
Jannik Sinner sedang memamerkan trofi Australian Open 2024 yang baru didapatnya baru-baru ini.
Jannik Sinner menjadi sensasi baru di dunia tenis karena menjadi petenis Gen Z dan Italiano pertama yang berhasil menjuarai turnamen Grand Slam Australia Open. Petenis berusia 22 tahun itu mengalahkan salah satu dari The Big Three, yaitu Novak Djokovic, dan petenis Next Gen, Daniil Medvedev untuk menjadi juara.
Jannik Sinner menjadi juara baru usai mengalahkan Daniil Medvedev melalui laga sengut di Rod Laver Arena, Melbourne, Minggu 28 Januari 2024. Sinner menjadi juara baru kejuaraan tenis bergengsi itu.
Sinner menjadi juara setelah menuntaskan final yang sengit selama tiga set. Sempat kalah di dua set awal 3-6 dan 3-6, Sinner bisa bangkit dengan kemenangan 6-4 pada set ketiga dan dua set selanjutnya milik petensi asal Italia itu.
Melawan Medvedev, Sinner melakukan perubahan taktik yang menjadikannya sebagai kunci menjuarai Australian Open kali ini. Petenis berusia 22 tahun itu mampu mempertahanjan momentum dan konsistensi hingga pada akhirnya mampu menang di dua set terakhir 6-4 dan 6-3.
Awalnya Sinner dibuat keteteran pada dua set pertama dan mampu bangkit dalam waktu tiga jam dan 44 menit. Kekalahan itu menjadi pukulan telak bagi Medvedev yang kalah dua kalinya di Australia Open. Sebelumnya Medvedev kalah dari Rafael Nadal pada 2022.
Medvedev sebelumnya juga punya catatan menang-kalah 6-3 atas Sinner, namun ia kalah dari Sinner dalam tiga pertandingan terakhir.
Petenis asal Rusia itu memainkan tiga pertandingan dengan lima set yang cukup melelahkan di Australia Open 2024. Medvedev bahkan harus menghabiskan enam jam pertandingan lebih lama dibandingkan Sinner.
Meski demikian, Medvedev mampu menggnggu Sinner yang biasanya bermain tenang. Sementara Sinner hanya kehilangan satu set sepanjang turnamen dan membuatnya cukup difavoritkan bisa meraih Grand Slam pertamanya.

Jannik Sinner dalam pertandingan Australian Open 2024, beberapa waktu lalu.
Sinner mengalami masalah pada dua set awal. Ia sempat berada dalam ritme Medvedev meski beberapa kali sempat bangkit, namun Sinner tak kuasa mendapatkan set satu dan kedua.
Memasuki set ketiga berjalan sangat ketat dan berjalan hingga 10 gim yang sangat menentukan. Sinner berhasil memanfaatkan celah dengan menciptakan peluan akhirnya menutup set ketiga dengan kemenangan.
Set keempat menjadi momentum Sinner di lapangan. Stamina Medvedev menurun dan pada awal set keempat, ia berjuang keras menahan cedera kakinya. Sinner pun berhasil mendapatkan set keempat dan memaksa Medvedev memainkan set kelimanya.
Pertandingan mulai memanas pada set kelima. Pada gim keenam, Medvedev melakukan pukulan backhand ke net untuk memberi Sinner tiga break point. Sebuah pukulan forehand menyilang memberikan break krusial bagi Sinner, dan ia kemudian meraih poin untuk memenangi Grand Slam pertamanya.
Usai pertandingan, Sinner merasa bangga bisa menjalani pertandingan final yang ketat melawan Medvedev. Ia pun berhasil memanfaatkan celah untuk bisa memenangkan pertandingan.
“Saya sangat bangga. Ini adalah pertandingan yang sangat ketat. Dia (Medvedev) memulai dengan baik, dia membuat saya bergerak ke seluruh sudut lapangan. Saya tidak bisa menjalankan game plan tetapi pada gim ketiga saya melihat ada peluang kecil yang akhirnya saya gunakan,” kata Sinner dilansir dari situs ATPTour.
“Pertandingan pun berubah dan saya sangat senang dengan perubahan yang saya lakukan. Banyak sekali emosi yang saya rasakan sekarang. Saya harus duduk dan mencernanya, tetapi ini adalah perasaan yang luar biasa,” lanjut Sinner.

Jannik Sinner usai mengalahkan Novak Djokovic pada laga semifinal Australian Open, beberapa waktu lalu.
Serba Pertama bagi Sinner
Kemenangan Sinner ini menjadi sebuah catatan tersendiri dalam sejarah Australian Open. Ini merupakan gelar Grand Slam pertama bagi Sinner yang masih berusia 22 tahun itu.
Sinner juga menjadi orang pertama yang menjuarai Australian Open. Sebelumnya ada petensi Italia, Adriano Panatta, yang pernah menjuarai Grand Slam yakni French Open Roland Garros tahun 1976.
Tidak sampai di situ, Sinner juga mampu mengalahkan langganan sekaligus unggulan pertama, Novak Djokovic, pada babak semifinal. Sinner mampu memutus dominasi Djokovic di Australian Open yang sudah sembilan kali juara. Hal ini yang membuat Sinner cukup percaya diri meraih gelar juara di Negeri Kanguru ini.
Sedangkan bagi Medvedev, kekalahan ini cukup menyakitkan karena sebelumnya ia juga kalah dalam final Australian Open 2022. Saat itu ia kalah dari Rafael Nadal meski sempat unggul dua set awal.
Lahir Bukan dari Keluarga Tenis
Jannik Sinner lahir di San Candido, Italia, pada 16 Agustus 2001. Menariknya, Sinner bukan lahir dari keluarga tenis ataupun atlit karena ayahnya seorang chef dan ibunya merupakan pelayan restoran.
Meski begitu, Sinner sudah memulai bermain tenis sejak usia tiga tahun. Namun, tenis bukan olahraga satu-satunya yang digelutu Sinner karena ia sempat menekuni ski.
Sempat berpotensi berkarier di ski, Sinner baru memutuskan fokus bermain tenis pada usia 13 tahun. Ia memulai latihan di Piatti Tennis Center, Bordighera, yang jauh dari kota kelahirannya.
Fokus di tenis, Sinner memulai karier juniornya dengan tampil di ajang ITF Junior Circuit pada 2016. Namun, setahun berselang Sinner langsung beralih ke turnamen tenis profesional walau selama selama bermain di level juniornya tak pernah meraih juara dan nihil partisipasi di ajang Grand Slam junior.
Kendati demikian, karier di profesionalnya mulai menjanjikan. Pada 2019, Sinner mampu memenangkan gelar ATP Challenger pertama di Bergamo, Italia, saat usianya masih 17 tahun.

Jannik Sinner saat membela Italia pada ajang Piala Davis 2023, beberapa waktu lalu.
Sinner menjadi petenis termuda yang mencapai final turnamen challenger dan atlit Italia termuda yang memenangkan gelar tersebut.
Kariernya terus meningkat setelah 2020 Sinner mampu mencapai babak perempatfinal turnamen Grand Slam French Open Roland Garros. Setahun berselang, Sinner masuk final turnamen ATP Tour Masters 1000 Miami Open.
Pada 2022, Sinner tiga kali melangkah ke perempatfinal turnamen Grand Slam yang berbeda, yakni Australian Open, Wimbledon, dan US Open. Baru pada 2023, Sinner meraih gelar juara ATP Tour Masters 1000 pertamanya di Canadian Open.
Tren positif itu berlanjut dengan kembali naik podium sebagai yang pertama di Australian Open 2024. Dengan berbagai prestasi yang diraih, Sinner kini menempati peringkat keempat dunia di belakang Djokovic, Carlos Alcaraz, Medvedev.
Kerja keras Sinner terbayar tuntas dengan meraih gelar Grand Slam pertamanya. Ia sangat mengidolakan Roger Federer dan Novak Djokovic serta menjadikan keduanya sebagai role model di dunia tenis yang kini ia rasakan hasilnya.