Indonesia Bertekad Cetak Sejarah di Olimpiade Los Angeles 2028, Target Raih Lebih dari 2 Emas

Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, bersama Wamenpora Taufik Hidayat, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Komite Eksekutif Jadi Rajagukguk, dan Ketua Umum Pordasi Aryo Djojohadikusumo pada Rapat Anggota Tahunan 2025. (Foto/Ludus.id/Pratama Yudha)

LUDUS – Indonesia bertekad menorehkan sejarah di ajang Olimpiade Los Angeles 2028 dengan menargetkan meraih lebih dari dua medali emas. Sepanjang keikutsertaannya di ajang Olimpiade, pencapaian terbaik Indonesia adalah menyabet dua medali emas, yakni pada 1992 dan 2024.

Pada edisi 1992, medali emas diraih oleh Alan Budikusuma dan Susy Susanti dari cabang olahraga bulu tangkis. Sementara, di 2024, medali emas dipersembahkan oleh Veddriq Leonardo (panjat tebing) dan Rizki Juniansyah (angkat besi).

Prestasi tersebut akan coba dipecahkan Indonesia pada Olimpiade LA 2028. Semangat ini diusung oleh Komite Olahraga Indonesia (KOI/NOC Indonesia) dalam Rapat Anggota 2025 yang bertemakan Together for Excellence yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (22/4/25).

Baca juga: 73 Tahun NOC Indonesia, Teruskan Perjuangan Jadi Tuan Rumah Olimpiade

NOC Indonesia berharap bisa berkolaborasi dengan semua pihak agar menggapai prestasi Indonesia yang lebih tinggi di masa depan. Harapan itu ditunjukkan lewat prosesi simbolik berupa peletakan tiga medali emas Olimpiade dalam pembukaan Rapat Anggota Tahunan, milik oleh Greysia Polii, Veddriq Leonardo, dan Rizki Juniansyah.

Ketiga medali yang diletakkan dalam seremonial pembukaan rapat tahunan tersebut juga melambangkan tiga nilai luhur Olimpiade: Friendship, Excellence, dan Respect. Di samping sebagai representasi dari tujuan utama Indonesia untuk meraih lebih banyak medali emas di Olimpiade berikutnya.

NOC Indonesia mengadakan Rapat Anggota Tahunan 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (22/4/25).(Foto/NOC Indonesia)

“Itu menandakan mudah-mudahan menjadi cita-cita kita yang terealisasi nanti di Olimpiade LA 2028. Bahwa Indonesia bisa mendapatkan lebih dari dua emas,” kata Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, kepada awak media.

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora), Taufik Hidayat, mengatakan bahwa Rapat Anggota NOC Indonesia merupakan momentum yang tepat untuk menyelaraskan visi olahraga Indonesia dalam meningkatkan prestasi dan sinergi dari berbagai pihak.

Baca juga: Veddriq Leonardo, Peraih Emas Pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024 yang Pernah Berlatih di Bawah Kabut Asap

“Kemenpora terus mendorong kerja sama yang solid dengan semua pemangku kepentingan. Kami percaya dengan kebersamaan dan semangat gotong royong prestasi olahraga Indonesia akan terus meningkat,” ucap Taufik.

Sepanjang tahun ini, Indonesia akan menghadapi tiga ajang multievent internasional, yakni Asian Youth Games di Manama, Bahrain, 22-31 Oktober 2025; Islamic Solidarity Games di Riyadh, Arab Saudi, 7-21 November 2025; serta SEA Games Thailand, 7-19 Desember 2025.

NOC Indonesia Berhentikan Pengurus Pertina

Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, bersama Wamenpora Taufik Hidayat, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Komite Eksekutif Jadi Rajagukguk, dan Ketua Umum Pordasi Aryo Djojohadikusumo pada Rapat Anggota Tahunan 2025. (Foto/Ludus.id/Pratama Yudha)

Rapat Anggota Tahunan NOC Indonesia ini juga mengambil beberapa keputusan. Salah satunya memberhentikan Pengurus Pusat Persatuan Tinju Indonesia (PP Pertina) dari keanggotaan.

Keputusan pemberhentian PP Pertina sebenarnya sudah diambil melalui kesepakatan dalam Rapat Komite Eksekutif NOC Indonesia yang digelar secara online pada Senin (7/4/2025). Kemudian diinformasikan secara resmi dan mendapatkan persetujuan dari anggota pada agenda Rapat Anggota Tahunan ini.

NOC Indonesia terpaksa mengambil langkah ini sebagai bentuk tindak lanjut dari surat yang dilayangkan International Olympic Committee (IOC) tertanggal 30 September 2024. Surat itu berisi perintah kepada seluruh NOC untuk tidak memasukkan National Federation tinju yang berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) sebagai anggotanya.

“Pemberhentian anggota NOC Indonesia diambil melalui pengambilan keputusan tertinggi yakni di rapat komite eksekutif. Berdasarkan surat IOC, NOC Indonesia sudah tidak bisa menerima keanggotaan PP Pertina yang saat ini masih berafiliasi dengan IBA,” ucap Oktohari.

Baca juga: Akhir Penantian 20 Tahun Balap Sepeda ke Olimpiade

“Selama IOC tidak mengakui IBA, dan selama PP Pertina masih terafiliasi dengan IBA, mereka tidak bisa menjadi anggota NOC Indonesia. Sejak Juni 2023, IBA tidak lagi diakui sebagai IOC dan sudah inkrah melalui keputusan di Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS),” tegasnya.

Dengan keputusan ini, PP Pertina secara langsung tidak bisa lagi mengirimkan atlet untuk bertanding di ajang internasional. Untuk sementara, semua hal yang berkaitan dengan tinju akan ditangani oleh NOC Indonesia berkoordinasi dengan Kemenpora, mulai dari pemilihan hingga keberangkatan atlet.

“Kami akan duduk dengan para stakeholder untuk mencari solusi agar para petinju kita tetap bisa bertanding di ajang multievent dunia,” tutur Oktohari.

Di sisi lain, Rapat Anggota NOC Indonesia 2025 juga menerima keanggotaan Asosiasi American Football Indonesia (AAFI). Langkah ini diambil lantaran Flag Football yang merupakan disiplin dari American Football akan menjadi cabang olahraga baru di Olimpiade Los Angeles 2028.

“Kami akan duduk dengan para stakeholder untuk mencari solusi agar para petinju kita tetap bisa bertanding di ajang multievent dunia.” Raja Sapta Oktohari, Ketua NOC Indonesia.

“Dengan diterimanya AAFI sebagai anggota, kami ingin memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam kancah olahraga global. Termasuk disiplin baru seperti Flag Football yang menjadi bagian dari program Olimpiade,” ujar Okto.

Melalui keanggotaan ini, AAFI memiliki landasan kuat untuk menyusun roadmap pembinaan atlet, mengembangkan kompetisi nasional. Kemudian menjalin kolaborasi dengan federasi internasional seperti IFAF (International Federation of American Football), guna mempersiapkan tim nasional menuju Olimpiade LA 2028.

Laporan: Pratama Yudha


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.