
Ibrahim Faqih saat berpose bersama medali selepas tampil di Kejuaraan Japan Open 2023.
Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2023 menjadi salah satu ajang pembuktian bagi Ibrahim F Faqih. Meski belum keluar sebagai perenang putra terbaik di kelompok usianya, tetapi Faqih merebut sejumlah medali, termasuk lima medali emas.
Emas dari nomor individu didapat dari nomor unggulannya di 100 m gaya kupu-kupu. Sementara, sisanya didapat dari nomor estafet, yakni 4×100 m gaya ganti putra, 4×100 m gaya bebas putra, 4×200 m gaya bebas putra, dan 4×100 gaya bebas campuran.
Faqih menyebut, performanya kurang maksimal lantaran dirinya tengah dalam kondisi yang tidak fit kala bertarung di IOAC 2023 lalu. Meski begitu, dia tetap bersyukur bisa tetap mendapatkan medali emas.
“Alhamdulillah di IOAC kemarin hasilnya lumayan bagus walaupun pas tampil sedang sakit jadi ada yang kurang maksimal di beberapa nomor,” kata Faqih kepada Ludus.id.
“Saya ikut sekitar 6-7 nomor, dapat lima emas, lalu medali perak dari nomor 200 m gaya kupu-kupu, dan ada juga perunggu,” jelasnya.
Hasil tersebut menjadi bahan evaluasi dari Faqih untuk bisa tampil lebih maksimal di tahun ini. Apalagi, dia diproyeksikan untuk tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.
“Semoga tahun ini bisa lebih banyak lagi prestasinya. Insya Allah tahun ini ikut PON dan bisa dapat medali di sana. Apalagi, PON tahun ini jadi yang pertama buat saya,” tutur dia.

Ibrahim Faqih saat berlatih renang di Klub Milenium Aquatic.
Sempat cetak Rekornas
Ibrahim Faqih mulai dikenal sejak 2022 lalu saat tampil di Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2022. Bagaimana tidak, dia mampu memecahkan 2 rekor nasional di nomor 50 m gaya bebas dan 100 m gaya kupu-kupu di KU 2 (usia 14-15 tahun).
Berkat pencapaiannya itu, Faqih digadang-gadang bakal jadi salah satu tulang punggung renang Indonesia di masa depan. Dia pun sudah sempat merasakan pelatnas pada 2022 silam.
Berbicara prestasi yang diciptakan Faqih, dirinya bisa berada di titik ini setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Pemuda kelahiran Depok, 6 Maret 2007 itu sudah berlatih sejak usia 7 tahun.
Sang ayah, Dian Teguh, yang mencemplungkannya ke kegiatan olahraga. Sedari kecil, Faqih sudah dimasukkan ke klub bulutangkis dan renang.
“Awalnya karena ayah. Dia kan tidak bisa renang, jadi maunya ayah, yang ayah tidak bisa, anak-anaknya harus bisa. Akhirnya saya dan kakak dimasukkan ke klub renang sejak kelas 1 SD. Malah sebelum renang sudah les bulutangkis juga,” kata anak dari pasangan Dian Teguh dan Annisa Harpini.
Namun, seiring berjalannya waktu, Faqih lebih cenderung fokus di renang sehingga bulutangkis pun ditinggalkannya. “Kalau bulutangkis sudah sejak usia 6 tahun. Masih berjalan sampai awal-awal ikut renang, tapi beberapa bulan kemudian berhenti karena fokus renang,” ucapnya.
Amaraish Swimming School jadi klub yang pertama mengajarkan Faqih renang. Awalnya, dia hanya sekadar berlatih agar bisa berenang dan belum menjalani kelas intensif.
Hanya saja, bakatnya dalam olahraga akuatik ini tak bisa ditutupi. Sang pelatih akhirnya melihat dirinya bisa jadi atlet sehingga porsi latihan pun ditambah.

Ibrahim Faqih saat berlatih renang di Klub Milenium Aquatic.
“Saya berlatih di sana kurang lebih 7-8 tahun. Setelah itu baru pindah ke Millennium Aquatic saat pandemi sekitar 2021,” ungkap anak kedua dari tiga bersaudara itu.
“Keputusan pindah selain karena tempat yang lama terkena efek pandemi juga karena Millennium adalah klub yang bagus dan banyak prestasinya,” kata dia.
Benar saja, semenjak memutuskan bergabung dengan Millennium Aquatic, Faqih merasakan peningkatan yang cukup signifikan. Pasalnya, di sana memiliki level kompetitif yang cukup tinggi dan dilatih oleh tim pelatih yang dibawahi langsung oleh eks Olimpian dan pelatih kepala timnas renang Indonesia, Albert C Sutanto.
“Banyak peningkatan yang saya rasakan, mulai dari teknik yang merupakan pondasi renang, cara menjaga tubuh, dan juga pola makan,” tutur pemuda 16 tahun.
Kendati demikian, Faqih juga melakukan pengorbanan yang terbilang berat. Dia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Depok ke Senayan untuk berlatih renang.
Belum lagi, Millennium memiliki jadwal latihan yang sangat pagi. Dimulai pukul 04.30 – 06.30 WIB. Baru setelahnya dia pergi ke sekolah di SMAN 79 Jakarta.
“Awalnya pasti berat. Saya harus berangkat ke kolam sekitar pukul 4 pagi. Apalagi dulu kami belum punya mobil, jadi terkadang berangkat naik taksi lalu pulangnya naik kereta. Sekarang alhamdulillah sudah punya mobil,” ujar Faqih.
Beruntung, perjuangan Faqih tak sia-sia. Namanya mulai diperhitungkan setelah bergabung dengan Millennium.
Selain terpilih menjadi atlet pelatda DKI Jakarta sejak 2021, dia juga mulai menunjukkan prestasi di sejumlah event nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah medali emas SEA Age Group 2022, medali emas Popnas 2023, dan medali emas Japan Open 2023.
“Senang sih di renang bisa dapat banyak pengalaman, teman baru juga, jadi kenal banyak orang, bisa dapat gaji juga karena sudah masuk pelatda jadi bisa bantu orang tua,” ucap Faqih.

Ibrahim Faqih saat berlatih renang di Klub Milenium Aquatic.
Perenang yang Suka Sains
Meski Faqih sudah menjalani karier sebagai atlet sejak lama, namun dia masih belum melupakan cita-cita kecilnya yang ingin menjadi seorang ilmuwan. Ya, sedari kecil, Faqih sudah menyukai ilmu yang berkaitan dengan alam.
Namun, dengan dirinya kini beralih sudah fokus ke renang, cita-cita itu perlahan bergeser menjadi seorang Olimpian. Namun, dia tetap mempelajari tentang ilmu alam di sela-sela waktu kosongnya.
“Cita-cita saya pas SD mau jadi seorang ilmuwan soalnya saya suka sama pelajaran IPA. Namun, sekarang sudah mau jadi atlet saja, jadi Olimpian,” tutur Faqih.
“Sebenarnya sampai sekarang masih tetap suka sama sains karena saya suka geografi, geologi, sama sejarah. Makanya kalau bisa saya mau kuliah di jurusan teknik geologi,” ujarnya sembari tertawa.