Juara di Shanghai, Veddriq Leonardo Makin Dekat Wujudkan Mimpi Tampil di Olimpiade

Kredit foto: FPTI
Veddriq Leonardo berfoto bersama usai juarai IFSC Climbing Olympic Qualifier Shanghai.

Kabar menggembirakan hadir dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) pada akhir pekan ini. Salah satu atlet andalan Tanah Air, Veddriq Leonardo, berhasil menjadi juara usai tampil IFSC Climbing Olympic Qualifier Shanghai yang dihelat di Shanghai Urban Park, China, pada 16-19 Mei 2024.

Veddriq yang tampil di nomor men speed, berhasil jadi kampiun setelah mencatatkan waktu 4,83 detik di final. Peringkat kedua diraih wakil China Wu Peng yang menorehkan waktu 4,88 detik.

“Puji Tuhan hari ini semua berjalan lancar. Tapi, ini belum selesai karena target kita ada di Paris 2024. Dan, masih ada series Budapest akhir Juni nanti. Itu yang akan jadi penentu kita lolos atau tidak. Mohon doa untuk kelancaran di Budapest nanti karena saya bersaing dengan lawan-lawan yang hebat dan merupakan atlet terbaik di dunia,” kata Veddriq usai lomba dalam keterangan pers NOC Indonesia, Sabtu, (18/5).

Sebagai wakil Indonesia, Veddriq tak sendirian. Masih ada Rajiah Sallsabillah yang turun di nomor women speed.

Meski berhasil menapaki partai final, Rajiah belum mampu menuntaskan perlombaan sebagai juara. Dia meraih peringkat kedua dengan catatan waktu 6,75 detik. Gelar juara diraih pemanjat tuan rumah, Yafeu Zhou, dengan torehan waktu 6,54 detik.

Kendati hanya Veddriq yang merebut juara, raihan ini terbilang positif secara keseluruhan. Sebab, kelolosan ke Olimpiade Paris 2024 ditentukan dari akumulasi poin.

Kredit foto: Akun IG @veddriq
Veddriq Leonardo saat beraksi di IFSC Climbing World Cup 2023 di Jakarta.

Gelar juara membuat Veddriq mendapatkan tambahan 50 poin. Sementara, Rajiah meraih 45 poin. Poin-poin tersebut akan diakumulasi dengan hasil di IFSC Climbing Olympic Qualifier Budapest, Hungaria yang baru akan digelar pada 20-23 Juni mendatang.

Bisa dibilang, prestasi di Shanghai membuat panjat tebing Indonesia tinggal selangkah lagi untuk menambah perolehan tiket menuju Olimpiade Paris 2024.

Ini jadi pertama kalinya nomor speed dipertandingkan sendiri di Olimpiade dan diperhitungkan sebagai medali setelah nomor kombinasi (speed, lead, boulder) jadi ekshibisi di Olimpiade Tokyo 2020.

Kini, masih tersisa kuota tiket Paris 2024 untuk lima putra dan lima putri dari panjat tebing. Untuk lolos ke Paris 2024, para atlet hanya butuh posisi lima besar dalam total poin yang diraih di seri Shanghai dan Budapest.

Panjat tebing Indonesia sejatinya sudah meloloskan dua atlet, yakni Rahmad Adi Mulyono dan Desak Made Rita Kusuma Dewi ke Paris. Dengan begitu, Indonesia masih memiliki peluang untuk menambah satu atlet putra dan satu atlet putri.

“Secara makro, semua yang lolos ke babak 16 besar masih punya peluang yang sama untuk lolos ke Paris 2024. Meskipun yang di akhir nanti peluang untuk lolos hanya bisa diwakili satu putra dan satu putri,” ujar Herry Hermawan, Tim Satuan Tugas NOC Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024 sekaligus Wakil Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).

“Kalau nanti ada dua atlet punya total nilai yang sama di dua seri kualifikasi ini, poin tertinggi di Budapest yang akan jadi penentu. Indonesia masih punya peluang meloloskan 2 atlet karena di aturannya, jatah per negara maksimal dua atlet putra dan dua putri. Jadi, kita masih bisa meloloskan 1 putra dan 1 putri lagi dari 2 seri kualifikasi terakhir ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Harimen itu yang mengatakan semua atlet yang tampil di Shanghai akan lanjut ke Budapest. Tim pelatih juga disebut telah menyiapkan strategi khusus untuk menjaga peluang merengkuh tambahan tiket ke Paris 2024.

Di Shanghai, FPTI mengirimkan total sembilan atlet, dengan rincian empat atlet putra  dan tiga atlet putri di nomor speed, serta dua atlet di nomor kombinasi.

“Semua atlet yang di Shanghai akan tetap diberangkatkan ke Budapest dengan harapan yang tampil ini bisa menghadang langkah pemain-pemain besar di kualifikasi, babak 16 besar sampai ke semifinal. Siapa yang paling siap, nanti akan kelihatan di akhir,” katanya.

Di sisi lain, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) sekaligus Ketua Satuan Tugas Olimpiade Paris 2024, Raja Sapta Oktohari, mengapresiasi performa positif yang ditampilkan oleh tim panjat tebing Indonesia. Menurut Okto, hasil ini merupakan buah manis dari sinergitas yang dilakukan berbagai pihak, mulai dari federasi, ofisial, pelatih, hingga atlet.

“Tentunya, kami berharap Paris 2024 nanti menjadi momentum peak performance bagi tim panjat tebing Indonesia, sehingga panjat tebing dapat mencetak sejarah dengan membawa medali emas pertama untuk Indonesia,” ucap Okto.

Semakin dekat wujudkan mimpi

Sebagai salah satu atlet andalan Indonesia, Veddriq diharapkan bisa tampil di pentas olahraga tertinggi sedunia itu. Ia sudah lama bermimpi bisa jadi olimpian. Mimpi itu kini sudah sangat dekat untuk diwujudkan.

“Mimpi terbesar saya mencapai podium di event tertinggi. Saat ini event tertinggi di panjat tebing itu kita punya Olimpiade,” kata pemuda asal Kalimantan Barat itu.

“Jadi di Olimpiade 2024, speed climbing punya nomor tersendiri dan itu (meraih emas) salah satu mimpi terbesar saya,” jelas dia.

Veddriq yang lahir di Pontianak, 11 Maret 1997, mengawali perjalanannya sebagai pemanjat tebing saat masih di bangku SMA. Sosoknya mulai mencuat di persaingan “speed climbing” dunia pada 2018.

Kredit foto: Akun IG @veddriq
Veddriq Leonardo saat beraksi di IFSC Climbing World Cup 2023 di Jakarta.

Setelah terpilih masuk pelatnas, ia mampu meraih perunggu di IFSC Climbing World Cup 2018 Rusia. Setelah itu, ia sukses mempersembahkan medali emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang di nomor men’s speed relay setelah mengalahkan sesama wakil Indonesia.

Keperkasaan Veddriq di panjat tebing terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Ia merajai Kejuaraan Asia 2019 dan World Games 2022.

Sementara di IFSC Climbing World Cup, Iia juga tercatat sebagai pengoleksi enam medali emas sejak berpartisipai 2018. Itu jadi jumlah terbanyak dibanding rekan senegaranya yang lain.

Pemuda berusia 27 tahun itu juga tiga kali keluar sebagai juara umum di IFSC Climbing World Cup nomor speed selama tiga tahun beruntun, yaitu pada 2021-2023.

Selain itu, Veddriq juga beberapa kali memecahkan rekor waktu tercepat selama kariernya di nomor kecepatan. Terakhir kali dia menahbiskan diri sebagai yang tercepat di dunia saat bertanding di IFSC Climbing World Cup Seoul 2023 dengan torehan waktu 4,90 detik.

Namun, catatan waktunya itu kini sudah dipecahkan oleh pemanjat tebing asal Amerika Serikat, Samuel Watson. Rival Veddriq itu kini merupakan “speed climber” tercepat dengan torehan 4,79 detik yang ia buat pada sesi kualifikasi IFSC Climbing World Cup 2024 seri Wujiang, China, April lalu.

Kendati demikian, waktu 4,83 detik milik Veddriq masih menjadi yang terbaik kedua di dunia saat ini. Bukan tidak mungkin, sang pemanjat bisa kembali membukukan rekor waktu tercepat lagi di masa depan mengingat dirinya masih aktif mengikuti berbagai kejuaraan.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.