaan darah terdapat infeksi di dalam darahnya.
Pagi ini, kondisinya sudah membaik tapi masih lemas jadi kami putuskan untuk mundur”
Tulis Irwansyah, pelatih tunggal putra, yang dikirimkan melalui tim Media dan Humas PBSI, tentang kondisi Jonatan Christie atau Jojo, yang sedianya harus menghadapi wakil Cina Shi Yu Qi di babak 32 besar Badminton Asia Championships (BAC) 2023 yang berlangsung di Sheikh Rashid Bin Hamdan Indoor Hall, Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (26/4/23). Takdir berkata lain. Begitulah kondisi Jojo.
Tapi, dua wakil tunggal putra Indonesia lainnya, agaknya tahu bagaimana cara menghibur rekannya. Anthony Sinisuka Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo melakukannya dengan kemenangan. Ginting dan Chico lolos ke babak 16 besar setelah mengalahkan lawan-lawannya.

Foto: PBSI
“Pertama-tama mengucap syukur Alhamdulillah telah menyelesaikan pertandingan dengan baik. Tadi dari awal saya langsung menekan lawan, temponya dipercepat, polanya juga lebih menyerang karena bolanya kencang. Adaptasi lapangan sudah ok semua”
— CHICO AURA DWI WARDOYO —
Sedih saat tahu koh Jo (Jonatan Christie) tidak bisa bermain di sini. Kemarin saat latihan terakhir, dia sudah sangat siap sekali untuk bertanding, sudah ok banget. Sorenya saya ke kamar dia ternyata sedang muntah-muntah, pastinya sedih. Saya berdoa semoga koh Jo cepat sembuh dan bisa segera kembali ke lapangan

Foto: PBSI
“Mengucap syukur bisa bermain dengan baik dan menyelesaikan pertandingan tanpa cedera. Memang harus lebih tepat sih tadi dari segi strategi bermainnya karena dari segi shuttlecock juga kencang. Jadi harus lebih fokus dalam penerapan pukulan-pukulannya biar bisa terkontrol kekuatan tenaga tangannya. Dan Puji Tuhan hari ini berhasil.
Di gim kedua Wang Tzu Wei mengubah permainan dan memimpin hingga interval. Dari situ saya coba mengubah strategi dengan coba pegang kendali kontrol di bola depannya.
Persaingan sama saja akan ketat walau juara dan runner up tahun lalu (Lee Zii Jia dan Jonatan Christie) sudah tidak lanjut, karena semua pemain memiliki kualitas yang bagus. Top ranking juga kan kebanyakan dari Asia jadi kekuatan merata. Tadi lawan saya juga cukup berat dan besok lawan Nishimoto. Coba lebih fokus ke diri sendiri dulu”
— ANTHONY SINISUKA GINTING —
Sementara itu, dari tiga wakil tunggal putri yang tampil di babak 32 besar, hanya Putri K Wardani yang langkahnya terhenti setelah dikalahkan wakil Cina Taipei Sung Sou Yu.
Dua wakil tunggal putri yang lolos ke babak 16 besar adalah Gregoria Mariska Tunjung dan Komang A.C. Dewi.

Foto: PBSI
“Di pertandingan kali ini sebenarnya pola saya sudah benar, sesuai dengan apa yang direncanakan. Lawan kan pemain yang ulet jadi tadi saya coba untuk mengikuti dulu permainannya lalu di saat yang pas baru ada perubahan-perubahan.
Sayang perubahan-perubahan pukulan saya hari ini tidak optimal, banyak yang out tipis atau menyangkut di net. Walaupun ada yang dapat poin juga baik di gim pertama dan kedua. Selain itu, lawan juga bermain dengan tempo yang konsisten.
Untuk ke depan saya harus meningkatkan feeling pukulan dan tenaganya”
— PUTRI KUSUMA WARDANI —

Foto: PBSI
“Sejujurnya saya sudah tahu mau main seperti apa hari ini tapi memang ada beberapa kesalahan yang tidak seharusnya tidak saya lakukan di gim pertama. Tiba-tiba banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Beruntungnya di gim kedua dan ketiga, saya tidak terpengaruh dengan kekalahan di gim pertama.
Hari ini lawan bisa dibilang polanya sama dengan pertemuan terakhir kami jadi saya sedikitnya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Tapi ke depannya saya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti tadi karena sangat merugikan apalagi sampai sempat kehilangan game tapi Puji Tuhan cukup senang bisa menang di babak pertama.
Besok mau maksimal dan pastinya Komang juga akan melakukan hal yang sama untuk dirinya sendiri. Dia juga pasti ada target untuk mengalahkan saya tapi semoga besok saya tidak terbeban karena kan Komang lebih muda dari saya dan beberapa kali hasil saya kurang bagus melawan junior-junior saya”
— GREGORIA MARISKA TUNJUNG —

Foto: PBSI
“Tadi di lapangan saya coba bermain lepas saja karena jujur kemarin sempat cedera kan dan lumayan merasa tertekan dan merasa benar-benar susah untuk bangkit lagi. Tapi hari ini saya coba untuk bermain seperti biasanya saya, pelatih juga bilang untuk mengeluarkan semua yang saya punya.
Besok lawan kak Gregoria, senior saya, harusnya saya lebih tidak ada pressure ya jadi mungkin itu besok saya sambil belajar juga, menyerap ilmu dari dia. Kalah menang bagaimana nanti, saya nothing to lose saja”
— KOMANG AYU CAHYA DEWI —
Sementara itu, empat wakil dari sektor ganda putra, hanya tiga yang lolos ke babak 16 besar. Pasangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri atau biasa dijuluki sebutan Bakri, mengawali kemenangannya, kemudian disusul pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan The Daddies Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sayangnya, pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menutupnya dengan kekalahan.

Foto: PBSI
“Alhamdulillah hari ini bisa diberikan kemenangan dan tanpa cedera. Kami bermain cukup baik, hanya tadi evaluasinya di terima servicenya ya harus lebih hati-hati lagi. Lawan punya bola satu dua yang bagus jadi tadi cukup merepotkan kami”
— MUHAMMAD SHOHIBUL FIKRI —
“Untuk besok (27/4/23), jaga fokusnya, istirahat yang cukup, makan yang bergizi juga agar tidak sakit atau cedera. Besok kami harus tetap fit”
— BAGAS MAULANA —

Foto: PBSI
“Pertama-tama mengucap syukur Alhamdulillah bisa bermain dengan lancar, tanpa cedera dan diberikan kemenangan. Hari ini masih mencari feeling dan touch pertandingannya ya karena ini pertama kali kami bertanding apalagi shuttlecock yang dipakai berbeda dari yang biasa. Jadi harus cepat adaptasinya.
Harapannya pasti mau mendapatkan hasil yang terbaik tapi kami fokus step by step saja. Kami mau fokus ke pertandingan besok saja dulu”
— MUHAMMAD RIAN ARDIANTO —
“Kunci kemenangan hari ini adalah tidak menyerah. Meskipun kami tertinggal tapi kami terus mencoba untuk memberikan perlawanan. He/Zhou adalah lawan yang memiliki speed dan power yang sangat luar biasa, smesnya keras jadi beberapa kali saya bermain di depan dan memvariasikan servicenya. Itu menyulitkan mereka”
— FAJAR ALFIAN —

Foto: PBSI
“Mengucap syukur Alhamdulillah untuk pertandingan hari ini. Lawan tadi dari tuan rumah bermain bagus jadi kami harus cepat adaptasi dengan lapangan dan shuttlecock.
Tadi memang pas masuk lapangan saya masih ada rasa takut karena memang ini kondisinya belum 100%. Mudah-mudahan tidak tambah sakit saja dan bisa terus tampil maksimal”
— MOHAMMAD AHSAN —
“Hari ini kami tidak ada kendala yang berarti, hanya adaptasi saja dengan shuttlecock yang kencang.
Pastinya senang bisa melihat dan melawan pemain-pemain dari negara yang tradisi bulutangkisnya tidak bagus atau kurang populer. Ini kesempatan mereka untuk merasakan kejuaraan yang lumayan besar juga. Saya harap ke depan mereka tetap semangat dan bisa muncul pemain-pemain bagus dari sana”
— HENDRA SETIAWAN —

Foto: PBSI
Aryono Miranat, pelatih ganda putra memberikan komentar atas kekalahan yang diderita pasangan Leo/Daniel begini:
“Permainan Leo/Daniel cukup bagus, daya juang mereka luar biasa ya. Tidak menyerah walau terus tertinggal tapi memang beberapa kali masih melakukan kesalahan-kesalahan sendiri, bola mudah yang tidak harusnya mati malah mati. Ini menjadi evaluasi mereka ke depan.
Kalau saya melihat positifnya, hari ini Leo/Daniel bermain lebih sabar dan tidak grasa-grusu. Ini merupakan bentuk peningkatan dari mereka. Kalau dulu bermainnya sering kurang tenang, sekarang mereka bisa lebih tenang, di posisi tertekan pun masih bisa mengontrol emosi mereka.
Dibanding saat bertemu di All England kemarin, tidak ada perubahan pola yang signifikan dari lawan. Hanya hari ini Aaron/Soh lebih tenang di poin-poin akhir”
Dan, nasib kurang baik dialami oleh pasangan ganda putri unggulan kelima, yaitu Apriyani Rahayu/Siti Fadia Ramadanti, yang harus menelan kekalahan atas wakil Thailand. Pelatih ganda putri Praseto Restu Basuki memberikan tanggapannya atas kekalahan itu.

Foto: PBSI
“Apri/Fadia startnya sangat bagus, polanya masuk sesuai yang direncanakan. Tapi setelah interval, lawan mengubah pola lalu Apri/Fadia malah masuk dalam pola mereka.
Setelah hilang beberapa poin, Apri/Fadia coba lagi dengan pola yang mereka mainkan di awal tapi pasangan Thailand sudah lebih siap. Saat tersusul, mental dan fokus mereka jadi goyah.
Di gim kedua, saya meminta Apri/Fadia untuk mencoba banyak variasi tapi lawan selalu berhasil mengantisipasi. Selain itu, kemungkinan Apri/Fadia masih terpikirkan gim pertama.
Kondisi Apri 100% fit, cederanya sudah sembuh tapi memang di latihan dan pertandingan berbeda situasi dan suasananya. Saya merasa Apri belum kembali ke performa terbaiknya pasca cedera”
Kekalahan yang dialami Apri/Fadia, juga terjadi pada pasangan Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto, yang harus mengakui keunggulan pasangan India.

Foto: PBSI
“Kami harus terus menjadi lebih baik ke depan. Menghadapi lawan yang tidak gampang mati seperti ini kami harus matangkan lagi permainannya, pola main juga harus ditambah, harus punya banyak pola dan yang pasti harus lebih konsisten”
— RIBKA SUGIARTO —
Beruntungnya, ada dua wakil ganda putri yang berhasil lolos ke babak 16 besar. Pasangan Febriana D Kusuma/Amalia Pratiwi mampu mengalahkan wakil Cina Taipei Chang Ching Hui/Yang Ching Tun dan Meilysa Puspitasari/Rachel Allessya Rose memenangkan laganya atas pasangan India Ashwini Bhat K/Shikha Gautam.

Foto: PBSI
“Hari ini kami belum enak mainnya, pola yang diinginkan kadang dapat, kadang hilang lagi. Besok kami harus lebih baik lagi, persiapan harus lebih matang lagi.
Tadi Tiwi memang agak emosional saat keputusan hakim garis yang keliru di poin kritis game pertama tapi saya ingatkan bahwa pertandingan belum selesai, belum game. Jadi ayo fokus cari poin lagi. Alhamdulillah tadi bisa menang di gim pertama”
— FEBRIANA DWIPUJI KUSUMA —
“Kami memang tidak mau ikut permainan lawan, mereka kan mainnya bola-bola panjang kan. Kami tidak mau meladeni dan itu berhasil di gim pertama dan kedua. Sementara di gim kedua, kami masuk ke pola mereka.
Tadi saat kejadian itu memang sudah kesal sekali tapi saya bisa kembali fokus dan melupakan hal tersebut. Karena kan tanggung sudah poin kritis dan masih ada kesempatan untuk ambil gamenya. Saya juga ditenangkan oleh partner dan pelatih, itu cukup membantu”
— AMALIA CAHAYA PRATIWI —

Foto: PBSI
“Di gim pertama kami masih banyak coba-coba pukulan, masih adaptasi dengan lapangan. Di gim kedua dan ketiga kami mulai menemukan permainan yang kami inginkan.
Senang rasanya bisa kembali main di BAC dan ini jadi kesempatan kami untuk lebih semangat lagi, lebih baik lagi”
— RACHEL ALLESSYA ROSE —
“Di gim kedua dan ketiga kami mencoba bermain lebih sabar, lebih banyak menunggu. Di kesempatan yang pas baru kami menyerang.
Untuk besok lawan Chen/Jia, kami mau nothing to lose saja. Main sebaik mungkin”
— MEILYSA TRIAS PUSPITASARI —
Dari sektor ganda campuran, pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari menyusul dua wakil Indonesia lainnya yang pada hari pertama (25/4/23) sudah lolos ke babak 16 besar, yaitu pasangan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Foro: PBSI
“Kami tidak boleh meremehkan lawan, harus siap terus di lapangan. Siapapun lawannya.
Besok (27/4/23) ketemu Jepang, sudah sama-sama tahu kekuatan masing-masing. Mereka pasti belajar juga dari pertemuan sebelumnya, kami harus memutar otak lagi untuk cari strategi”
— RINOV RIVALDY —
“Ini pertandingan pertama jadi kami masih menyesuaikan dengan keadaan lapangan, angin dan shuttlecock. Tadi berusaha lebih cepat untuk adaptasinya.
Lawan di 16 besar kan kemarin ngalahin Decaphol/Sapsiree, mereka tipikal yang kuat, jadi kami mau kuatin di service dan terima servicenya untuk lebih cepat dapat poin”
— PITHA MENTARI —
LAPORAN: Aes/Badm-0423