Indonesia Juara Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Tim Indonesia di Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024, Indonesia jadi juara dengan raihan delapan emas, 10 perak, dan 29 perunggu.

Gelaran Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024 yang dilaksanakan di Indoor Stadium Sport Center, Tangerang, Banten, telah rampung digelar, Sabtu (19/10). Indonesia tampil apik dengan berhasil keluar sebagai juara dari event yang masuk kategori G2 ini.

Indonesia finis di peringkat pertama dengan koleksi total 47 medali yang terdiri dari delapan medali emas, 10 perak, dan 29 perunggu selama lima hari pertandingan yang dimulai sejak Selasa (15/10). Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI), Richard Tampubolon, mengatakan hasil ini melampaui target.

Sebab, turnamen dengan grade G2 ini memiliki persaingan yang sangat ketat lantaran terhitung sebagai perhitungan poin Olimpiade, dalam hal ini adalah Olimpiade Los Angeles 2028. Maka, terdapat tiga olimpian yang turut ambil bagian dari turnamen ini, yaitu Munira Abdusalomova (Tajikistan), Samirkhan Ababakirov (Kazakhstan), dan Ana da Costa da Silva Pinto Belo (Timor Leste). Mereka termasuk ke dalam 450 atlet dari 21 negara yang ikut serta di kejuaraan ini.

Kendati demikian, hal tersebut tak membuat wakil tuan rumah gentar. Mereka justru semakin bersemangat untuk mempersembahkan yang terbaik.

Terbukti, tujuh dari delapan medali emas yang dimiliki Indonesia diraih atlet pelatnas. Tiga berasal dari nomor kyorugi putri yang didapatkan oleh Winda Dwi Putri (-49 kg), Megawati Tamesti Maheswari (-57 kg), dan Dinda Putri Lestari (-67 kg).

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Taekwondoin nasional, Wawan Saputra, berhasil meraih medali emas di Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024 nomor poomsae kelas individual putra freestyle.

Sementara, empat medali emas lainnya disabet dari nomor poomsae, yakni Rachmania Gunawan Putri (individu putri repechage), Wawan Saputra (individu putra freestyle), Erviko Andrea-Jingga Joelanda-Maheswari Enesia (beregu putri), dan Muhammad Alfi Kusuma-Muhammad Rizal-Muhammad Syarif Hidayatullah (beregu putra).

Sedangkan, satu emas lainnya hadir dari wakil nonpelatnas asal Sumatera Utara, yakni Mohammad Raihan Fadhila yang tampil di kyorugi putra kelas -80 kg.

“Saya berterima kasih kepada seluruh kontingen Indonesia. Di luar ekspektasi kami, mereka bisa mengeluarkan penampilan terbaik sehingga pada kejuaraan ini, Indonesia bisa dapat delapan emas, 10 perak, dan 29 perunggu,” kata Richard kepada Ludus.id.

“Ini tentu pencapaian yang luar biasa bagi kami, dan ini semakin membuat kami optimistis untuk terus berlatih keras untuk mencapai prestasi lainnya di event-event internasional, baik single event maupun multievent yang akan diselenggarakan seperti SEA Games, Asian Games, Olimpiade, dan kejuaraan lainnya. Memang, harapan kami bisa tercapai, yakni sukses dalam penyelenggaraan dan sukses secara prestasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Richard menyebutkan jika hasil dari kejuaraan ini akan menjadi bahan bagi tim pelatih untuk melakukan promosi dan degradasi bagi atlet pelatnas. Hal ini harus terus dilakukan guna mendapatkan atlet terbaik untuk mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan internasional.

Apalagi, PB TI berencana melakukan program pemusatan latihan jangka panjang. Keputusan yang tak biasa ini diambil oleh PB TI sebagai upaya menelurkan taekwondoin yang berprestasi guna mewujudkan road map lolos ke Olimpiade Los Angeles 2028.

Sebagai informasi, sejak pertama kali dipertandingkan sebagai olahraga resmi di Olimpiade pada edisi 2000, Indonesia baru dua kali mengirim taekwondoin ke ajang olahraga tertinggi sedunia itu, yaitu pada Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Athena 2004. Setelah itu, belum ada lagi taekwondoin Indonesia yang bisa lolos ke Olimpiade.

“Kami sudah berkomunikasi dengan Kemenpora dan akan didukung oleh mereka. Ke depan, kami akan memilih beberapa atlet terbaik untuk melakukan TC (pemusatan latihan) jangka panjang yang akan kami kirim ke negara-negara yang kompeten untuk melatih atlet-atlet kami yang disiapkan untuk SEA Games, Asian Games, sampai dengan khususnya road map menuju Olimpiade Los Angeles 2028,” ujar Richard.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Ketum PB TI Richard Tampubolon (paling kiri) memberikan penghargaan di podium juara Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024, Sabtu (19/10).

Menyoal lokasi dan jumlah atlet yang akan dikirimkan, Richard masih akan berkomunikasi dengan berbagai pihak. Namun, salah satu negara tujuannya adalah Korea Selatan sebagai tempat kelahiran taekwondo.

TC bisa ke Korea Selatan atau negara-negara lainnya, tergantung atlet yang akan kami latih di kelas mana dan relevannya di negara mana. Nanti, kami akan berkonsultasi dengan Asian Taekwondo Union termasuk pelatih-pelatih untuk memilih tempat terbaik untuk melakukan TC sepanjang tahun,” tutur dia.

Evaluasi kyorugi dan poomsae 

Meski Indonesia tampil menawan di sepanjang kejuaraan, tetap ada beberapa hal yang menjadi evaluasi dari masing-masing tim, baik kyorugi maupun poomsae. Salah satunya berkaitan dengan faktor fisik.

Walau para atlet pelatnas mampu mengumpulkan tiga medali emas dari nomor kyorugi, seluruhnya berasal dari kelas putri. Sementara, taekwondoin putra gagal membawa pulang medali emas.

Justru, medali emas putra hadir dari atlet nonpelatnas. Menyikapi kondisi tersebut, manajer tim kyorugi, Andri Halim, mengungkapkan beberapa atlet mengalami kondisi fisik yang sedikit menurun lantaran sempat libur usai tanding di PON Aceh-Sumatera Utara 2024 lalu.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Manajer tim kyorugi Indonesia, Andri Halim.

Kekurangan ini, dikatakan Andri, bakal cepat-cepat dievaluasi. Mengingat, bulan depan mereka rencananya akan tanding di Bosnia Open 2024 yang berlevel G1.

“Mungkin karena habis PON, mereka sempat pulang untuk istirahat, baru dipanggil lagi ke pelatnas. Jadi, ada yang performanya sedikit turun. Jadi, dari kami akan dinaikkan lagi kemampuan fisiknya, padahal kemampuan tarungnya luar biasa tapi tak ditunjang dengan fisik yang oke,” ucap Andri.

Menanggapi soal kekurangan fisik, atlet peraih emas kyorugi putri di kelas -57 kg, Megawati Tamesti Maheswari, sangat yakin masalah itu bisa diatasi tim kyorugi. Dia juga percaya diri tim pelatnas kyorugi bisa semakin berkembang di bawah asuhan pelatih asal Korea Selatan, Jang Chang-ha.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Taekwondoin nasional, Megawati Tamesti Maheswari, berhasil meraih medali emas di Kasad 6th Asian Taekwondo Open Championships 2024 di nomor kyorugi putri kelas -57 kg.

Beberapa hal yang diharapkan Megawati bisa ditingkatkan lagi adalah jangka waktu pelatnas yang lebih panjang dan memperbanyak kesempatan untuk tanding di luar negeri demi membuka jalan menembus Olimpiade LA 2028.

“Kalau pelatih-pelatih yang ada di pelatnas sekarang sangat luar biasa, pengurus juga support 100 persen. Harapan saya, ke depannya semoga bisa mendapatkan kesempatan tanding lebih banyak di luar negeri,” ujar Megawati.

Di sisi lain, manajer tim poomsae, Laras Fitriana Sumarna, menyatakan rasa syukurnya bisa menjadi yang terbaik di nomor poomsae. Namun, dia tak menampik jika masih ada beberapa kekurangan yang terlihat selama pertandingan.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Manajer tim poomsae Indonesia, Laras Fitriana Sumarna.

Bagi Laras, hal itu justru membuat dia tetap membumi karena masih banyak kejuaraan yang harus dilalui di masa mendatang. Terdekat, ada event berkategori G8 yang akan diikuti oleh tim Indonesia bertajuk Hong Kong 2024 World Taekwondo Poomsae Championships.

Alhamdulillah tim poomsae yang dari pelatnas sampai hari terakhir dapat empat emas, dua perak, dan dua perunggu. Kami bersyukur karena ini kejuaraan berlevel G2 sehingga kami bisa mendapatkan poin cukup banyak, tapi tentu kami tak bisa berpuas karena ke depan masih ada kejuaraan yang lebih besar dan kami harus berproses untuk lebih baik lagi,” ujar Laras.

“Setelah ini, kami akan langsung mempersiapkan diri untuk menuju ke kejuaraan dunia poomsae di Hong Kong yang masuk kategori G8,” ungkapnya.

Kendati demikian, Laras menyebut tim poomsae belum menentukan jumlah atlet yang akan diberangkatkan ke Hong Kong.

“Kami akan evaluasi lagi setelah kejuaraan ini, baru akan kami tentukan berapa atlet yang akan kami turunkan di sana,” ucap Laras.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.