Dian Sastrowardoyo baru saja mendulang sukses dalam film serial “Gadis Kretek” di Netflix. Pemilik nama asli Diandra Paramitha Sastrowardoyo ini, walaupun di tahun 2023 ini Dian sudah memasuki usia kepala empat, tapi dirinya terlihat tetap awet muda. Kecantikannya tetap saja menawan dan bersahaja.
Selain sukses di bidang film, iklan dan pemotretan, Dian juga menginspirasi publik dengan aktivitas pribadinya yang dipublikasikan di akun pribadinya di Instagram. Dosen di Universitas Indonesia itu memamerkan aktivitas dan hobi olahraganya melalui media sosial.
Dian menjalani olahraga sebagai kebutuhan sehari-hari dalam hidupnya. Tak tanggung-tanggung, semua dilakoninya dengan serius. Bukan sekedarnya, atau sekedar mengisi waktu luang. Semua aktivitas olahraga yang digelutinya itu sudah menjadi gaya hidup. Dian sadar betul bahwa semua aktivitasnya itu memberikan manfaat buat kesehatan fisik dan terutama menurutnya dengan berolahraga, ia dapat memelihara dan mengelola mentalitas dalam kehidupan pribadinya.
“Olahraga membuat hormon endorfin atau hormon kebahagiaan dalam darah meningkat. Dengan berolahraga setiap saat rasa atau perasaan euforia selalu terbawa. Sebaliknya perasaan depresi pun tergerus dengan munculnya semangat baru. Kondisi inilah, tarutama rasa bahagia yang tumbuh dalam semangat berolahraga yang menyebabkan tubuh selalu sehat, jarang sakit dan aura kecantikan selalu terjaga dengan baik,” ujar Dian.
Beragam aktvitas olahraga ia geluti dengan serius. Walau tidak menjadi atlet professional, Dian menyadari, gerakan-gerakan yang benar dalam berolahraga akan menghasilkan output yang baik. Tidak harus jadi atlet untuk menjadi yang terbaik dalam menggeluti hobi yang menjadi kebutuhan sehari-hari dalam hidup.
Saat ini yang selalu aktif dilakukan dan menjadi kebisaan rutin Dian Sastro berolahraga adalah lari, yoga, renang, berkuda dan tenis. Beragam aktivitas olahraga itu ia jalani secara rutin dengan jadwal yang ketat.
Bahkan Dian berujar bahwa sejatinya, berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan, jika ditekuni dengan baik akan berdampak positif mempengaruhi perspektif dirinya dalam menjalani dan memaknai kehidupan. Sebagai seorang yang pernah menempuh studi ilmu filsafat, Dian paham betul bahwa artikulasi aktivitas fisiknya dalam berolahraga itu, akan mempengaruhi orang lain menilai dirinya.
Sederhananya, orang akan melihat penampilan dan menilai kita dengan apa yang kita respons selama ini. Dan itu semua bisa dibuktikan dengan memahami filosofi berolahraga. Soal kecantikan yang dinilai orang lain terhadap kita, hanyalah bonus dari hasil jerih payah dan usaha kita merawat tubuh dengan berolahraga itu. Menurut Dian, intinya pola hidup sehat yakni kebiasaan berolahraga yang didukung dengan pola makan dan gaya hidup.
Misalnya saja soal lari, Dian menyebut bahwa berlari dengan puluhan kilometer itu bukan saja soal kesanggupan fisik yang perlu latihan intens dan terus-menerus. Namun, lebih dari itu, bagaimana kita sebenarnya berlatih mengelola kecepatan, mengatur ritme gerakan dan pada puncaknya yang paling besar adalah mengalahkan diri kita sendiri dalam menghadapi tekanan atas kesanggupan kita dalam membayangkan jauhnya jarak puluhan kilometer untuk tujuan yang akan dicapai, yakni mencapai garis finish.
Begitu pula misalnya, dengan olahraga lain, berkuda misalnya, Dian menyebut bahwa “mengendarai kuda seperti menunggangi ketidakpastian hidup. Untuk dapat duduk dengan benar, kita harus mengikuti arus atau mengikuti gerakan kuda yang kita tunggani,” ujar Dian Sastrowardoyo, yg mulai Desember nanti kembali aktif mengajar sebagai dosen tetap mata kuliah pengantar perfilman di Universitas Indonesia itu.
Keseriusan Dian dalam melaksanakan hobinya itu ia tunjukkan dengan secara rutin melakukan ragam aktivitasnya. Contohnya saja lari. Ia rutin setiap pagi berlari, baik disekitar rumahnya, ataupun di tempat-tempat yang menjadi lokasi guna melakukan kegiatan tersebut bersama komunitasnya.
Bahkan untuk urusan lari, Dia sengaja mengikuti berbagai lomba lari marathon, baik yang diselengggarakan di tanah air, hingga mengikuti event marathon tersebut di luar negeri.
“Olahraga yang kita lakukan dengan berbagai gerakannya itu akan membuat otot tubuh kita bekerja dan mengharuskan tubuh kita membakar kalori. Aktivitas olahraga itulah yang telah terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan, baik secara fisik maupun mental,” kata Dian.
Manfaat lari itu, antara lain :
1. Menjaga dan menurunkan berat badan, karena dengan berlari akan menurunkan kolesterol darah, mengurangi rasa lapar dan memperbaiki metabolisme tubuh.
2. Terhindar dari penyakit kardiovaskular, dan memelihara kesehatan jantung, paru-paru dan organ tubuh lainnya. Hal ini dibuktikan oleh seorang asisten profesor bidang kinesiologi di Iowa University, Amerika Serikat bernama Duck-Chul Lee. Penelitiannya menunjukkan bahwa mereka yang gemar berolahraga lari cenderung lebih kecil risikonya terkena penyakit kardiovaskular.
3. Meningkatkan fungsi organ tubuh. Berlari secara rutin akan menguatkan jantung, menambah jumlah kapiler serta sel-sel darah merah dalam tubuh. Jantung yang terlatih akan memompa jumlah darah yang lebih besar per siklus. Saat aliran darah meningkat, konsumsi oksigen juga akan meningkat. Membiasakan diri berlari dengan rutin akan memberikan efek positif pada tulang dan sendi-sendi dalam tubuh.
4. Meningkatkan kualitas otak. Kebiasaan berlari otak akan menghasilkan solusi kreatif untuk masalah-masalah yang sedang kita hadapi. Ini bisa terjadi karena adanya asupan oksigen yang membantu sistem saraf pusat, termasuk otak, berfungsi lebih aktif.
5. Memelihara dan membangkitkan semangat, dan motivasi untuk berinteraksi dengan sesama dan karena eforia dan suasana hati yang positif tersebut, dampak positifnya adalah berlari dapat meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi kecemasan dan depresi sehingga berdampak pada timbulnya motivasi dan semangat kerja baru
Intinya apapun aktivitas olahraga, pada umumnya ia sangat membantu aspek mentalitas dan kesehatan. Begitu pula dengan olahraga renang, tenis, yoga dan berkuda yang Dian jalani. Dian merasa dengan beragam aktivitas olahraganya itu, dirinya jadi nggak sering sakit, tidak cepat capek. Dian melakoninya hampir setiap hari, minimal 5 kali dalam seminggu, dan tidak terlalu lama yang penting rutin, katanya.
Untuk olahraga berkuda, menurutnya sangat bagus untuk meningkatkan kekuatan inti tubuh, menstabilkan dan menguatkan inti tubuh meliputi perut, pinggul, dan punggung bawah yang bermanfaat untuk mencegah cedera, meningkatkan kinerja olahraga, mengurangi nyeri punggung bawah dan memberikan postur tubuh yang lebih baik.
Olahraga berkuda juga membantu memperbaiki postur tubuh dan meningkatkan keseimbangan serta koordinasi. Memiliki otot perut dan punggung bawah yang kuat juga penting untuk mempertahankan posisi berdiri dan duduk yang baik.
Berkuda adalah latihan yang bagus untuk memperbaiki postur tubuh karena otot inti yang menjadi targetnya. Selain itu, berinteraksi dengan kuda juga memiliki manfaat terapeutik. Hal ini menyebabkan munculnya pengobatan Equine-Assisted Therapy (EAT). Manfaat kegiatan ini untuk kesehatan mental yang dapat membantu mengobati mereka yang mengidap gangguan mental. Contohnya attention deficit disorder (ADD), kecemasan, autisme, depresi, demensia, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
“Kita semua tahu kalau mau sehat itu perlu effort, disiplin dan konsistensi. Dan semua itu pasti lumayan berat tantangannya,” kata Dian Sastrowardoyo.