Jika kita mendengar nama Jayakarta pasti akan tertuju kepada klub sepak bola berprestasi dan legendaris di Jakarta pada era 1970an. Namun, selain klub sepak bola, adapula klub taekwondo dengan nama Jayakarta Cub yang juga sama-sama memiliki prestasi.
Jayakarta Club Taekwondo sejatinya berdiri pada 1982 yang dipimpin oleh Sabuem Yoppy Jan Rainuni. Ia merupakan dewan guru di klub tersebut dan memiliki beberapa murid.
Akan tetapi, Jayakarta generasi pertama tak berjalan dengan baik. Mereka kekurangan murid dan tidak berkembang secara baik. Akhirnya Sabeum Yoppy meminta kepada Siswanur, salah satu muridnya, untuk bisa meneruskan nama Jayakarta.
Siswanur ketika diminta meneruskan Jayakarta sudah memiliki klub bernama Vetkonk. Ada wasiat master Yoppy kepada Siswanur perihal nama Jayakarta, yang mana ia ingin nama Jayakarta tetap ada dan dikelola oleh Siswanur. Selain murid Yoppy, Siswanur juga merupakan murid pertama dari master Simon Kaihena, master Moritz Dominggus, master William. Master Simon Kaihena merupakan salah sesepuh taekwondo di Indonesia.
“Sebelum meninggal, Sabeum Jopie meminta saya agar menghidupkan kembali Jayakarta dan tetap ada. Klub saya Vetkong, akhirnya berganti nama menjadi Jayakarta, sesuai dengan permintaan beliau,” ujar Siswanur kepada Ludus.id saat ditemui pada kejuaraan Taekwondo Kids Championship 2024, di Mall Teras Kota, Tangerang Selatan, Minggu 25 Februari 2024. Akhirnya Jayakarta Club kembali ‘hidup’ pada 2004 dan siap untuk mengikuti turnamen-turnamen taekwondo tingkat nasional.
Menghidupkan kembali nama Jayakarta Club menjadi tantangan tersendiri bagi Siswanur. Ia mengurus kembali adminstrasi klub ke Pengkot PB TI Jakarta Pusat dan terdaftar di Pengprov PB TI DKI Jakarta.
Namun, Siswanur sempat meninggalkan Jayakarta Club untuk pekerjaan utamanya, yakni berlayar. Ia menitipkan klub untuk dikelola kepada asistennya dan baru kembali dipegang Siswanur pada tahun 2016.
Punya Prestasi Mentereng
Jayakarta Club berlatih di lapangan bawah rel kereta api Stasiun Sawah Besar, Jakarta Pusat. Meski begitu, Jayakarta Club sebenarnya memiliki lapangan di lapangan parkir Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Akan tetapi, lapangan tersebut kerap dijadikan lahan parkir kecamatan sehingga latihan mereka cukup tertanggu. Jadilah, Jayakarta Club berlatih di lapangan bawah rel kereta api.
“Walau di bawah rel, alhamdulilah kita latihannya menggunakan matras. Tempatnya memang di bawah rel, tetapi bagus dan layak untuk berlatih taekwondo. Alhamdulilah, meski latihannya di bawah rel, tetapi prestasinya di atas rel,” jelas Siswanur sembari tertawa kecil.
Beragam prestasi hadir ke Jayakarta Club, seperti di Moks Open Taekwondo National Championship, lalu pada 2018 mereka juga pernah meraih kejuaraan yang diselenggarakan oleh kampus Prasetya Mulya dan juga di Indonesia Inter Student Taekwondo Championship (IISTC) 2024 di Tangerang.
“Di IISTC itu kita dapat pemain terbaik di SD prestasi dan juara di SMP prestasi, tetapi sayang kita belum menjadi juara umum. Kalau di Liga Taekwondo DKI Jakarta, kita belum ada prestasi karena masih banyak juga pemulanya,” tutur Siswanur yang juga pemilik Jayakarta Club itu.
Tak mengherankan jika Jayakarta di tangan Siswanur mulai menggeliat dengan banyaknya prestasi yang diraih. Ia mulai mendidik anak asuhnya dari 4-5 tahun, sehingga anak didik Jayakarta sudah ada yang mendapatkan ban hitam saat usianya masih delapan tahun.
Ia juga kerap menurunkan atlet muda di beberapa turnamen level nasional pemula agar mendapatkan pengalaman bertanding di turnamen. Siswanur melihat sang atlet mengaplikasikan hasil latihannya sebelum benar-benar masuk ke prestasi.
Terbaru, Jayakarta Club meraih peringkat kedua umum dalam turnamen Taekwondo Kids Championship 2024 yang dilangsungkan di kawasan Tangerang Selatan. Mereka juga mengamankan juara Kyorugi Tag Team yang tergolong baru di Indonesia, untuk kategori putra dan putri.
Selain itu, Jayakarta Club juga mendapatkan gelar atlet terbaik putra dan putri SD poomsae prestasi atas nama Aqilla Ayyatul Husna dan Satria Wicksana Putra Pandawa di Taekwondo Kids Championship 2024.
Jayakarta Club juga memiliki atlet yang masuk dalam Pembinaan Olahraga Prestasi Berkelanjutan (POPB) binaan Dispora DKI Jakarta, yakni Baiq Mutiara dan Nadine Narima.
Sedangkan, event terdekat, Jayakarta Club sedang bersiap mengikuti Pekan Olahraga Kota (Porkot) Jakarta Pusat. Ajang Taekwondo Kids Championship 2024 ini juga dijadikan sebagai ajang persiapan menuju kejuaraan taekwondo se-Jakarta Pusat itu.
Ingin Cetak Wasit dan Pelatih
Selain mencetak atlet, Jayakarta juga ingin mencetak wasit dan pelatih. Memang tujuan utamanya adalah mencetak atlet berprestasi, tetapi Siswanur tak menapik bahwa klub juga ingin mencetak banyak wasit dan juga pelatih berkualitas di level taekwondo nasional.
Saat ini Jayakarta Club sudah memiliki DKI dan penguji Nasional, serta asisten pelatih yang juga memiliki sertifikat untuk coaching clinic. Siswanur ingin para atletnya juga memiliki tujuan di taekwondo. Tidak hanya sekadar atlet berprestasi saja, tetapi klub juga memikirkan masa depan atlet di taekwondo.
“Jadi atlet tidak hanya sekadar latihan tetapi harus punya apa yang mereka tuju ke depannya. Tidak harus soal prestasi di poomsae atau kyorugi, tetapi Jayakarta juga ingin menciptakan banyak wasit dan pelatih. Kita punya pelatih bersetifikat nasional dan kita mau mengembangkan itu,” jelas Siswanur.
Serangkaian prestasi itu membuat nama Jayakarta Club cukup harum di dunia taekwondo DKI Jakarta dan juga Indonesia. Perjuangan Siswanur mendirikan kembali serta mengembangkan Jayakarta Club hingga saat ini tak terbilang percuma, karena beragam prestasi hadir ke Sawah Besar, Jakarta Pusat, kandang dari Jayakarta.