Olimpiade Paris 2024 akan dihelat pada pertengahan tahun ini atau tepatnya pada 26 Juli – 11 Agustus 2024. Seluruh negara tengah berjuang untuk meloloskan atletnya ke pesta olahraga terbesar di dunia tersebut, tak terkecuali Indonesia.
Ya, sebagai salah satu negara terbesar di dunia, Indonesia tentu ingin berpartisipasi dalam Olimpiade yang memang menjadi tujuan utama dari seluruh atlet di dunia. Apalagi, Indonesia terkenal dengan kepiawaiannya di sejumlah olahraga, seperti bulutangkis, angkat besi, dan panahan.
Ketiga cabang olahraga tersebut cukup rutin menyumbangkan medali untuk Indonesia. Terutama bulutangkis yang selalu menjadi tumpuan utama kontingen Merah Putih merebut medali emas Olimpiade.
Bisa dibilang, raihan emas Indonesia di Olimpiade sejauh ini hanya dipersembahkan dari satu cabor saja, yakni bulutangkis. Sisanya, baru mampu membawa pulang perak dan perunggu. Rinciannya 8 emas, 14 perak, dan 15 perunggu dengan total 37 medali dari sejak pertama kali ikut serta di Olimpiade.
Sedikit informasi, Indonesia melakoni debutnya di Olimpiade pada edisi 1952 yang diselenggarakan di Helsinki, Finlandia. Namun, kontingen Merah Putih harus menunggu selama 36 tahun baru bisa pecah telur dalam perolehan medali.
Medali pertama Indonesia dipersembahkan cabor panahan lewat nomor beregu putri yang diperkuat Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani. Ketiganya sukses membawa pulang medali perak dari Olimpiade 1988 yang dihelat di Seoul, Korea Selatan.
Empat tahun berselang, Indonesia akhirnya bisa meraih medali emas pertamanya melalui cabor bulutangkis yang memang baru dipertandingkan secara resmi di Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol. Susy Susanti dan Alan Budikusuma menjadi atlet yang menuliskan namanya dalam sejarah olahraga Indonesia usai menjadi peraih medali emas pertama dan kedua bagi Merah Putih.
Sejak saat itu, bulutangkis selalu mampu mempersembahkan medali emas bagi Indonesia kecuali pada edisi 2012. Terakhir, ada pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang mampu merebut podium tertinggi di Olimpiade Tokyo 2020.
Tentu, Indonesia tak ingin terus-menerus hanya mengandalkan bulutangkis sebagai lumbung medali emas. Maka itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) terus mendorong para cabor untuk bisa meloloskan atlet-atletnya ke pentas olahraga paling bergengsi sejagat raya itu.
Utamanya, para cabor yang tergabung dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), beberapa di antaranya adalah badminton, angkat besi, panjat tebing, panahan, atletik, dan renang.
Tak hanya sekadar mendorong, Kemenpora pun memberikan bantuan secara materiil atau finansial kepada 14 cabor jelang Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah PB PABSI (angkat besi) Rp8,8 miliar, PB ISSI (balap sepeda) Rp7,9 miliar, PB PERSANI (senam) Rp2,9 miliar, PP PERPANI (panahan) Rp11,9 miliar, PP PBVSI (bola voli) Rp5,7 miliar, PB TI (taekwondo) RP1,4 miliar.
Selain itu ada PP PBSI (bulutangkis) Rp8,6 miliar, PB PSOI (selancar) Rp1,7 miliar, PB PJSI (judo) Rp4,1 miliar, PB PASI (atletik) Rp3,6 miliar, PB Akuatik Indonesia (renang) Rp4,8 miliar, PB PODSI (dayung) Rp13,9 miliar, dan PB PERBAKIN (menembak) Rp5,9 miliar. Sementara, FPTI (panjat tebing) meminta pengelolaan dana dilakukan langsung oleh Kemenpora.
Bantuan dana ini diberikan Kemenpora setelah melakukan Penandatanganan kerja sama dengan induk cabang olahraga yang dilakukan di Kantor Kemenpora (26/2/2024). Kegiatan ini juga disaksikan langsung oleh Ketua NOC Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, CdM Olimpiade Paris 2024 Anindya Bakrie, dan Wakil Sekjen I KONI Pusat Ahmad Saefudin.
Dilihat dari jumlah yang diberikan yang mencapai lebih dari Rp80 miliar, pemerintah terlihat sangat serius menatap Olimpiade Paris 2024. Bantuan dana ini diberikan Kemenpora sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional lewat keikutsertaan atlet Tanah Air di Olimpiade.
Jadi, cabor-cabor tersebut bisa menggunakan uang yang diberikan untuk menjalani kualifikasi Olimpiade yang bertujuan menambah kuota atletnya ataupun melakukan pemusatan latihan agar bisa mencapai peak performance pada Olimpiade Paris 2024. Berharap, semakin banyak atlet yang lolos, semakin besar pula peluang membawa pulang medali emas.
“Kami Kemenpora sangat senang dan mengapresiasi acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan International Olympic Committee (IOCO) dalam rangka pemberian bantuan pemerintah untuk pemusatan latihan nasional kualifikasi Olimpiade 2024 Paris. Acara ini merupakan salah satu bukti nyata dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan prestasi olahraga di tanah air,” kata Menpora Dito.
“Ruang lingkup bantuan pemerintah ini sangatlah penting, yang meliputi pengembangan bakat calon atlet berprestasi, seleksi calon atlet berprestasi dan calon pelatih, pelatihan performa tinggi bagi atlet berprestasi, serta bantuan berupa penghasilan dan fasilitas bagi pelatih asing yang terlibat dalam program peningkatan prestasi olahraga,” tambah dia.
Pada kesempatan yang sama, CdM Olimpiade Paris 2024, Anindya Novyan Bakrie, berharap jika Olimpiade Paris 2024 bisa meraih prestasi yang lebih baik dari edisi sebelumnya.
“Memang di 2024 ini merupakan Olimpiade pertama setelah covid-19 dan juga kebetulan setelah pesta demokrasi. Ini menjadi momen yang baik untuk bersama-sama kita fokus pada Merah Putih dan juga keberhasilan untuk mengumpulkan medali sebanyak mungkin. Dan saya akan bekerja sama dengan seluruh pihak untuk memastikan para atlet kita semakin banyak ikut kualifikasi, dan juga sama-sama semangat, Insya Allah menghasilkan medali lebih banyak lagi,” tutur Anindya.
Sudah Loloskan 7 Atlet ke Olimpiade Paris 2024
Olimpiade Paris 2024 memang baru akan dimulai pada Juli mendatang. Hingga saat ini, sesi kualifikasi masih dijalani sejumlah cabor untuk meloloskan para atletnya.
Sejumlah atlet Indonesia pun tak ketinggalan untuk menjalani kualifikasi yang tersedia. Beberapa cabor seperti bulutangkis, angkat besi, panjat tebing, dan dayung masih berupaya menjaga kansnya untuk berlaga di Paris.
Kendati demikian, Indonesia bukannya belum meloloskan atlet sama sekali. Setidaknya, sudah ada tujuh yang mendapatkan tiket untuk terbang ke kota tempat Menara Eiffel berdiri itu.
Mereka adalah Arif Dwi Pangestu dan Diananda Choirunisa (panahan), Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono (panjat tebing), Rifda Irfanaluthfi (senam), Fathur Gustafian (menembak), dan Rio Waida (selancar).
Untuk nama terakhir, dia baru saja memastikan kelolosannya ke Olimpiade Paris 2024 usai tampil di ISA World Surfing Games 2024 di Arecibo, Puerto Rico, Sabtu (3/3/2024). Rio memastikan slot ke Paris setelah menyelesaikan babak repechage 10 di urutan kedua dengan raihan 10,93 poin.
“Ini sangat luar biasa dan sangat indah. Itu alasan kenapa saya datang ke kejuaraan ini. Terakhir kali saya lolos kualifikasi untuk Tokyo, rasanya luar biasa dan sekarang saya ingin melakukannya lagi,” kata Rio dikutip situs resmi Olimpiade.
“Saya akan terus berjuang untuk negara saya, selalu,” ucap Rio kepada ISASURF (Federasi Surfing Dunia).
Tentu, Indonesia masih berpeluang menambah jumlah atletnya mengingat sejumlah cabor masih berjuang di kualifikasi, seperti bulutangkis yang berpeluang meloloskan setidaknya 8 wakil dari lima nomor. Sejauh ini, yang sudah berada di ambang batas aman hanya dua tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Pun, dengan angkat besi yang masih berjuang mendapatkan tiket dari ajang Kejuaraan Dunia di Thailand, April mendatang. Rahmat Erwin Abdullah dan Eko Yuli Irawan jadi dua atlet yang dijagokan untuk melenggang ke Paris.