Italia yang Terasingkan Sepulang dari Jerman

Kredit foto: UEFA
Skuad timnas Italia meratapi kekalahan dari Swiss di Olympiastadion, Berlin, Sabtu (29/6).

Timnas Italia akhirnya pulang ke kampung halaman setelah menjadi pecundang di Jerman. Suasana hening menemani penerbangan Gli Azzurri usai gagal total di Euro 2024. Jauh dari label pahlawan, para pemain Italia diperlakukan bak orang asing. Kini, yang tersisa di kepala sang pelatih, Luciano Spalletti hanyalah penyesalan.

Seolah tidak ada masyarakat yang mengenali Alessandro Bastoni dan kolega setiba di Bandara Malpensa, Milan, Minggu (30/6) waktu setempat. Skuad Italia transit di Milan sebelum melanjutkan penerbangan ke Roma.

Para pemain Inter Milan di skuad Italia pulang lebih dulu, yang lain melanjutkan perjalanan ke ibu kota. Nyaris tidak ada masyarakat yang sudi menyapa para pemain. Berdasarkan pantauan Football Italia, hanya terdapat sejumlah anak kecil yang berswafoto dengan beberapa pemain.

Kecuali para wartawan, mereka tetap tidak ingin kembali ke kantor tanpa membawa bahan pemberitaan. Manajer timnas Italia, Gianluigi Buffon pun menyempatkan diri memecah keheningan bersama awak media.

“Kami tidak dapat lepas landas seperti yang kami inginkan dan harapkan. Sekarang kami mengincar kualifikasi Piala Dunia (2026), persyaratan minimum mutlak bagi Italia. Kita perlu mengambil langkah-langkah yang meyakinkan dibandingkan beberapa tahun terakhir,” ucap eks penjaga gawang legendaris tersebut.

Kredit foto: ansa.it
Skuad timnas Italia tiba di Bandara Leonardo Da Vinci-Fiumicino, Roma.

Sementara itu, raut muka Spalletti masih diselimuti aura penyesalan. Sehari sebelum perjalanan pulang Italia ke kampung halaman, Spalletti mengucapkan betapa menyesal dirinya lantaran gagal meramu taktik yang tepat untuk tim asuhannya.

 

Kasus Judi dan Prahara Rumah Tangga Timnas Italia 

Pada konferensi pers bersama Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, Spalletti mengakui bahwa banyak pihak mengeluhkan intensitas latihannya yang terlalu keras. Dalam hal ini, terdapat indikasi kuat bahwa pihak yang dimaksud adalah anak-anak asuhnya sendiri.

“Saya diberitahu bahwa saya terlalu meningkatkan intensitas latihan, saya menceritakan dongeng untuk memotivasi para pemain, tapi itulah hidup saya. Anda selalu membutuhkan contoh untuk diikuti, jika tidak, tidak ada jalan untuk diikuti,” tutur Spalletti dilansir Football Italia.

Surat kabar Italia, La Repubblica adalah media yang pertama kali mengabarkan retaknya hubungan para pemain dengan Spalletti. Skuad Gli Azzurri disebut tidak betah dengan persiapan berupa program latihan Spalletti jelang Euro 2024.

Kredit foto: La Republicca
Presiden FIGC, Gabriele Gravina mengumumkan Luciano Spalletti akan tetap mengasuh Italia hingga Piala Dunia 2026.

Tak sampai di situ, pemilihan pemain Spalletti untuk skuad Euro 2024 dikabarkan menimbulkan keretakan di ruang ganti. Belum adanya sosok pemimpin seperti Giorgio Chiellini atau Leonardo Bonucci turut memperparah situasi ruang ganti Italia.

Penyebab keretakan ruang ganti tersebut tak lain dan tak bukan adalah dipanggilnya Nicolo Fagioli yang terlibat judi ilegal. Fagioli kabarnya adalah pihak yang menyeret Sandro Tonali ke kasus judi. Dilansir Goal International, pihak Fagioli mengklaim bahwa Tonali-lah yang mengenalkan sang pemain pada permainan haram tersebut.

Jelang laga Kualifikasi Euro 2024 menghadapi Inggris pada Oktober 2023 silam, Tonali bersama rekannya, Nicolo Zaniolo dicoret dari skuad Italia karena kasus judi tersebut. Kedua pemain itu tak pernah kembali ke skuad, namun Fagioli justru dipanggil Spalletti untuk Euro 2024.

Keputusan Spalletti memanggil Fagioli pun dikecam. Terlebih lagi, gelandang Juventus itu hanya tampil sebanyak dua kali di musim 2023-2024. Fagioli tidak merumput dalam waktu yang cukup lama saat pengadilan terkait kasus judi tengah bergulir. Namun, justru Spalletti memasang Fagoli sebagai starter di laga babak 16 besar nan krusial kontra Swiss, Sabtu (29/6) lalu.

Buffon selaku manajer tim mengklarifikasi perihal pemanggilan Fagioli ke skuad. Buffon mengatakan pemain berusia 23 tahun itu memiliki karakteristik yang tidak dimiliki pemain lain. Namun, tak disebutkan secara gamblang karakter macam apa yang dimaksud.

“Saya pikir Spalletti sudah sangat jelas. Dia melihat dalam diri Fagioli, karakteristik yang tidak dimiliki pemain lain. Dia bisa menjadi senjata tambahan untuk skuad. Selebihnya, saya tidak mengerti mengapa orang-orang ingin menghukum pemuda yang membayar kesalahannya,” tutur Buffon.

“Bergunjing dan berpikiran buruk tentang orang lain adalah suatu kebiasaan yang seharusanya kini sudah ditinggalkan orang Italia,” tutupnya.

Tak hanya dikritik lantaran memanggil Fagioli, Spalletti juga dihujat lantaran tidak memanggil pemain berkualitas lain seperti Marco Verratti, Manuel Locatelli, Lorenzo Insigne hingga Federico Bernardeschi. Padahal pengalaman para pemain tersebut amat dibutuhkan timnas Italia.

Kembali ke laga krusial menghadapi Swiss, Spalletti justru memasang Stephan El-Shaarawy sejak menit awal ketimbang menurunkan Mattia Zaccagni yang impresif di fase grup.

Padahal selama musim 2023-2024, El-Shaarawy hanya tampil sebanyak tiga kali bersama AS Roma. Maka kekalahan 0-2 dari Swiss di babak 16 besar pun menjadi buah pahit dari blunder eks pelatih Napoli tersebut.

Kompleksitas Taktik 

Masih menurut laporan La Repubblica, para pemain tidak kerasan dengan taktik yang diterapkan Spalletti. Mayoritas pemain merasa taktik yang disuguhkan Spalletti terlalu rumit. Namun jika membedah lebih dalam taktik yang diperagakan, sebetulnya kegagalan Italiia bukan sepenuhnya salah Spalletti.

Tak diketahui aspek sebelah mana yang dianggap terlalu rumit oleh punggawa Italia. Spalletti sejatinya membawa ide yang cukup menarik pada Euro 2024.

Spalletti menerapkan pakem 4-3-3. Namun ketika fase build-up, pola mereka berubah menjadi 3-2-5. Federico Dimarco naik overlap untuk menjaga kelebaran.

Kredit foto: tangkapan layar Vision Plus
Penampakan pola 3-2-5 Italia dalam fase pembangunan serangan di laga kontra Albania.

Fase awal pembangunan serangan dimulai dari tiga bek yang digawangi Giovanni Di Lorenzo, Alessandro Bastoni dan Riccardo Calafiori. Penumpukan pemain di lini depan membuat opsi umpan Italia dalam mengalirkan bola begitu terbuka.

Permainan Italia terlihat menjanjikan. Bahkan Spanyol yang menjadi tim favorit saja kesulitan, hingga hanya mampu menang 1-0 lewat gol bunuh diri Calafiori. Proses gol Italia ke gawang Kroasia pada laga terakhir babak grup juga cukup memanjakan mata.

Skema 3-2-5 Italia membuahkan gol penyama kedudukan yang dramatis. Dibantu Davide Frattesi, Calafiori naik mendistribusikan bola kepada Mattia Zaccagni. Winger Lazio itu pun mengirim Kroasia pulang pada menit akhir perpanjangan waktu.

Namun, sayang seribu sayang, para pemain nampak tidak menikmati skema yang ditawarkan Spalletti. Permainan impresif Italia hanya ditunjukkan pada momen-momen tertentu. Sisanya, para pemain terlihat selalu kebingungan dengan bola. Permainan menjanjikan Italia tidak konsisten keluar selama 90 menit.

Khususnya di laga 16 besar kontra Swiss, Italia terus menerus ditekan. Bahkan mereka baru bisa melepaskan tembakan tepat sasaran pada menit ke-72. Dampak kehilangan sosok Calafiori di laga ini begitu terasa.

Ditambah, Spalletti tidak menurunkan Dimarco yang tampil apik di fase grup. Praktis lini belakang Italia pun leluasa diobrak-abrik Granit Xhaka dan kolega.

Move On ke Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kembali ke pernyataan Buffon, tim kepelatihan Italia kini fokus menyongsong peluang ke Piala Dunia 2026. Ya, panggung tertinggi dunia tersebut belum pernah dirasakan Italia sejak edisi 2014.

Italia absen dalam dua edisi Piala Dunia terakhir. Untuk menuntaskan misi tersebut, FIGC memilih untuk tetap menaruh kepercayaan penuh pada Spalletti.

“Tidak ada yang kami sembunyikan, tapi kami harus terus mengambil tanggung jawab. Ada pembicaraan panjang dengan pelatih kemarin dan saya pikir tidak terpikirkan untuk menyelesaikan masalah dengan meninggalkan proyek multi-tahun setelah delapan hingga sembilan bulan,” kata Gravina pada konferensi pers di Jerman yang digelar Minggu (30/6).

“Inti dari proyek kami adalah seorang pelatih yang telah berada di sini selama sembilan hingga 10 bulan, yang tidak selalu memiliki semua pemain yang tersedia. Kepercayaan kami harus bekerja karena sudah ada tantangan baru dalam waktu 60 hari,” tandasnya.

Kini, Spalletti bersiap membayar kesalahannya di Euro 2024, dengan meloloskan Italia ke Piala Dunia 2026. Adapun Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa akan digelar pada 21 Maret 2025 hingga 31 Maret 2026. Terdekat, Italia akan menghadapi Prancis di ajang UEFA Nations League 2024-2025 pada 7 September 2024 mendatang.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.