Jadi Manajer Timnas, Karier Rony Gunawan Cemerlang di Lapangan dan Manajerial

 

Credit foto : akun@rogun32
Vice President of Basketball Operations Satria Muda Rony Gunawan berfoto bersama trofi dan maskot Piala DUnia Basket FIBA 2023.

Nama Rony Gunawan memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Satria Muda Jakarta. Jasa sosok yang akrab disapa Rogun atau Aconk ini terhadap kesuksesan tim milik Erick Thohir tersebut memang sangat besar.

Pria asal Samarinda, Kalimantan Timur ini memang sudah menjadi ikon Satria Muda. Betapa tidak, sejak kedatangannya, klub kebangaan SM Fanatics ini mampu mendominasi basket Tanah Air.

Sebelumnya, Aspac Jakarta adalah Top of Mind di Indonesian Basketball League. Sejak era KOBATAMA, hingga awal IBL, tim yang kini sudah bubar itu memang sangat mendominasi. Sejak KOBATAMA 2000 hingga IBL 2005, hanya sekali mereka gagal meraih gelar, yakni pada IBL 2004 di mana saat itu Satria Muda yang keluar sebagai juara.

Pada 2006, Satria Muda mendatangkan Rony Gunawan dari CLS Knights Surabaya.Sebenarnya, Satria Muda sudah menawarinya bergabung pada 2004. Namun, pada akhirnya ia baru hijrah dari Surabaya ke Jakarta dua tahun kemudian.

Kala itu, Rony Gunawan memang sedang menjadi buah bibir. Penampilan gemilangnya bersama CLS mampu membawa klub tersebut masuk jajaran big four basket Indonesia. Ia sangat kuat di paint area, serta shooting-nya dari wilayah midrange sangat berbahaya.

Rekrutan Satria Muda saat itu memang tepat. Tujuh gelar juara diberikan Aconk. Bahkan, bersama Rony Gunawan, Satria Muda merengkuh titel enam kali berturut-turut, yaitu pada IBL 2006, 2007, 2008, 2009, NBL Indonesia 2010-2011, 2011-2012.

Gagal juara NBL Indonesia 2012-2013 dan 2013-2014, Rony Gunawan kemudian turut membawa Satria Muda bangkit lagi. NBL 2014-2015 ia persembahkan buat Satria Muda.

Rony Gunawan akhirnya pensiun pada 2016 setelah dirinya membawa Satria Muda menjadi juara Pre-season Tournament IBL 2017. Namun, Aconk tidak meninggalkan tim yang juga membesarkannya. Ia kemudian masuk ke jajaran manajemen sebagai Vice President of Basketball Operations.

Salah satu tanggung jawabnya dalam peran barunya ini adalah melakukan negosiasi kontrak terhadap pemain lama maupun pebasket baru yang akan direkrut. Saat masuk ke jajaran manajemen Satria Muda, persaingan di IBL semakin keras sehingga rekrutan jitu sangat dibutuhkan untuk memperkuat tim.

Terbukti, pemain-pemain yang turut ia usahakan untuk datang, mulai dari Laurentius Steven Oei, Antoni Erga, hingga Widyanta Putra Teja mampu berkontribusi untuk tim. Total, selama ia ada di manajemen, Satria Muda sukses juara IBL tiga kali, yaitu 2017-2018, 2021, dan 2022.

Satria Muda yang sebelumnya dikenal sebagai tim pengumpul bigman berkelas agak berubah. Sisi backourt atau guard bertambah kuat saat Rony Gunawan menjabat sebagai Vice President of Basketball Operations. Terbukti pada IBL 2023 mereka punya tiga point guard berkelas: Hardianus Lakudu, Widyanta Putra Teja, dan Antoni Erga.

Credit foto : akun@rogun32
Vice President of Basketball Operations Satria Muda Rony Gunawan memberikan arahan kepada para pemain Satria Muda.

Yang terbaru, Rony Gunawan juga mampu mendaratkan Abraham Damar Grahita. Pemain ini dulunya adalah ikon dari musuh bebuyutan Satria Muda, Aspac Jakarta. Situasi yang kurang baik bersama klubnya, Prawira Bandung, sukses “dimanfaatkan” manajemen Satria Muda untuk mendaratkannya ke BritAma Arena, Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta.

Ternyata, Abraham merupakan “persembahan” terakhir Rony Gunawan untuk Satria Muda. Mulai Kamis (4/1/23), ia meninggalkan Kelapa Gading untuk bergabung dengan Timnas Basket Indonesia. PP Perbasi resmi menunjuk Aconk sebagai Manajer Timnas Indonesia menggantikan Jeremy Santoso.

Netralitas di Timnas Basket Indonesia menjadi alasan PP Perbasi mengganti manajer. Jeremy Santoso sendiri saat ini menjabat sebagai Presiden Klub RANS Simba Bogor.

“Netralitas dibutuhkan dalam membangun kesolidan tim mengingat Timnas merupakan milik seluruh rakyat Indonesia. Suasana ini diharapkan bisa menguatkan kondusifitas tim untuk mencetak sejarah baru basket Indonesia ke depannya,” ujar Sekjen PP Perbasi, Nirmala Dewi.

Keputusan Berat

Praktis, Rony Gunawan sudah berada di Satria Muda selama 17 tahun. Selama 10 tahun menjadi pemain dan tujuh tahun sisanya ia habiskan di kursi manajemen tim. Tentu ini bukan waktu yang sebentar jadi wajar jika ini cukup berat bagi Aconk.

Karena PP Perbasi menginginkan netralitas, tentunya Rony Gunawan wajib angkat kaki dari Satria Muda. Ini adalah keputusan yang sangat besar baginya. Namun, pada akhirnya, ia harus memilih.

“Tentu berpisah dengan Satria Muda merupakan keputusan besar dan tidak mudah bagi saya pribadi. Namun, saya rasa ini adalah langkah tepat mengingat kepercayaan besar yang diberikan PP Perbasi kepada saya,” ucap Aconk.

Di satu sisi, penunjukan Rony Gunawan seolah membuktikan kalau dirinya sukses saat berada di jajaran manajemen sebuah klub. Jika tidak, tentu saja PP Perbasi tidak akan melimpahkan amanat seprestisius ini kepadanya.

Saat masih bermain, Rony Gunawan juga membela Timnas Basket Indonesia.  Penampilan terakhirnya bersama Timnas Indonesia terjadi pada SEA Games 2015 Singapura di mana Merah-Putih sukses merengkuh medali perak.

“Kalau dulu saya membela Timnas sebagai atlet, sekarang di posisi sebagai manajemen. Jadi, ini tentu merupakan hal baru, tetapi saya akan terus belajar tentu saja,” Aconk mengungkapkan.

Credit foto : akun@rogun32
Vice President of Basketball Operations Satria Muda Rony Gunawan (kanan) berfoto bersama rekannya.

Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025

Sepanjang 2024 memang tidak ada multievent yang diikuti Timnas Basket Indonesia. Namun, bukan berarti tugas Rony Gunawan di tahun ini enteng. Ada agenda besar yang diikuti tim asuhan Milos Pejic, yaitu Window I dan Window II Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025.

Pada ajang ini, Indonesia tergabung di Grup A bersama Thailand, Australia, dan Korea Selatan. Di Window I yang dilangsungkan pada 22 dan 25 Februari 2024, Andakara Prastawa dan kawan-kawan bertandang ke Thailand dan menjamu Australia.

Sedangkan, pada Window II, 21 dan 24 November, Indonesia terbang ke markas Korea Selatan dan menjadi tuan rumah menghadapi Thailand. Window III baru digelar pada Februari tahun depan.

Secara realistis, Indonesia akan sulit mengalahkan Australia dan Korea Selatan. Apalagi sudah dipastikan tak diperkuat Marques Bolden dan Derick Michael. Keduanya bermain di NBA dan NCAA yang timnya otomatis mustahil melepas pemainnya ke agenda internasional. Baik NBA dan NCAA tidak berada dalam jurisdiksi FIBA.

Untuk itu, menyapu bersih pertandingan melawan Thailand adalah hal yang paling mungkin. Dengan selalu menundukkan Thailand, otomatis Indonesia bakal berada di peringkat tiga Grup A. Ini cukup membuat Indonesia lolos ke Final Kualifikasi untuk kemudian memperebutkan empat tiket sisa bersama para penghuni posisi tiga grup lainnya.

Adapun, untuk dua tim teratas setiap grup dipastikan lolos ke FIBA Asia Cup 2025 tanpa melewati Final Kualifikasi. FIBA Asia Cup 2025 diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi.

“Semoga di posisi baru ini saya bisa memberikan sumbangsih dan membantu timnas basket menjadi lebih baik lagi,” tutur Rony Gunawan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.